Mengenal Struktur Teks Dongeng Pendek

Cerita pendek yang biasa disingkat cerpen yaitu karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan sepenggal hidup tokoh yang mengalami insiden kehidupan. Cerita pendek cenderung padat dan pribadi pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, menyerupai novel. Pengarang menyajikan wangsit cerpen dengan menjalin peristiwa-peristiwa menjadi satu dalam sebuah alur. Alur merupakan perpaduan antara unsur-unsur yang membangun dongeng sehingga merupakan kerangka utama cerita.

Beberapa mahir bahasa menunjukkan pengertian wacana dongeng pandek ini. Berikut ini beberapa Pengertian cerpen berdasarkan para mahir : Menurut menurut, H.B. Jassin menyampaikan bahwa: yang disebut dongeng pendek harus mempunyai bab perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid beropini bahwa: yang disebut dongeng pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen yaitu salah satu ragam fiksi / dongeng rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.

Ciri Khas Cerpen
  1. Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, meliputi jangka waktu yang singkat.
  2. Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi, komplikasi, dan penyelesaian.

Struktur Teks Cerita Pendek
Cerpen dibangun oleh beberapa strukturnya. Struktur teks Cerpen yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Berikut ini penjelasannya.

Orientasi, Bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar daerah dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.

Komplikasi, berisi urutan insiden yang dihubungkan secara alasannya akibat, pada struktur ini anda mendapat aksara atau tabiat pelaku dongeng lantaran beberapa kerumitan mulai bermunculan. Bagian ini tokoh utama berhadapan dengan problem (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi; harus ada. Jika tidak ada masalah, problem harus diciptakan.

Resolusi, pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi yang yang dialami tokoh. Bagian ini merupakan kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.

Berikut ini salah satu pola cerpen berjudul Kisah Seekor Keledai yang bersumber dari Cerita Kecil.com.
Struktur TeksKalimat
OrientasiSeorang pedagang menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada sempurna di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut alhasil berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Keledai mencicipi muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan. Hal itu membuat keledai merasa sangat besar hati ketika mereka melanjutkan perjalanan.

Pada hari berikutnya, pedagang kembali membawa muatan garam. Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin dikala tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air. Akhirnya ia sanggup mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.
KomplikasiPedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar. Keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri. Namun, dikala pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, keledai menjadi sangat tidak nyaman lantaran harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang ke rumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya. Spons yang dimuatnya menyerap air sungai dan menambah berat beban.
ResolusiTidak setiap cara sanggup dilakukan pada situasi atau kondisi yang sama. Keledai menerapkan cara di setiap kondisi. Pada akhirnya, hal itu membuat keadaannya tidak menyerupai yang diinginkannya.

Menyusun Teks Cerita Pendek
Susunlah kalimat-kalimat berikut ini menjadi sebuah teks dongeng cerita pendek.
  1. “Apa!” teriak ketua semut dengan terkejut.
  2. “Baiklah, kini sehabis lagu tersebut telah kau selesaikan pada demam isu panas, saatnya kau menari!”
  3. “Selama ini apa saja yang kau lakukan sepanjang demam isu panas?”
  4. Belalang sadar bahwa hidup tidak hanya mementingkan keinginannya saja tanpa menyiapkan bekal dirinya untuk hidup.
  5. Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya lantaran merasa gusar.
  6. Kemudian semut-semut tersebut membalikkan tubuh dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memedulikan sang belalang lagi.
  7. Belalang itu merenungi hidupnya yang hanya mementingkan keinginannya membuat lagu.
  8. “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, demam isu panas pun telah berlalu.”
  9. “Tidakkah kau telah mengumpulkan dan menyiapkan kuliner untuk demam isu hambar yang akan tiba ini?
  10. “Membuat lagu katamu ya?” kata sang semut.
  11. “Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang.
  12. Saat itu, seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya, tiba dan memohon dengan sangat semoga keluarga semut itu menunjukkan sedikit makan untuk dirinya.
  13. Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Susunan Cerita Pendek
Saat itu, seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya, tiba dan memohon dengan sangat semoga keluarga semut itu menunjukkan sedikit makan untuk dirinya.

“Apa!” teriak ketua semut dengan terkejut, “Tidakkah kau telah mengumpulkan dan menyiapkan kuliner untuk demam isu hambar yang akan tiba ini? “Selama ini apa saja yang kau lakukan sepanjang demam isu panas?”

“Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang. “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, demam isu panas pun telah berlalu.”

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya lantaran merasa gusar.

“Membuat lagu katamu ya?” kata sang semut. “Baiklah, kini sehabis lagu tersebut telah kau selesaikan pada demam isu panas, saatnya kau menari!” Kemudian semut-semut tersebut membalikkan tubuh dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memedulikan sang belalang lagi.

Belalang sadar bahwa hidup tidak hanya mementingkan keinginannya saja tanpa menyiapkan bekal dirinya untuk hidup. Belalang itu merenungi hidupnya yang hanya mementingkan keinginannya membuat lagu.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel