Merevisi Teks Cerita Burung Merak Dan Kupu-Kupu
Tuesday, August 25, 2020
Edit
Dalam dunia kepenulisan, revisi yaitu hal yang tidak bisa kita abaikan. Untuk bisa membuat goresan pena yang bagus, tentu kita jangan pernah sungkan untuk melaksanakan revisi. Penulis yang baik yaitu penulis yang tidak takut untuk merevisi tulisannya yang bahkan sudah selesai. Merevisi artinya mengubah sesuatu yang sudah ditulis atau dicetak, dalam rangka untuk melaksanakan koreksi, memperbaiki, atau memperbarui. Editing yaitu bab dari revisi, tetapi editing tidak hingga mengubah substansi dari sebuah tulisan, sedangkan merevisi itu kadang harus menulis ulang sebuah goresan pena yang sudah selesai.
Tahap revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis. Pada kenyataannya, sebuah goresan pena yang panjang bisa saja mengalami beberapa kali revisi sebelum benar-benar menjadi sebuah goresan pena yang siap disajikan kepada pembaca.
Merevisi berdasarkan kamus yaitu peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan. Pada dasarnya merevisi dan menyunting mempunyai tujuan sama, yaitu upaya memperbaiki karangan/ naskah sehingga layak diterbitkan. Perbedaannya, kalau menyunting dilaksanakan sebelum tulisan/karangan diterbitkan, sedangkan merevisi biasanya dilaksanakan sesudah karangan diterbitkan/ diedarkan dan ditemukan kesalahan yang fundamental baik dari segi isi maupun segi fisik buku sehingga buku perlu ditarik dan direvisi kembali.
- Tandai kata, kalimat, atau makna kata yang salah!
- Betulkan kata, kalimat, atau makna yang salah sesuai dengan unsur kebahasaan yang sudah kau pelajari!
- Tulislah ulang teks itu sehingga menjadi teks yang baik dan benar.
Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu
Dahulu, di dalam hutan yang masih orisinil terdapatlah perkampungan hewan yang terdiri dari segala jenis hewan yang ada dihutan, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain. Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak selalu berkaca dan memuji dirinya seteleh selesai mandi.
“Siapa yang paling tampan di hutan ini? Siapa yang paling mempesona di hutan ini?” sambil bertanya dalam hati.
“Akulah yang paling tampan dan paling mempesona” Jawabnya dengan besar hati selesai berdandan jalan-jalanlah Burung Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan hewan ia selalu memamerkan keindahan bulunya dari hewan yang satu ke hewan lainya.
Dan hasilnya bertemulah Burung Merak dengan segerombolan Ulat Bulu kemudian dengan congkaknya ia berkata.
“Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat kau pergi jauh dari hadapan ku, kau itu merusak pemandanganku” ejek Burung Merak kepada Ulat Bulu, sambil berjalan “ngulet” dibiarkan saja Burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu dengan Ulat Bulu.
Seperti biasanya setiap pagi Burung Merak yang selalu memamerkan bulunya kepada semua hewan yang ia temui, dan suatu ketika agak takjub Burung Merak melihat makhluk asing yang gres ia lihat berada di dalam hutan.
Dan ia pun tanpa sungkan-sungkan memamerkan bulunya, Makhluk yang dianggap asing oleh Burung Merak tersebut yaitu seorang Manusia yang sedang berburu. Melihat keindahaan bulu Burung Merak, si pemburu takjub dan ditangkaplah si Burung Merak.
Tak jauh dari daerah kejadian, segerombolan Ulat Bulu melihat insiden ini. Melihat kondisi burung merak yang tidak berdaya Ulat Bulu pun membantu Burung Merak untuk dibebaskan dan mereka pun menyerang si pemburu, akhir serangan tersebut, si pemburu lari tunggang langgang tidak besar lengan berkuasa terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun BEBAS.
Semenjak insiden itu Burung Merak pun telah berubah, tidak pernah lagi menyombongkan diri memamerkan keindahan bulunya ke semua binatang, ia hanya memamerkan keindahan bulunya kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan ketika pada ketika trend kawin.
Selang beberapa hari kemudian, sesudah mengalami proses metamorfosis dari ulat bulu, kepompong, dan hasilnya Ulat bulu pun bermetamorfosis seekor Kupu-Kupu yang cantik.
Tetapi kini akhir ulah insan yang telah merusak alam, menjadikan warna kupu-kupu kupu-kupu bermetamorfosis gelap.
Jangan pernah sombong, walaupun kau secara fisik dilahirkan secara sempurna, alasannya yaitu kesombongan sanggup menjadikan kerugian terhadap diri sendiri (Burung Merak)
Jangan menilai sesuatu dari fisiknya, alasannya yaitu fisik yang kurang belum tentu mempunyai kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu yang indah (Ulat Bulu, kupukupu).
Jangan simpel percaya dan terbuka terhadap orang yang gres kau lihat, walaupun orang tersebut menakjubkan (Burung Merak terhadap manusia).
Om Gebe pesen, kita harus menjaga alam supaya habitat makhluk hidup akan terus berlangsung dan tidak merubah fisik atau kemampuannya untuk bertahan hidup.
Diolah dari sumber http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/04/23/fabel-buat-kakakburung- merak-kupu-kupu.
Revisi
- Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam campuran kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, menyerupai kepada dan daripada. Sehingga penulisan dihutan yang benar yaitu di hutan.
- Huruf awal kata dasar “p”bila diberi awalan “me-“, aksara “p” mengalami pelunturan menjadi “m”. Contoh : me+periksa menjadi memeriksa, Dengan demikian, secara konsekuen,kata-kata me+pesona pun harus mengikuti kaidah tersebut sehingga mempesona seharusnya yaitu memesona.
- Kata depan dari digunakan untuk menunjukkan arah (tempat) asal (asal-usul) dan untuk menyatakan milik atau kepunyaan. Pada kalimat Merak keliling kampung dan setiap bertemu dengan hewan ia selalu memamerkan keindahan bulunya dari binatang yang satu ke hewan lainya lebih tepat memakai kata depan kepada.
- Penulisan aksara kapital yang benar dari burung Merak, Ulat bulu, Kupu-kupu.
- Kata pesen bukan merupakan kata baku, kata bakunya yaitu pesan.
- Kesalahan penulisan seteleh, seharusnya setelah.
- Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Sehingga penulisan yang benar pada kalimat “Hei, Ulat Bulu jelek! cepat-cepat kau pergi jauh dari hadapanku, kau itu merusak pemandanganku”
- Pada kalimat burung Merak menghinanya dan ini terjadi setiap kali bila burung Merak bertemu dengan Ulat bulu. Penggunaan setiap kali bila tidak efektif seharusnya salah satunya saja setiap kali atau bila.
- Pada kalimat si pemburu lari tunggang langgang tidak besar lengan berkuasa terhadap gatal-gatal yang diterimanya dan Burung Merak pun BEBAS. Penggunaan aksara kapital yang benar yaitu bebas.