Menelaah Dan Merevisi Teks Eksemplum Cerita Saudagar Kaya

Menelaah teks eksemplum yakni acara mempelajari; menyelidik; mengkaji; memeriksa; menilik teks eksemplum. Teks eksemplum sanggup diteaah dari segi struktur dan unsur kebahasaannya. Seperti diketahui struktur teks eksemplum terdiri dari orientasi^insiden^interpretasi. Orientasi merupakan cuilan awal teks yang membicarakan tokoh utama dalam teks tersebut. Insiden merupakan peristiwa yang berisi masalah yang dihadapai oleh tokoh di dalam kehidupannya. Interpretasi merupakan merupakan pesan moral, evaluasi, dan akhir masalah yang dilakukan oleh tokoh utama. Sebuah teks eksemplum yang baik terdiri dari ketiga struktur tersebut.

Unsur kebahasaan teks eksemplum terdiri dari kata keterangan waktu, tempat, tujuan, dan cara. Selain itu teks eksemplum juga kata hubung intrakalimat dan kata hubung antarkalimat, serta kalimat majemuk. Untuk sanggup menelaah teks eksemplum sanggup dilakukan dengan cara membaca keseluruhan teks, jikalau diharapkan bacalah berulang-ulang sehingga sanggup mengetahui struktur dan unsur kebahasaan teks tersebut.

Setelah menelaah teks, selanjutnya yakni merevisi teks. Merevisi teks sanggup dilakukan dengan cara mengganti kata atau kalimat yang ada pada teks tersebut semoga sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Dengan acara merevisi teks diharapkan teks yang dihasilkan benar-benar baik dan gampang dipahami. Berikut ini pola menelaah dan merevisi teks eksemplum.

A. Struktur
Telaahlah teks tersebut menurut struktur yang membangunnya! Apakah struktur teksnya sama dengan struktur teks eksemplum, yaitu orientasi, insiden, interpretasi? Tulis alasan atas tanggapan yang kau berikan!
 Menelaah teks eksemplum yakni acara mempelajari Menelaah dan Merevisi Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya
Kisah Saudagar Kaya
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAlkisah hiduplah seorang saudagar kaya raya yang hidupnya bergelimpangan harta tanpa pernah merasa susah. Segala apa yang ia inginkan sanggup dimilikinya dengan gampang tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, ia selalu bermuram durja dan merasa hirau taacuh dalam menjalani hidupnya.
Insiden“Apa yang saya risaukan, hidupku ini cukup tepat untuk ukuran seorang manusia, tapi mengapa saya tak pernah merasa bahagia.” Gerutunya dalam hati. Dia kembali memutar otaknya seraya melihat daftar kekayaan yang sudah dimilikinya. “Aku tahu kenapa, sebab saya gres punya satu rumah glamor dan tak punya kendaraan eksklusif untuk memudahkanku dalam bekerja!” pikirnya.

Keesokan harinya, ia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah glamor di kota lain dan membelikan kendaraan beroda empat termahal di negaranya. Tak hingga satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu sekarang mempunyai satu rumah glamor di kota lain dan kendaraan beroda empat termahal di negaranya. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah usang risau. Namun, ahad selanjutnya, hati saudagar kembali risau. Dia merasa semua itu terkesan biasa dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya, saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.

Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan sebab ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi. Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan bahagia. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi, kesulitan yang dialaminya menambah rasa sedih dan risau di hatinya. Bahkan kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan, ia pun kembali menemui keluarganya. Dalam perjalanan pulang, ia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang sanggup tersenyum riang. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.

“Maaf sebelumnya, apakah keuntungan saudara dari berdagang ibarat ini cukup besar?” Tanya saudagar keheranan. Pedagang asongan hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Sikap pedagang itu benar-benar menciptakan saudagar semakin heran. “kenapa saudara hanya tersenyum mendengar pertanyaan saya?” tanyanya lagi. Kali ini pedagang asongan mulai angkat bicara. “perlu saudara ketahui, berdagang ibarat saya untung yang paling besar bukanlah bahan tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai. Mendengar tanggapan ibarat itu, ia kembali mengerutkan dahinya, rasa heran akan kebahagiaan yang selalu terpancar dalam diri pedagang asongan itu semakin mengebu-gebu.

Dia kembali mengajukan pertanyaan. “Tapi, mengapa saudara sanggup tertawa riang ibarat hidup penuh dengan kebahagiaan padahal saudara tak berlimpah harta dan hanya seorang pedagang asongan, selama ini saya selalu mencari dimana letak kebahagiaan itu padahal saya sorang saudagar kaya tak pernah kesusahan namun tetap saja saya tak pernah merasa senang dengan apa yang saya miliki” ceritanya. “Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan bahwasanya bukan pada bahan saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya menciptakan kita bahagia. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta menciptakan kita senang sebab letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi” “maksud saudara apa? Saya tak mengerti. Letak kebahagiaan yang hakiki terletak pada diri kita sendiri melalui satu rasa yakni rasa syukur. Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah menciptakan kita senang sebab kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki”. “Terima kasih banyak”. Saudara telah memecahkan kerisauan hati saya selama ini dalam mencari letak kebahagiaan”
InterpretasiHikmahnya kita tak akan pernah merasa senang tanpa ada rasa syukur. Karena dengan rasa itu ibarat apapun kondisi yang sedang kita jalani tak akan pernah menciptakan kita bersedih dan merasa risau. Oleh sebab itu, sebagai insan hendaknya kita menanamkan rasa syukur dalam diri kita dalam segala situasi dan kondisi.
Sumber http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/kisah-saudagar-kaya.html

Struktur teks Kisah Saudagar Kaya mempunyai struktur orientasi^insiden^interpretasi. Orientasi merupakan cuilan awal teks yang membicarakan Saudagar Kaya selaku tokoh utama dalam teks tersebut. Insiden merupakan kejadian yang berisi masalah yang dihadapai oleh Saudagar Kaya di dalam kehidupannya. Insiden yang dialaminya menjadi formasi masalah yang jadinya akan memperlihatkan konsekuensi terhadap langkah yang ditempuhnya. Reaksi individu tokoh utama yang timbul akhir kejadian yang dialami berisi pesan budpekerti yang tidak terkait dengan tokoh utama, tetapi terkait dengan pendengar atau pembaca yang menjadi partisipan. Oleh sebab itu, kejadian ini disebut juga komplikasi. Sementara itu, interpretasi merupakan penilaian dan akhir terhadap pilihan yang dilakukan Saudagar Kaya sehingga memberi pembelajaran pada dirinya. Bagian ini merupakan pandangan penulis terhadap kejadian dan insiden yang dialami pelaku dan diharapkan akan menjadi pesan budpekerti bagi partisipan.

B. Unsur Kebahasaan
Telaah dan tulislah unsur kebahasaan teks tersebut menurut unsur kebahasaan yang dimiliki teks eksemplum, yaitu penggunaan kata keterangan tempat, kata hubung, dan kalimat setara dan bertingkat. Teks eksemplum “Kisah Saudagar Kaya” mempunyai unsur kebahasaan  meliputi a) kata keterangan tempat, waktu , tujuan, dan cara; b) kata hubung intrakalimat dan antarkalimat; dan c) kalimat beragam setara dan bertingkat.

Kata Keterangan Tempat, Waktu, Tujuan, dan Cara
  1. Keterangan cara. Adverbia ini menambah keterangan cara pada acara atau kejadian yang terjadi. Misalnya, dengan,  dan secara.
  2. Keterangan tempat. Adverbia ini menambahakan keterangan daerah terjadinya suatu kejadian atau kegiatan, yaitu di, ke, dan, dari. 
  3. Keterangan waktu. Adverbia ini menambahkan keterangan waktu kapan terjadinya suatu kejadian atau kegiatan, yaitu pada, kemarin, besok, lusa, dan lain – lain. 
  4. Keterangan tujuan. Adverbia ini menambahkan warta tujuan pada kalimat, contohnya untuk, supaya, dan, agar.   

Beberapa pola kata keterangan dalam teks eksemplum Kisah Saudagar Kaya antara lain sebagai berikut.
  1. Keesokan harinya, ia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah glamor di kota lain dan membelikan kendaraan beroda empat termahal di negaranya.
  2. Tak hingga satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu sekarang mempunyai satu rumah glamor di kota lain dan kendaraan beroda empat termahal di negaranya.
  3. Akhirnya, saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.
  4. Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan sebab ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi. 
  5. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil.
  6. Dalam perjalanan pulang, ia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang sanggup tersenyum riang.
  7. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah usang risau. Namun, ahad selanjutnya, hati saudagar kembali risau.
  8. Namun, ahad selanjutnya, hati saudagar kembali risau.
  9. Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan sebab ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  10. Dalam perjalanan pulang, ia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang sanggup tersenyum riang.
  11. Segala apa yang ia inginkan sanggup dimilikinya dengan gampang tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya.
  12. “Aku tahu kenapa, sebab saya gres punya satu rumah glamor dan tak punya kendaraan eksklusif untuk memudahkanku dalam bekerja!” pikirnya.
  13. Apa yang saya risaukan, hidupku ini cukup tepat untuk ukuran seorang manusia, tapi mengapa saya tak pernah merasa bahagia.

Kata Hubung Intrakalimat dan Antarkalimat
Kata hubung yang sering juga disebut dengan kata sambung atau konjungtor mempunyai tugas penting dalam membangun kalimat atau paragraf di dalam sebuah teks. Kekuatan dan keterkaitan makna yang ada di dalam kata, kalimat, atau paragraf di dalam teks sangat ditentukan oleh kata hubung yang digunakan.
  1. Konjungsi Antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan antara  kalimat satu degan kalimat yang lain. Sehingga konjungsi ini akan selalu dimulai dengan kalimat baru.
  2. Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat dibagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Beberapa pola kata hubung koordinatif (dan, serta, tetapi), kata hubung korelatif (baik… maupun...., tidak hanya…, tetapi juga….), dan kata hubung subordinatif (setelah, agar, sehingga). Ketiga kelompok kata hubung tersebut termasuk kategori kata hubung intrakalimat. Di dalam teks eksemplum, kata hubung yang sering dipakai antara lain dan, tetapi, karena, akan tetapi, kemudian. Kata hubung ibarat kemudian berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat dan kalimat lain (selanjutnya). Oleh sebab itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung antarkalimat. Bebrapa kata hubung intrakalimat dan antarkalimat dalam teks Kisah Saudagar Kaya antara lain sebagai berikut.
  1. Segala apa yang ia inginkan sanggup dimilikinya dengan gampang tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Namun (antarkalimat) saudagar itu tak pernah merasa bahagia, ia selalu bermuram durja dan merasa hirau taacuh dalam menjalani hidupnya.
  2. Apa yang saya risaukan, hidupku ini cukup tepat untuk ukuran seorang manusia, tetapi mengapa saya tak pernah merasa bahagia.
  3. Aku tahu kenapa, sebab saya gres punya satu rumah glamor dan tak punya kendaraan eksklusif untuk memudahkanku dalam bekerja!”
  4. Keesokan harinya, ia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah glamor di kota lain dan membelikan kendaraan beroda empat termahal di negaranya.
  5. Tak hingga satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu sekarang mempunyai satu rumah glamor di kota lain dan kendaraan beroda empat termahal di negaranya.
  6. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah usang risau. Namun (antarkalimat), ahad selanjutnya, hati saudagar kembali risau. 
  7. Dia merasa semua itu terkesan biasa dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya (antarkalimat), saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.
  8. Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi. 
  9. Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan bahagia. Akhirnya (antarkalimat), ia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi (antarkalimat), kesulitan yang dialaminya menambah rasa sedih dan risau di hatinya. Bahkan (antarkalimat) kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan, ia pun kembali menemui keluarganya. 
  10. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.
  11. Kali ini pedagang asongan mulai angkat bicara. “perlu saudara ketahui, berdagang ibarat saya untung yang paling besar bukanlah bahan tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai.
  12. “Tapi, mengapa saudara sanggup tertawa riang ibarat hidup penuh dengan kebahagiaan padahal saudara tak berlimpah harta dan hanya seorang pedagang asongan, selama ini saya selalu mencari dimana letak kebahagiaan itu padahal saya sorang saudagar kaya tak pernah kesusahan namun tetap saja saya tak pernah merasa senang dengan apa yang saya miliki” ceritanya. 
  13. “Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan bahwasanya bukan pada bahan saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya menciptakan kita bahagia. 
  14. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta menciptakan kita senang karena letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi”

Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat
Kalimat yang mengisi sebuah teks terdiri atas kalimat tunggal atau simpleks dan kalimat beragam atau kompleks, termasuk kalimat yang dipakai dalam teks eksemplum.  Kalimat Majemuk Setara yakni kalimat beragam yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.Kalimat Majemuk Bertingkat yakni kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Beberapa pola kalimat beragam setara antara lain sebagai berikut.
  1. Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, ia selalu bermuram durja dan merasa hirau taacuh dalam menjalani hidupnya.
  2. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.
Contoh kalimat beragam bertingkat antara lain sebagai berikut
  1. Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan sebab ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  2. Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah menciptakan kita senang sebab kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki.
  3. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta menciptakan kita senang sebab letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi.
  4. Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan bahwasanya bukan pada bahan saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya menciptakan kita bahagia.
  5. Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah menciptakan kita senang sebab kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki

C. Revisi
Revisi (ubah dan betulkan) pula penggunaan bahasa (ejaan, bentuk kata, dan kalimat) yang terdapat di dalam teks “Kisah Saudagar Kaya” tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kamu sanggup memakai Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai pedoman untuk mengerjakan butir ini.
  1. Segala apa Apa pun yang ia inginkan sanggup dimilikinya dengan gampang tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya.
  2. Dua bulan berlalu ia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan sebab ia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  3. Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan tidak bahagia.
  4. kKenapa saudara hanya tersenyum mendengar pertanyaan saya?” tanyanya lagi.
  5. pPerlu saudara ketahui, berdagang ibarat saya untung yang paling besar bukanlah bahan tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel