Memupuk Janji Persatuan Dalam Keberagaman
Wednesday, July 29, 2020
Edit
Indonesia yaitu negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun Indonesia bisa mepersatukan aneka macam keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang, yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit kurun kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggal Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma.
Perumusan semboyan ini intinya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit dikala itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memperlihatkan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain semboyan tersebut, negara kita juga mempunyai alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
- Dasar Negara Pancasila. . Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-cita dan citra tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini. Pancasila melandasi semua kehidupan kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat, oleh lantaran itu fungsi dan kedudukannya yaitu sebagai alat pemersatu bangsa,untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di Indonesia.
- Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 35 disebutkan bahwa Bendera negara Indonesia yaitu Sang Merah Putih. Dalam bendera ini arti berani ditunjukan dengan warna merah, dan suci ditunjukan dengan warna putih.
- Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Berawal dari rumpun Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pergaulan yang lalu diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1945.
- Lambang Negara Burung Garuda. Garuda yaitu burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara. Pasal 36A Undang-Undang Dasar 45 menegaskan bahwa lammbang negara ialah Garuda Pancaila dengan semboyan BhinnekaTunggal Ika.
- Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Undang-Undang Dasar RI 1945 pasal 36B menyebutkan bahwa Lagu kebangsaan ialah lagu Indonesia Raya. Lagu kebangsaan ini pertama kali dinyanyikan di lembaga yang melahirkan sumpah cowok yaitu kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang balasannya menjadikan lagu ini sebagai lagu kebangsaan.
- Lagu-lagu perjuangan. Fungsi lagu-lagu usaha yaitu memotivasi semangat rakyat Indonesia menghadapi tantangan dan kendala untuk mencapai kemerdekaan. Lagu-lagu usaha membangkitkan gelora semangat usaha dalam usaha melepaskan diri dari penindasan dan penjajahan yang bergema di seluruh Indonesia.
Tugas Mandiri
Salah satu pola bencana yang mengakibatkan pecahnya persatuan bangsa Indonesia yaitu kerusuhan Sampit. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak orisinil dan warga migran Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Penyebab konflik yaitu Penduduk Madura yang merupakan 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus tiba dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum gres telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini menyerupai perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Menurut saya, konflik yang terjadi di Sampit tidak seharusnya terjadi. Konflik yang terjadi dengan saudara sebangsa dan senegara harus dihindarkan, apalagi jikalau hingga menelan korban jiwa. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, seharusnya kita sanggup saling menghargai dan menghormati. Saya yakin dan percaya, apabila setiap warga Negara sanggup saling menghargai dan menghormati, tentu tidak akan terjadi perang (khususnya antara Suku Dayak dan Suku Madura).
Persatuan dalam keberagaman mempunyai arti yang sangat penting. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat biar sanggup mewujudkan hal-hal sebagai berikut.
- Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang. Serasi yaitu kesesuaian / kesamaan antar semua unsur pendukung biar menghasilkan keterpaduan yang utuh. Seimbang yaitu jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban. Selaras yaitu suatu kekerabatan baik yang sanggup membuat ketentraman lahir dan batin.
- Pergaulan antarsesama yang lebih akrab. Sebagai bangsa yang beraneka ragam kita harus bergaul dengan sesama dengan cara menjalin persahabatan yang saling menghargai, saling menghormati sehingga tercipta persatuan
- Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah. Perbedaan yang ada dalam masyaraka bukan merupakan sumber permasalahan, keberagaman yang ada semakin membuat kebudayaan yang ada menjdai bermacam-macam dan saling mengisi.
- Pembangunan berjalan lancar. Dengan adanya persatuan dibutuhkan pembangunan berjalan lancar tanpa adanya halangan yang disebabkan oleh renggangnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik. Hal ini disebabkan Indonesia yaitu negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Konflik sanggup menimbulkan perpecahan dan balasannya merugikan seluruh rakyat Indonesia.
Related:
No. | Nama Provinsi | Bahasa Daerah | Rumah Adat | Tarian |
---|---|---|---|---|
1. | Nanggroe Aceh Darussalam | Aceh Gayo | Rumah Krong Bade | Saman, Tari Seudati |
2. | Sumatera Selatan | Palembang | Rumah Limas | Tari Tanggal, Tari Putri Bekhusek |
3. | Sumatera Utara | Batak | Rumah Bolon | Tari Cawan, Tari Serampang Dua Belas |
4. | Sumatera Barat | Minang | Rumah Gadang | Tari Piring, Tari Baralek Gadang |
5. | Riau | Melayu | Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar | Tari Persembahan, Tari Joged Lambak |
6. | Kepulauan Riau | Melayu | Rumah Selaso Jatuh Kembar | Tari Japin, Tari Tandak |
7. | Jambi | Kubu, Kerinci, Melayu, Batin | Rumah Panjang | Tari Sekapur Sirih |
8. | Lampung | Lampung | Nuwou Sesat | Tari Muli, Tari Jangget |
9. | Bangka Belitung | Melayu Bangka | Rumah Limas | Tari Zapin, Tari Puteri Bekhusek |
10. | Bengkulu | Melayu | Rumah Rakyat | Tari Persembahan, Tari Bidadari |
11. | Gorontalo | Atinggola, Gorontalo | Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris | Tari Padduppa |
12. | Banten | Sunda | Rumah Badui | Tari Sekapur Sirih |
13. | D.K.I Jakarta | Betawi | Rumah Kebaya | Tari Ronggeng Blentek |
14. | Jawa Barat | Sunda | Rumah Kasepuhan Cirebon | Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Jaipong |
15. | Jawa Tengah | Jawa | Rumah Joglo | Tari Gambyong, Tari Baambangan Cakil |
16. | D.I.Yogyakarta | Jawa | Rumah Joglo | Tari Golek Alun-Alun, Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya |
18. | Kalimantan Tengah | Melayu, Dayak, Mandarin | Rumah Betang | Tari Giring Giring, Tari Balean Dadas |
19. | Kalimantan Barat | Melayu, Dayak | Istana Kesultanan Pontianak | Tari Gawai Padi, Tari Monong |
20. | Kalimantan Timur | Melayu, Dayak, Kutai, Banjar | Rumah Lamin | Tari Dayak Gaudadas, Tari Gong |
21. | Kalimantan Selatan | Melayu, Dayak, Bugis, Banjar | Rumah Banjar Bubungan Tinggi | Tari Japin Sidam, Tari Baksa Kembang |
22. | Sulawesi Barat | Mandar, Bugis, Toraja | Rumah Mandar | Tari Mandar Majene, Tari Kipas |
23. | Sulawesi Utara | Minahasa, Sangir, Talaud | Rumah Pewaris | Tari Burung Pisou, Tari Maengket, Tari Polo-Palo |
24. | Sulawesi Tengah | Balantak, Banggai, Bungku | Rumah Tambi | Tari Petik Cengkih, Tari lumuense |
25. | Sulawesi Tenggara | Bunku-Laki, Muna-Butung | Rumah Istana Buton | Tari Lulo, Tari balumpa ( Buton ) |
26. | Sulawesi Selatan | Bugis, Makassar, Toraja | Rumah Tongkonan | Tari Bosara, Tari kipas |
27. | Bali | Bali Dan Sasak | Rumah Gapura Candi Bentar | Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet |
28. | Nusa Tenggara Barat | Sasak, Bali, Sumbawa, Bima | Rumah Istana Sultan Sumbawa | Tari Gandrung, Tari Mpaa Lenggogo |
29. | Nusa Tenggara Timur | Alor, Belu, Ende | Rumah Musalaki | Tari Lenso, Tari Perang, Tari Gareng Lameng |
30. | Maluku | Banda, Buru, Furu | Rumah Baileo | Tari Tifa, Tari lenso |
31. | Maluku Utara | Bacan, Damar, Balela | Rumah Baileo | Tari Dona Dona, Tari lenso |
32. | Irian Jaya Barat | Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban | Rumah Honai | Tari Etae Wosi, Tari selamat datang |
33. | Irian Jaya | Dera, Kaure, Kentuk Bresi | Rumah Honai | Tari Yospan, Tari musyoh |
34. | Kalimantan Utara | Bahasa Bulungan, Bahasa Tidung | Rumah Adat Baloy | Kancet Lado |
Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu adanya toleransi yang tinggi antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan menyayangi budaya lain yaitu hal yang perlu dibudayakan. Contoh konkret implementasi hal tersebut yaitu dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama lain.
Lingkungan | Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Komitmen Persatuan | Akibat dari Sikap Kurang menerapkan Persatuan | Cara Membina dan Membiasakan Komitmen Persatuan |
---|---|---|---|
Keluarga |
|
|
|
Sekolah |
|
|
|
Masyarakat |
|
|
|
Bangsa dan Negara |
|
|
|