Memaknai Simbol Dalam Karya Teater

Teater ialah seni pertunjukan yang sarat dengan simbol-simbol. Peristiwa panggung bukanlah insiden yang sebenarnya, melainkan insiden simbolis yang diangkat dari pengalaman kehidupan manusia. Apa yang terjadi di atas pentas semata-mata ialah simbolisasi dari pesan-pesan seniman penggarap teater untuk mengkomunikasikan gagasangasasan atau ide-ide keseniannya. Simbol-simbol dalam teater ialah sarana untuk menghantarkan makna pesan penggarap. Adapun pesan ialah nilai-nilai yang dikomunikasikan kepada publik atau penonton untuk menerima jawaban dan apresiasi.

Di balik sarana simbol ada makna yang ditafsirkan penonton perihal apa yang dimaksudkan oleh seniman. Teknik penyampaian gagasan dalam teater dan juga seni lainnya, tidak secara gamblang dan terang ibarat halnya pidato atau ceramah. Seni selalu mengusung nilainilai secara terselubung dalam balutan simbol hingga menarik untuk dicerna. Keindahan menonton teater, manakala kita bisa menerjemahkan apa yang diungkapkan lewat sarana simbol dan mengasosiasikannya pada pengalaman kita.

A. Jenis Simbol dalam Teater
Seniman teater menafsirkan teks naskah yang kemudian ditransformasikan ke dalam bahasa ungkap teater secara simbolik. Simbol berfungsi menghantarkan makna yang terkandung dalam seperangkat gagasan para seniman. Jenis simbol dalam teater intinya hanya ada tiga, yaitu simbol visual, verbal, dan auditif.
  1. Simbol visual ialah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton. Simbol visual meliputi seluruh wujud bentuk dan warna termasuk badan para pemain. Segala sesuatu yang nampak di atas pentas akan mengirimkan pesan makna kepada penonton. Misalnya, pemain yang memerankan tokoh dongeng tertentu ialah simbol karakteristik tokoh dongeng ciptaan sutradara. Mulai dari gesturnya, gerakannya, kostumnya, ekspresi wajahnya, serta perkakas pendukungnya yang ada di atas pentas. Tata cahaya juga akan memperkuat simbol visual, ibarat terang, redup, merah, jingga, kuning, biru dan sebagainya. Semua gerak laris pemain, bentuk dan warna benda-benda artistik akan menawarkan kesan simbolis pada penontonnya.
  2. Simbol mulut ialah simbol yang diunkapkan dengan kata-kata, baik oleh para pemain, narator, maupun dalang. Kata-kata para pemain baik melalui obrolan maupun monolog, ataupun narasi yang dibacakan narator atau dalang ialah simbol. Makna pesan mulut sangat bergantung pada kata-kata yang diucapkan, cara mengucapkan, nada bicara, serta irama berbicara. Semua ungkapan kata-kata akan mengirimkan pesan makna kepada penonton teater. Simbol melalui kata-kata atau simbol mulut ialah simbol yang relatif gampang dicerna oleh penonton. Oleh sebab sifatnya yang eksklusif menyampaikan sesuatu dan penonton eksklusif memaknai apa yang dimaksud di balik kata-kata itu.
  3. Simbol auditif ialah simbol yang berbunyi atau simbol yang ditimbulkan oleh bunyi.  Setiap suara selalu punya arti dan setiap nada senantiasa punya makna dalam pertunjukan teater. Sebab semua bunyi, semua nada, lirik dan lagu secara sengaja dicipta untuk memperkuat komunikasi makna. Hentakan kaki tokoh dongeng saat sedang marah, atau suara derap langkah ibarat orang berbaris ialah simbolis untuk mengesankan sesuatu. Lagu syahdu dalam adegan romantis ialah juga simbol yang akan memperkuat adegan yang dimaksud.
 Teater ialah seni pertunjukan yang sarat dengan simbol Memaknai Simbol Dalam Karya Teater
B. Fungsi Simbol dalam Komunikasi
Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan perihal kehidupan, perihal norma, perihal kebaikan, keburukan, kejahatan, dan banyak sekali tabiat karakter insan untuk ditampilkan di atas panggung. Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan insan yang merupakan materi bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Fungsi simbol dalam komunikasi antara lain sebagai berikut.
  1. Simbol-simbol yang dipakai dalam pertunjukan teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton. Kualitas komunikasi ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi, proses latihan, dan penjiwaan. Bahasa mulut ialah sarana simbolis dalam proses komunikasi.
  2. Bahasa nonverbal sangat membantu proses komunikasi saat bahasa kata-kata terbatas oleh perbendaharaan dan struktur kalimat yang diucapkan. Mitra komunikasi akan paham perihal apa yang dimaksudkan melalui gerakan anggota badan saat berkomunikasi. Bahkan membisu pun dalam teater ialah komunikasi. Duduk termangu di sudut ruangan tanpa kata-kata ialah komunikasi,
  3. Ketika memaknai bahasa ungkap teater baik visual, verbal, maupun nonverbal, maka sarana simbol itu akan menghantarkan makna budaya. Sehingga sanggup menafsirkan pesan-pesan yang disampaikan melalui bahasa ungkap tersebut.

C. Ragam Teknik Ungkapan Simbolik
Teknik pengungkapan gagasan dalam teater sangat beragam. Media ungkap yang dipakai biasanya multimedia yang mencakup audio dan visual. Bahasa atau kata-kata yang diucapkan dan musik kategori audio, sedangkan bahasa tubuh, warna, dan bentuk termasuk kategori visual. 

Para penggarap teater senantiasa melaksanakan teknik pengungkapan secara efektif mengingat panggung
merupakan ruang yang sangat terbatas, tetapi harus mengesankan banyak sekali hal. Jika panggung harus mengesankan suasana pantai, sebab insiden dongeng terjadi di pantai, mustahil suasana pantai yang bergotong-royong dipindahkan ke atas panggung. Ragam teknik ungkapan simbolik dalam teater antara lain sebagai berikut.
  1. Penggarap teater biasanya hanya menghadirkan benda-benda yang khas dan sanggup mewakili suasana pantai. Jika tidak sanggup menghadirkan benda-benda pantai dengan sesuatu alasan tertentu, sarana simbol sanggup memakai suara deru ombak atau desir pasir tertiup angin bahari menyentuh dedaunan yang berada di sekitar pantai.
  2. Jika cara di atas tidak bisa dilakukan, ada cara instan yang biasa dipakai para penggarap teater, yaitu dengan lukisan atau print out foto pantai pada kanvas besar atau pada layar belakang. 
  3. Untuk memperkuat suasana pantai tersebut biasanya dipertegas oleh media lain, contohnya sistem pencahayaan, warna dan desain kostum para pemain, serta akting para pemain yang seakan-akan ibarat sikap orangorang pantai. Kejelian penggarap dalam menghadirkan benda-benda, warnawarna, bentuk-bentuk, serta bunyi-bunyi dan perilaku-perilaku untuk mengesankan suasana tertentu ialah nilai kreativitas yang sangat tinggi.

D. Ungkapan Simbolik dalam Kreasi Naskah Drama
Seorang pengarang akan menuangkan ide- inspirasi ceritanya melalui kata-kata yang terhimpun dalam sebuah teks naskah drama. Teks naska drama ialah simbol-simbol mulut sebagai sarana mengkomunikasikan gagasan cerita. Ungkapan simbolik dalam naskah drama sanggup dituangkan melalui idiom kata, diksi, serta gaya bahasa.
  1. Gaya bahasa ialah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.  Gaya bahasa sanggup membuat suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa sanggup membuat suasana yang sempurna bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.
  2. Diksi (pemilihan kata, kebahasaan). Kata-kata yang dipakai dalam drama harus dipilih sedemikian rupa sehingga terungkap semua gagasan dan perasaan pengarang serta gampang diterima oleh pembaca, pendengar, atau penonton.
  3. Idiom merupakan campuran kata yang mempunyai makna yang bukan makna dari unsur kata-kata pembentuknya. Artinya ungkapan mempunyai makna gres sesudah dua kata atau lebih menyatu. Idiom sanggup dibuat dari campuran kata yang sanggup dipakai sebagai penggambaran makna yang ingin diungkapkan. 

E. Ungkapan Simbolik dalam Penampilan Teater
Penampilan teater intinya merupakan proses pemanggungan sebuah lakon. Naskah drama yang berisi kata-kata diterjemahkan ke dalam bahasa pentas maka itulah pertunjukan teater. Proses penterjemahan bahasa ungkap yang dipanggungkan ialah transformasi. Beberapa pola ungkapan simbolik dalam penampilan teater antara lain sebagai berikut.
  1. Kata “tidak” dalam teks naskah sanggup memakai bahasa badan dengan cara menggelengkan kepala. Dapat juga kata “tidak” divisualkan dengan gerakan tangan yang seakan-akan menolak atau mungkin sanggup memakai seluruh media ungkap, baik visual maupun mulut serta audio biar betul-betul lengkap.
  2. Kata "ya' dalam naskah drama sanggup memakai bahasa badan dengan anggukan kepala menerangkan persetujuan.
  3. Simbol kemenangan ditunjukan dengan menaikan jari telunjuk dan jari tengah membentuk karakter  V.

Hakikat berguru ialah menafsirkan apa yang dilihat, didengar, dan ditanggapi. Apa yang ditafsirkan ialah makna-makna dibalik sarana simbol yang digunakan. Semakin banyak memahami makna sesuatu dibalik simbol, maka akan semakin cerdas. Segala sesuatu itu ialah simbol termasuk manusia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel