Desain Dan Kontruksi Wadah Budidaya Ikan Komsumsi
Saturday, August 29, 2020
Edit
Untuk menciptakan wadah budidaya ikan konsumsi diharapkan desain dan konstruksi wadah yang akan dipakai untuk budidaya ikan. Wadah budidaya ikan sendiri terdiri dari kolam, bak, akuarium dan keramba atau jaring apung. Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan wadah budidaya ikan. Sedangkan konstruksi ialah susunan (model, tata letak) wadah yang akan dibuat. Wadah tersebut tentunya mempunyai desain dan konstruksi sesuai dengan tujuan pembuatan wadah budidaya ikan.
Dalam merencanakan pembuatan wadah dan peralatan budidaya ikan pengusaha perlu melaksanakan persiapan sebaik mungkin biar produk yang dihasilkan mempunyai manfaat dan berdaya saing tinggi. Sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan disain dari wadah tersebut. Disain yang akan dibuat diadaptasi dengan kondisi lahan yang tersedia. Disain akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akhir kegagalan proses pembuatan sanggup dihindari.
Wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya sanggup berkhasiat untuk proses budidaya ikan tersebut. Wadah tersebut sanggup berfungsi sebagai daerah pematangan gonad, daerah pemijahan, daerah penetasan telur, daerah endederan, daerah pembesaran, daerah pemberokan, daerah karantina (ikan sakit / ikan baru), dan pengelolaan kualitas Air (filter, pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi).
Wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya sanggup berkhasiat untuk proses budidaya ikan tersebut. Wadah tersebut sanggup berfungsi sebagai daerah pematangan gonad, daerah pemijahan, daerah penetasan telur, daerah endederan, daerah pembesaran, daerah pemberokan, daerah karantina (ikan sakit / ikan baru), dan pengelolaan kualitas Air (filter, pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi).
a. Desain dan kontruksi kolam
Desain kolam bisa berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran, trapesium, segitiga bahkan bentuk tidak beraturan. Hal tersebut disesuikan dengan kondisi lahan dan lokasi. Bentuk kolam yang umum dipakai ialah persegi dan persegi panjang.
Perlu diperhatikan perihal persyaratan teknis kontruksi kolam. Kolam yang akan dipakai sebaiknnya mempunyai pematang kolam, dasar kolam dan pintu air.
- Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air di dalam kolam biar tidak keluar. Tanah yang cocok untuk menciptakan pematang ialah tanah liat. Tanah liat mempunyai sifat lengket, tidak poros, tidak gampang pecah dan bisa menahan air. Ukuran pematang diadaptasi dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus kompak dan kedap air biar pematang tidak gampang bocor.
- Dasar kolam dibuat miring menuju saluran pembuangan air.
- Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat miring kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam dan pemanenan ikan.
- Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek biar air dalam kolam sanggup berganti seluruhnya.
Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, kolam yang dipakai ialah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang sedikit berpasir, gampang dibentuk, tidak gampang pecah, tidak menempel ditangan apabila dibuat sesuatu, cocok untuk pembuatan kolam. Pembuatan kolam dengan materi tanah mempunyai keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
- Kelebihan yaitu biaya relatif murah, sanggup membantu penyediaan pakan alami (plankton) , perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami
- Kekuranganyaitu rentan terhadap kebocoran akhir binatang perusak (ex: kepiting), serta akhir tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, sulit untuk mengontrol binatang predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk
- Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akhir hewan, tahan terhadap tekanan air kolam, memudahkan dalam pengontrolan air dan binatang pengganggu, dan kualitas air bisa dikontrol lebih cermat
- Kekurangan yaitu biaya lebih mahal bila dibandingkan dengan sistem tradisional, penyediaan pakan alami pada kolam tembok lebih sedikit, dan proses penguraian alami sulit terjadi
b. Desain dan kontruksi bak
Desain dan kontruksi kolam intinya hampir sama dengan kolam. Desain dan kontruksi kolam terpal/ plastik banyak dipakai dalam aktivitas budidaya ikan konsumsi. Hal ini dilakukan untuk menyiasati lahan yang terbatas dan akomodasi dalam proses pemeliharaan ikan konsumsi. Desain dan kontruksi kolam terpal/plastik diadaptasi dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan
- Tahapan budidaya pembenihan atau pembesaran.
- Keseimbangan antara volume air dan penyanggabak harus kuat.
- Dasar peletakan untuk kolam terpal/plastik harus rata biar tidak gampang bocor. Hal ini bisa dilakukan dengan meratakan tanah terlebih dahulu kemudian diberikan sekam.
- Ukuran kolam disesuikan dengan ketersedian lahan
- Distribusi air dan pengeluaran limbah produksi
- Adanya jalur panen dan kanal pengelolaan ikan
c. Desain dan kontruksi akuarium
Bentuk akuarium yang biasa dipakai ialah bentuk segi empat, trapezium, segi enam, segi delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui bentuknya hal yang perlu diperhatikan ialah ukuran ketebalan beling berkisar antara 3 mm – 16 mm. Ukuran ketebalan beling untuk dasar akuarium sebaiknya ditambah 1-2 mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin tebal ukuran kaca. Perbandingan antar ukuran akuarium dengan ketebalan beling antara lain sebagai berikut.
Tebal Kaca (mm) | Panjang Akuarium (cm) | Lebar Akuarium (cm) | Tinggi Akuarium (cm) |
3 | 30 | 20 | 20 |
3 | 40 | 20 | 30 |
3 | 50 | 30 | 30 |
5 | 70 | 35 | 35 |
5 | 80 | 40 | 40 |
6 | 90 | 45 | 45 |
6 | 120 | 50 | 50 |
10 | 150 | 45 | 50 |
10 | 150 | 45 | 60 |
10 | 180 | 45 | 60 |
12 | 190 | 50 | 60 |
16 | 200 | 70 | 65 |
d. Desain dan kontruksi jaring apung/ keramba jaring apung
Konstruksi wadah jaring apung terdiri dari dua penggalan yaitu kerangka dan kantong jaring. Kerangka berfungsi sebagai daerah pemasangan kantong jaring dan daerah kemudian lalang orang memberi pakan dan panen. Kantong jaring apung merupakan daerah pemeliharaan ikan.
Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa dipakai di fatwa air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan konstruksi wadah secara baik dan benar biar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai masa pakai yang lama. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan adalah:
- Arus air, diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada supaya terjadi pergantian air dan oksigen dengan baik, serta sanggup menghayutkan sisa makanan dan kotoran. Tingkat kesuburan, jenis perairan yang baik untuk dipakai dalam budidaya ikan di jarring apung ialah perairan dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang. Tingkat kesuburan tinggi kuat jelek terhadap ikan alasannya kandungan oksigen pada malam hari relatif rendah.
- Bebas dari pencemaran, adanya penambahan benda/materi ke dalam perairan sanggup menimbulkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi fungsinya.
- Kualitas air, perairan yang dipilih harus mempunyai kualitas air yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan ikan
- Kontruksi keramba jaring apung terdiri dari kerangka, pelampung, pengikat, jangkar, kantong jaring, pemberat, tali nilon dan tambang.