Menyusun Teks Jawaban Kritis

Menyusun teks jawaban kritis sanggup dilakukan dengan menentukan tema yang sedang banyak dibicarakan oleh khlayak pada dikala ini. Tema-tema tersebut banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sanggup menyusun teks jawaban kritis sehabis menemukan tema dilanjutkan dengan menyebarkan tema tersebut menggunakan kata-kata sendiri. Kalimat yang telah dikembangkan lalu digabungkan menggunakan kanjungsi sesuai dengan struktur teks jawaban kritis yaitu evaluasi^deskripsi teks^penegasan ulang.

Evaluasi yaitu bab awal teks yang berisi pernyataan umum wacana masalah yang disampaikan penulis Deskripsi teks yaitu bab tengah teks yang berisi informasi wacana alasan yang mendukung pernyataan dan yang menolak pernyataan. Penegasan ulang yaitu  bagian final teks jawaban kritis yang berisi penegasan pendapat terhadap apa yang dilakukan dan diputuskan

Pada goresan pena ini diminta untuk menyusun teks jawaban kritis wacana kejadian yang sedang banyak dibicarakan publik. Salah satunya yaitu wacana rencana pembelian Helikopter AW101 yang sedang banyak dibicarakan baik dimedia maupun dalam masyarakat. Rencana pembelian helikopter tersebut memang menjadikan pro dan kontra. Salah satunya, sejumlah kalangan menyarankan biar Pemerintah membeli helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia. Selain alasannya diproduksi di dalam negeri, buatan PT DI juga dinilai tak kalah canggih dari helikopter buatan Italia tersebut.

Untuk sanggup menyusun teks jawaban kritis data yang sanggup membantu dalam penyusunan teks tersebut sanggup dicari di media massa, baik cetak maupun elektronik, atau karya-karya yang sudah diterbitkan. Berikut ini merupakan langkah-langkah menyusun teks jawaban kritis.
  1. Tentukan tema teks jawaban kritis yang akan disusun! Tema tersebut sanggup berafiliasi dengan diri sendiri, orang lain, atau kejadian yang sedang hangat dibicarakan.
  2. Kembangkan tema tersebut menjadi kalimat-kalimat dengan kata-kata sendiri.
  3. Susun dan gabunglah kalimat-kalimat tersebut sehingga menjadi teks jawaban kritis yang urut dan logis! Kalimat-kalimat yang digabung itu sesuai dengan bab struktur teks jawaban kritis, yaitu evaluasi, deskripsi teks, dan penegasan ulang. Agar keterkaitan di antara kalimat-kalimat dalam setiap bab itu tampak, kau harus menggunakan konjungsi antarkalimat yang tepat.
  4. Agar teks yang disusun tersebut penggunaan bahasanya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, cermati dan teliti kembali hasil karya tersebut. Silahkan menggunakan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai acuan!
  5. Setelah teks jawaban kritis hasil kerja kelompok selesai, minta guru atau temanmu untuk membacanya! Kemudian, minta saran perbaikan dari mereka.
  6. Perbaiki teks hasil kerja tersebut sesuai dengan saran dan masukan guru atau teman! Kemudian, tulislah dalam format penulisan menyerupai berikut!
 Menyusun teks jawaban kritis sanggup dilakukan dengan menentukan tema yang sedang banyak dib Menyusun Teks Tanggapan Kritis
Teks Tanggapan Kritis Pembelian Helikopter AW101
StrukturKalimat dalam Teks
EvaluasiTNI AU akan membeli tiga helikopter untuk "very very important person" (VVIP) menyerupai yang telah tercantum dalam rencana strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara periode 2015-2019. Banyak pihak menyayangkan pembelian helikopter AgustaWestland AW101 untuk menggantikan helikopter Superpuma yang dinilai sudah tak layak menunjang aktifitas Presiden. Tak ada gunanya Indonesia promosi ke negara lain untuk membeli produk PTDI bila presiden malah menggunakan produk asing
Deskripsi TeksSejumlah kalangan sebelumnya mengkritik pengadaan ini alasannya bukan saja tak melibatkan industri dalam negeri, tapi juga harganya yang dinilai lebih mahal dibanding buatan PTDI. Pembelian itu tidak sesuai dengan Undang-Undang Industri Pertahanan yang mewajibkan keterlibatan industri nasional dalam pengadaan alat pertahanan dan keamanan dari luar negeri. Rencananya, heli canggih tersebut datang pada April 2016. Helikopter ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata angkatan maritim modern.

Tentara Nasional Indonesia memang sudah saatnya mengganti helikopter kepresidenan, Akan tetapi, akan lebih bijak bila menggunakan produk dalam negeri saja. Superpuma memang sudah layak diganti untuk menunjang keamanan dan kenyamanan Presiden dan Wapres serta para tamu VVIP dalam melaksanakan kunjungan ke daerah-daerah yang tak terjangkau. Namun, ada baiknya pemerintah membeli produk PT Dirgantara Indonesia yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia dengan harga yang lebih murah.

Dengan membeli produk dalam negeri, maka negara untung sebesar 30% dari harga dasar setidaknya dalam bentuk material dari dalam negeri. Dan bisa mempekerjakan minimal 700 orang selama setahun dengan investasi skill untuk anak bangsa yang terus berkembang.

Pembelian Helikopter AW101, tak hanya pembeliannya yang cukup mahal, ketersedian sparepart juga seharusnya menjadi pertimbangan pihak Tentara Nasional Indonesia AU dalam membeli helikopter canggih buatan perusahaan joint venture Inggris-Italia itu. Jika membeli pesawat produk PTDI yang suku cadangnya buatan dalam negeri akan lebih murah dan terjamin ketersediaannya. PTDI juga berpengalaman memproduksi helikopter sejenis, menyerupai EC 725 Cougar yang merupakan generasi terbaru Super Puma versi militer.

Layanan purna jual (setelah pembelian), perawatan dan pengadaan suku cadangnya pun akan lebih murah dan terjamin. Sementara untuk sparepart Agusta niscaya akan lebih mahal dalam status impor dan tak ada jaminan tidak diembargo.

Rencana pembelian ini pemborosan dan akan menciptakan rakyat sakit hati. Kenapa seorang Presiden dan tamu kenegaraan harus menggunakan heli yang per unitnya kisaran harganya kurang lebih 300 miliar. Kenapa tidak membeli Superpuma keluaran terbaru saja. Kalau diteruskan boleh jadi akan menjadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi. Sebaiknya Jokowi membatalkan pembelian heli tersebut. Sehingga kembali ke gambaran dirinya yang sederhana dan concern kepada Nawacita.
Penegasan UlangDengan demikian rencana pembelian Helikopter AW101 kurang tepat. Heli kepresidenan sebelumnya yaitu Superpuma buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) lebih tepat alasannya merupakan produk dalam negeri. Dalam situasi kini akan lebih bijak bila mengganti heli usang tersebut dengan heli sejenis keluaran terbaru. Dengan membeli produk buatan PTDI, Presiden dengan sendirinya akan menghemat anggaran negara dan membantu penguatan Industri nasional.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel