Membaca Teks Anekdot Dalam Puisi
Tuesday, August 4, 2020
Edit
Sampah yaitu dalam arti sebetulnya yaitu suatu materi yang terbuang atau dibuang dari sumber acara insan maupun proses alam yang belum mempunyai nilai ekonomis. Sampah dalam arti yang lain yaitu orang-orang yang tidak diinginkan keberadaanya alasannya yaitu mengganggu, contohnya para koruptor yang sangat merugikan rakyat. Sampah sebetulnya maupun sampah bukan sebetulnya keberadaaanya sangat mengganggu. Melalui teks anekdot kita sanggup memperlihatkan kritik terhadap duduk perkara sampah dalam arti yang sebetulnya ataupun dalam arti yang lain.
Sampah berdasarkan makna konotasi berarti orang-orang yang tidak berkhasiat dan hanya mengganggu saja. Makna konotasi merupakan makna kiasan yang terbentuk dalam suatu kalimat dengan mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Makna konotasi sering kali membingungkan para pembaca dalam menemukan makna dari suatu tulisan. Makna konotasi sangat sering dijumpai dalam karya sastra, contohnya puisi, cerpen, dan lain sebagainya. Makna konotasi dalam karya sastra menciptakan alur lebih hidup dan meningkatkan rasa ingin tahu pembaca. Seperti pada sajak di bawah ini.
Karya Aditya Yuda Kencana
Siswa, tinggal di Indramayu, Jawa Barat
Beri tahu saya kalau kamu lihat Itu sampah atau apa? Di jalanan ada sampah Di selokan penuh sampah Di laci meja ada sampah Di bus, truk, dan angkot ada sampah | Di istana presiden apakah ada sampah? Siang itu saya mencoba masuk Dan saya telusuri setiap sudutnya Ternyata! |
Negeri kita ini apakah negeri sampah? Lautan sampah? Gunung sampah? Atau tong sampah? | Sampah ada di bawah tiang bendera merah putih dan Di balik gerbang masuk MPR ada sampah Aku bingung, apakah di kursi-kursi tubuh legislatif ada sampah pula? Coba lihat! |
Di dingklik restoran ada sampah Di hotel berbintang ada sampah Bahkan di meja direkturnya pun ada sampah Di daerah penyebrangan ada sampah Di bawah pos satpam ada sampah Itu sampah atau apa? | Apa? Kau tak berani? Sungguh! Sampah sudah menjadi bunga-bunga nusantara Di mana-mana ada sampah Apakah di lisan insan ada sampah? Periksa sekarang! |
Di ruang sidang ada sampah Di ruang tunggu rumah sakit ada sampah Di atas pot bunga sekolahan ada sampah Sampah merajalela | Cepat! Jika tak ada, syukurlah! Manusia sombong! Membuang sampah seenaknya! Jangan biarkan negeri kita sebagai tong sampah terbesar! Ingat itu! |
Struktur | Kalimat |
Abstraksi | Beri tau saya kalau kamu lihat itu sampah atau apa? |
Orientasi | Di jalanan ada sampah, Di selokan penuh sampah, Di laci meja ada sampah, Di bus, truk, dan angkot ada sampah |
Krisis | Negeri kita apakah negeri sampah? |
Reaksi | Apakah di lisan insan ada sampah? Periksa sekarang! |
Koda | Jangan biarkan negeri kita sebagai tong sampah terbesar! Ingat itu! |
Setelah diidentifikasi struktur teksnya, sajak tersebut sanggup digolongkan ke dalam anekdot. Karena dalam teks tersebut mengandung unsur humor dan sindiran. Tokoh 'aku' bertindak sebagai diri sendiri dan yang diajak berbicara yaitu pembaca/pendengar teks tersebut. Si saya lirik merasa prihatin dengan kebiasaan orang membuang sampah sembarangan, merasa tidak nyaman dan prihatin dengan kondisi lingkungan sekitar yang penuh sampah. Dalam teks tersebut, tokoh 'aku' mengeluh karen banyak sampah dimana-mana.
Dalam sajak di atas sampah sanggup ditemukan di dingklik restoran, di hotel, di meja direktur, di daerah penyeberangan, di bawah pos satpam, di ruang sidang, di ruang tunggu rumah sakit, di pot bunga, di istana presiden, di bawah tiang bendera merah putih, dan di balik gerbang MPR.
Sebagai warga negara yang peduli dengan lingkungan tentunya tidak perlu tersinggung dengan sajak di atas. Karena di negara ini sampah ada di mana saja. Sampah dalam arti yang lain yaitu mereka para koruptor. Dengan sindiran tersebut dibutuhkan masyarakat indonesia sanggup lebih sadar perihal cinta tanah air bukannya malah cinta uang tanah air. Sampah dalam arti sebetulnya juga merupakan hal yang banyak kita temukan, sampah berantakan di mana-mana dan sangat mengganggu lingkungan.
Related:
Dalam sajak di atas tidak semua kata sampah dimaksudkan sebagai sampah yang sesungguhnya. Misalnya pada kalimat Apakah di lisan insan ada sampah? Yang dimaksud sampah pada insan manusia yaitu perkataan yang tidak baik (perkataan yang kotor), yang seharusnya dibuang jauh-jauh dari manusia. Manusia sering memakai mulutnya sebagai alat untuk mengeluarkan sampah (perkataan yang kotor).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metafora didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Pada sajak tersebut terdapat pengandaian yang disampaikan dengan metafora, yaitu antara lain Negeri kita ini negeri sampah. Temukan metafora lain yang sejenis dengan itu. Metafora itu adalah:
- Sampah sudah menjadi bunga bunga nusantara.
- Negeri kita tong sampah besar.
- Sampah merajalela.
- Apakah dimulut insan ada sampah?
- Sampah sudah menjadi bunga-bunga nusantara.