Menulis Naskah Drama Menurut Peristiwa

Perkembangan drama pada masa kini ini sanggup kita saksikan melalui tayangan-tayangan sinetron yang begitu marak di televisi selain pementasan teater. Drama merupakan sebuah seni yang kompleks, alasannya di dalamnya terdapat banyak sekali macam seni, menyerupai seni sastra, dekorasi tata panggung, tata lampu, busana, make up, musik, dan lain sebagainya. Sebuah drama pada umumnya menyangkut dua aspek, yakni aspek dongeng sebagai cuilan dari sastra, dan yang kedua yakni aspek pementasan yang bekerjasama erat dengan seni lakon atau teater.

Naskah drama merupakan salah satu yang perlu dipersiapkan dalam sebuah pementasan drama. Naskah drama yakni satu dongeng tertulis untuk dipentaskan di panggung, layar, atau radio. Naskah drama ditulis memakai kalimat-kalimat eksklusif yang lengkap dengan klarifikasi mengenai sikap, gerakan, latar, dan cara pengungkapan kalimat yang harus dilakukan oleh para pelakunya. Naskah drama sanggup ditulis menurut insiden nyata. Meskipun menurut insiden nyata, naskah drama sanggup ditambahkan dengan kreativitas daya imajinatif sang penulis.

Struktur Naskah Drama
Drama dibangun atas beberapa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri. Sebelum menulis naskah drama ada beberapa hal yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu yaitu struktur yang membangun naskah drama. Menurut Herman J. Waluyo, struktur naskah drama tersebut meliputi:
  1. Plot/alur. Plot atau kerangka cerita, yaitu jalinan dongeng atau kerangka dongeng dari awal hingga tamat yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.
  2. Penokohan dan perwatakan. Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan mempunyai tabiat atau abjad yang berbeda-beda.
  3. Dialog (percakapan). Ciri khas naskah drama yakni naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dialog dalam naskah drama berupa ragam bahasa yang komunikatif sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam bahasa tulis.
  4. Seting (tempat, waktu dan suasana). Setting disebut juga latar dongeng yaitu penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.
  5. Tema (dasar cerita). Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah dongeng dalam drama.Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik di antara keduanya.
  6. Amanat atau pesan pengarang. Pesan dalam sebuah drama sanggup tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli akan bisa mencari pesan yang terkandung dalam naskah drama. Pesan sanggup disampaikan melalui percakapan antartokoh atau sikap setiap tokoh.
  7. Petunjuk teknis/teks samping. Dalam naskah drama diharapkan petunjuk teknis atau teks samping yang sangat diharapkan apabila naskah drama itu dipentaskan. Petunjuk sampaing itu mempunyai kegunaan untuk petunujuk teknis tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik, keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagainya.

Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Supaya drama yang ditampilkan menarik, hal terpenting yang harus diperhatikan yakni naskah drama itu sendiri. Naskah drama harus menarik sehingga pesan apa yang ingin kita sampaikan sanggup diterima dengan baik oleh para penonton. Beberapa langkah menulis naskah drama menurut insiden faktual antara lain sebagai berikut.
  1. Menentukan insiden yang menarik, yaitu insiden yang memperlihatkan kesan yang mendalam.
  2. Memilih dan memilih tema.
  3. Memilih judul dan menciptakan kata pembuka. Judul sebaiknya tidak terlalu panjang dan menarik. Kata pembuka lebih manis bila bersifat bombastis (berlebihan) supaya pembaca tertarik mengikuti dongeng selanjutnya.
  4. Membuat kerangka dengan memasukkan konflik.
  5. Menentukan pelaku. 
  6. Menyusun jalinan dongeng yang mengandung perkenalan tokoh dengan konflik dan penyelesaiannya.
  7. Menyusun kramagung dan wawancang. Kramagung merupakan perintah kepada pelaku untuk melaksanakan sesuatu yang ditulis sebagai petunjuk dalam bermain drama. Wawancang ditulis lepas dan mengandung semua perasaan pelakunya.

Penulisan naskah drama berbeda dengan naskah dongeng lainnya. Berikut ini beberapa klarifikasi penulisan naskah drama yang perlu diperhatikan sebelum menulis naskah drama.
  1. Naskah drama disajikan dalam bentuk pementasan adegan. Babak terdiri atas beberapa adegan. Pergantian pelaku merupakan tanda pergantian adegan dalam satu peristiwa.
  2. Penulisan drama sanggup kalian awali dengan sebuah prolog sebagai pengantar dan penutup sebagai klarifikasi tamat cerita.
  3. Dialog ditulis dengan diawali tokoh yang berbicara atau berlaku. Tanda titik dua sebagai pemisah antara pelaku dengan kalimat yang diucapkan. Ada beberapa naskah drama yang telah diadaptasikan ditulis dalam bentuk paragraf.
  4. Petunjuk lakuan atau tindakan dituliskan dalam obrolan tokoh yang berlaku dengan diberikan tanda kurung.
  5. Penulisan keterangan dan petunjuk lakuan dalam pergantian babak atau perpindahan adegan sanggup ditulis menyerupai paragraf diakhir obrolan antartokoh

Berikut ini referensi naskah drama menurut insiden yang dialami siswa di sekolah.

Adegan 1
Bel berbunyi sebagai tanda pelajaran telah selesai. Semua siswa membereskan buku-bukunya dan memasukkannya di dalam tas, berdoa, dan kemudian keluar kelas. Ada satu orang siswa yang masih berdiri di depan kelas alasannya di aturan oleh Ibu Siti salah satu Guru yang disegani di sekolah. Siswa tersebut berjulukan Wawan, yang sering lupa mengerjakan kiprah dari guru. Hampir setiap pertemuan Wawan dieksekusi alasannya tidak mengerjakan kiprah yang diberi oleh Guru.
Bu Siti:Sampai kapan kau terus begini? (berhenti sejenak). Kalau ahad depan kau tidak mengerjakan tugasmu lagi, hukumannya akan semakin berat. Jawab semua soal dalam buku ini! (memberikan buku paket kepada Wawn). Minggu depan harus selesai! Sekarang bereskan semua buku-bukumu dan pulang!
Wawan hanya membisu dan mengambil buku yang diberi oleh Ibu Siti. Dalam hatinya Wawan merasa sangat menyesal tidak mengerjakan kiprah yang diberikan bu Siti.
Wawan:Iya, Bu (Wawan membereskan buku-bukunya kemudian pamit kepada Ibu Siti)

Adegan 2
Satu ahad sudah kiprah yang diberikan bu Siti kepada Wawan. Dari jauh terlihat Wawan sedang berdiri di tengah-tengah lapangan sekolah dengan keringat yang bercucuran, berdiri dengan satu kaki dan tangan yang direntangkan. Di dekatnya ada bu Siti yang merasa kesal dengan kelakukan Wawan tersebut.
Bu Siti:(menghampiri Wawan dengan muka marah) Kamu mengulangi kesalahanmu lagi ! Kenapa tidak mengerjakan kiprah yang saya berikan? Sekarang alasan apa lagi yang ingin kau katakan? Tidur, capek, atau lupa?
Wawan tetap membisu seribu bahasa. Dia tidak berani bersuara ketika Bu Siti sedang marah. Jika menjawab takut Bu Siti malah semakin marah.
Bu Siti:(menarik nafas dalam-lalam) Ok.. Saya kasih kau satu kesempatan lagi. Hanya satu kali dan jangan kau sia-siakan !
Wawan:Iya Bu saya akan mengerjakan kiprah tersebut. (menunduk)

Dari jauh Udin mengamati Wawan dan Ibu Siti yang sedang berada di lapangan. Udin merasa kasihan melihat sahabatnya terus-menerus dihukum. Sebenarnya Udin hampir sama dengan Wawan dalam megerjakan tugas, hanya saja Udin rajin mengerjakan tugas-tugas dari Guru walaupun 9 dari 10 jawabannya salah. Tapi, itu masih lebih baik dibanding Wawan yang sama sekali tidak mengerjakan tugas.

Adegan 3
Beberapa ketika sesudah bel tanda pulang berbunyi terlihat Wawan keluar dari ruang guru membawa setumpuk buku ditangannya, kiprah dari Ibu Siti. Udin menghampiri Wawan dengan tujuan ingin mengetahui apa yang terjadi dengan Wawan. Ketika Wawan berjalan menuju ke pintu gerbang Udin menyapa Wawan.
Udin:Hay!  Wan.
Wawan:Hay ! Din, kau ngapain masih disini? Bukannya sudah pulang dari tadi?
Udin:Anu.’ eee.. saya mau meminjam buku catatanmu, kemarin kan saya bolos. Catatan kau lengkap kan?
Wawan:Kalo cuma catatan sih lengkap, tapi tugas-tugasnya belum.(buku-buku di tangan Wawan diletakan di atas bangku, kemudian Wawan mengambil buku dari dalam tasnya dan diberikan kepada Udin)
Udin:Mmm.. nggak masalah.(menerima buku dari Wawan dan memasukannya ke dalam tas). Nanti saya bantu mengerjakan soal-soal yang diberikan Bu Siti.
Wawan:Iya, tapi segera dikembalikan bila sudah selesai !(Udin mengcungkan jempol tangannya sebagai tanda setuju).
Udin:Makasih, ya Sob !
Wawan:Sama-sama ! Sob.
Mereka pulang ke rumah masing-masing dengan menempuh jalan yang berbeda.

Related:

    Adegan 4
    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Wawan sudah berada di dalam kelas duduk dibangkunya sambil menulis kiprah yang diberikan Bu Siti. Wawan menulis menyerupai tidak mengenal lelah. Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu, ternyata Udin yang gres saja tiba di sekolah dan masuk ke dalan kelas.
    Udin:Pagi Sob ! Sudah lama? (udin melempar tas ke bangkunya)
    Wawan:Nggak juga si, gres sekitar sejam !(tanpa memperhatikan Udin dan terus mengerjakan tugasnya).
    Udin:Jadi kau tiba sepagi itu tuk ngerjain tugas? (mengambil sapu dan mulai menyapu alasannya kebetulan hari tersebut Udin kiprah piket).
    Wawan:Iya, saya tidak bisa mengerjakan tugasku di rumah alasannya saya harus bekerja membantu ayahku.(sambil terus mengerjakan tugas).
    Udin:Tapi setidaknya kan ada waktu untuk mengerjakan tugas. Setelah pulang sekolah, misanya.(sambil terus menyapu lantai kelas). Tetap tidak bisa ?
    Pertanyaan Udin belum terjawab, tiba-tiba Ibu Siti dan seorang murid masuk dalam kelas bersama seorang siswa baru. Setelah berdo'a Bu Siti memperkenalkan siswa gres tersebut.
    Bu Siti:Hari ini kalian kedatangan sahabat baru, namanya Gugun. Kalo penasaran lebih banyak wacana beliau silahkan tanya sendiri sama orangnya. Gugun, pilih salah satu kawasan duduk yang kosong.(Gugun menghapiri dingklik kosong yang berada di bersahabat Wawan).
    Gugun:Iya Bu, terima kasih !.(Gugun menghampiri dingklik kosong yang berada di bersahabat Wawan).
    Bu Siti:Oh iya, bawah umur Ibu tinggalkan kalian dulu. Hari ini ada rapat, jadi kemungkinan hari ini kalian tidak belajar.
    Setelah Ibu Siti keluar dari ruang kelas. Semua siswa merasa sangat bahagia alasannya hari tersebut tidak ada pelajaran. Terutama Wawan yang sedang sibuk dengan tugasnya yang seabrek. Gugun berjalan ke samping Wawan.
    Gugun:Hay ! Bangku ini kosong?(keduanya berjabat tangan dan menyebutkan nama masing-masing).
    Wawan:Oh iya, Silahkan duduk !(melanjutkan mengerjakan tugasnya)
    Gugun:Wow, banyak banget tugasnya ! Boleh saya bantu ?(Udin tiba mendekat)
    Wawan:Jangan, biar saya kerjakan sendiri saja !
    Gugun:Kenapa? Lagian hari ini kan guru-guru lagi rapat, daripada saya hanya duduk, mending saya bantuin kamu.
    Wawan belum bicara apa-apa tiba-tiba Udin menghampiri.
    Udin:Iya, betul tuh kata Gugun, kita kerjain bareng aja yuuk. Lagian ini mustahil selesai hanya dalam satu ahad (mengambil buku Wawan dan membantu mengerjakannya begitu juga dengan Gugun).
    Akhirnya mereka bertiga mengerjakan kiprah yang diberikan Bu Siti kepada wawan sebagai sanksi bersama-sama. Ternyata goresan pena mereka bertiga berbeda-beda sehingga tulisannya juga berbeda antara satu dengan yang lainya. Tanpa terasa waktu sudah memperlihatkan pukul 13.000, bel sekolah berbunyi dan mereka pulang ke rumah masing-masing.

    Adegan 5
    Satu ahad kemudian, tepatnya hari ketika Wawan harus menyerahkan kiprah yang diberikan Bu Siti tiba. Wawan merasa sangat bahagia alasannya tugasnya sudah selesai dengan dibantu teman-temannya yang baik hati. Setelah beberapa usang siswa-siswi duduk di dalam kelas, Bu Siti masuk ke dalam kelas. Setelah berdoa dan mengabsen siswa Bu Siti memulai pembelajaran dengan terlebih dahulu menanyakan kiprah sanksi yang diberikan kepada Wawan.
    Bu Siti:Wawan, Ayo  kumpulkan tugasnya kini !
    Wawan:Iya Bu ! (dengan percaya diri membawa segepuk buku kepada Bu Siti dan segera kembali ke kawasan duduknya).
    Bu Siti membaca buku kiprah Wawan satu persatu. Ada kejanggalan dalam buku kiprah Wawan yaitu antara buku kiprah yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda bentuk tulisannya. Segera Bu Siti memanggil Wawan maju ke depan.
    Bu Siti:Wawan ! Siapa yang membantu kau menulis ini semua, koq tulisannya beda-beda?
    Wawan:Eeeee.....anu Bu (gelagapan tidak eksklusif menjawab)
    Gugun&Udin:Saya Buu! (keduanya berdiri bersamaan)
    Bu Siti:Maju ke depan kalian berdua ! (keduanya maju dan berdiri bersahabat dengan Wawan) Mengapa kau yang mengerjakan kiprah Wawan?
    Gugun:Begini, Bu. Seperti yang disampaikan Ibu dalam pelajaran PKn kita hidup harus tolong-menolong, membantu yang sedang mengalami kesusahan.
    Udin:Menolong kan termasuk perbuatan terpuji, Bu !
    Mendengar balasan kedua siswanya tersebut, Bu Siti emosinya memuncak, dengan nada keras beliau menyampaikan kepada ketiga siswanya tersebut.
    Bu Siti:Ya, memang yang kalian lakukan yakni menolong sahabat yang sedang mengalami kesusahan. Tapi, yang kalian tolong tersebut sahabat yang sedang saya aturan supaya tidak mengulangi perbuatanya lagi. Kaprikornus tindakan yang kalian lakukan tidak bisa dibenarkan ! Sekarang kalian bertiga ke lapangan berdiri dengan satu kaki dan pegang kedua indera pendengaran kalian !
    Mereka bertiga keluar ruangan dan menuju lapangan sekolah untuk menjalani hukuman. Mereka berdiri di lapangan dengan kaki kanan terangkat sambil memegangi indera pendengaran masing-masing. Sambil menjalani sanksi mereka berpikir, ternyata menolong sahabat harus melihat situasi dan kondisi sahabat yang akan ditolong.

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel