Teknik Pengungkapan Gagasan Dalam Teater

Karya seni berawal dari sebuah konsep berupa gagasan-gagasan atau ide-ide pencipta yang akan dikomunikasikan kepada penonton. Konsep itu kemudian dituangkan ke dalam media ungkap teater maka lahirlah sebuah karya teater. Proses produksi yang diawali dengan konsep sampai terwujudnya sebuah karya teater disebut proses kekaryaan teater. Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keorisinilannya. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi sasaran capaian dalam proses karya cipta seni.

Teater  merupakan  salah  satu  bentuk  kegiatan  manusia  yang  secara  sadar memakai tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan  dalam  suatu  karya  (seni pertunjukan)  yang  ditunjang  dengan unsur  gerak,  suara,  bunyi  dan  rupa  yang  dijalin  dalam  cerita  pergulatan perihal kehidupan manusia.

Keunikan sebuah gagasan seni sanggup dapat tanggapi melalui teknik pengungkapan ide-ide dalam bentuk media ungkap seni. Teater yang senantiasa menyertakan aneka macam media ungkap seni membutuhkan kemampuan teknis para penggarap untuk mengolah dan mengomunikasikannya kepada penonton. Gagasan yang orisinal dan unik harus didukung oleh kemampuan teknis mengomunikasikannya kepada penonton.

Teknik pengungkapan gagasan-gagasan dalam teater banyak tertumpu pada pemain. Pemain ialah unsur pokok dalam teater, sedangkan yang lainnya ialah unsur pendukung untuk memperkuat permainan. Jika unsur pokoknya buruk maka pertunjukan tersebut sanggup dikatakan gagal. 

Bagi pemeran ada tiga hal yang harus dilakukan dalam proses pencarian huruf tokoh yang sesuai dengan lakon, yaitu (1) memahami naskah, (2) observasi, dan (3) latihan. Setelah memahami naskah yang akan digarap, kemudian mengadakan observasi ke suatu daerah yang telah ditentukan. Maksud observasi ialah untuk mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh dongeng yang terdapat dalam naskah. Setelah memahami betul perihal sikap tugas yang diobservasi, kemudian mengadakan latihan. Dalam proses latihan terdiri dari tiga cara berikut.
  1. Olah tubuh, yaitu melatih anggota tubuh semoga mencapai kelenturan, stamina, dan daya reflek tubuh. Hala-hal yang dilatih ialah  kekuatan tubuhagar kalian mempunyai ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat. Selain itu peregangan yaitu pengolahan atau latihan pada penggalan otot-otot tubuh semoga elastis dan mempunyai daya gerak refleks.
  2. Selain olah tubuh juga olah vokal (olah suara). Suara harus terlatih sedemikian rupa semoga bunyi benar-benar sesuai dengan tugas yang dimainkan. Sehingga yang terdengar betul-betul bunyi tokoh dongeng yang ada dalam lakon. Suara juga butuh kelenturan dan butuh keterbiasaan, jikalau tidak maka akan mengakibatkan serak dan tidak akan mencapai tokoh dongeng yang diharapkan. Pada dasarnya seluruh panca indra harus diolah dan dilatih untuk mewujudkan peran-peran yang sesuai dengan impian naskah.
  3. Olah sukma, yaitu melatih daya konsentrasi semoga terbiasa dalam memusatkan pikiran terhadap sesuatu. Dengan penuh konsentrasi maka akan terhindar dari lupa obrolan atau lupa bloking (permainan tempat), serta gestur (sikap badan). Jika terbiasa mengolah sukma untuk konsentrasi, maka akan cepat hafal, cepat paham termasuk mendapatkan pelajaran baru. Sebaliknya jikalau tidak sanggup konsentrasi alasannya ialah tidak terlatih, maka akan sulit untuk mengerti apapun.

Ketiga teknik latihan di atas wajib dilakukan oleh calon-calon pemeran dalam proses latihan teater. Oleh alasannya ialah demikian proses produksi teater harus mengutamakan disiplin yang tinggi serta kemauan yang keras untuk menuju sukses yang besar.
 Karya seni berawal dari sebuah konsep berupa gagasan Teknik Pengungkapan Gagasan dalam Teater
Dalam memerankan tokoh-tokoh dongeng harus dilakukan secara wajar. Tidak berlebihan (over acting) baik obrolan maupun gerak atau aksi. Ada macam-macam gerak yang dilakukan oleh bintang film atau aktris di atas pentas. Gerak-gerak tersebut penting dilakukan oleh para pemain untuk menegaskan akhlak atau huruf yang dibawakannya. Tanpa gerak, akan berkesan statis, namun terlalu banyak gerak juga akan berkesan over. Oleh alasannya ialah itu, gerak-gerak pemain seharusnya masuk akal dan beralasan. Di bawah ini ada macam-macam gerak yang dilakukan pemain dalam pertunjukan drama.
  1. Movement ialah perpindahan daerah pemain dari satu daerah ke daerah lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi sanggup juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dan sebagainya.
  2. Gestures ialah gerakan tubuh dengan angotanya, ke kiri, ke kanan, berputar ke belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya.
  3. Business ialah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini dilakukan secara spontan, tanpa terpikirkan. Misalnya saat mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
  4. Gait ialah gerakan besar contohnya cara berjalan. Gait berbeda dengan bloking alasannya ialah gait diartikan gejala khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
  5. Detail ialah gerakan-gerakan yang lebih kecil, misalnya: kedip mata, menarik nafas, mengernyitkan alis dan sebagainya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel