Penduduk Sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional
Sunday, August 30, 2020
Edit
Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan berkesinambungan yang mencakup seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Tujuan pembangunan nasional tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang menurut kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Modal dasar pembangunan nasional yaitu segala sumber kekuatan nasional yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Modal dasar pembangunan nasional Indonesia antara lain; kemerdekaan dan kedaulatan, jiwa dan semangat persatuan, wilayah nusantara, kekayaan alam yang beraneka ragam, penduduk, serta budpekerti istiadat dan budaya bangsa.
Jumlah penduduk yang besar bila diimbangi dengan kualitas yang tinggi sanggup menjadi modal dasar pembangunan, alasannya yaitu mempunyai peranan besar dalam pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan ekonomi yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk negara yang bersangkutan. Tingkat kesejahteraan penduduk biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil perkapita yaitu sama dengan pendapatan nasional riil secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan seluruh jumlah penduduk. Tingkat kesejahteraan penduduk akan tercapai bila pendapatan nasional riil meningkat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan penduduk.
Ada beberapa faktor yang sanggup menghipnotis tinggi rendahnya pendapatan riil suatu negara. Kedua faktor tersebut yaitu penduduk dan tenaga kerja (human resources). Dari segi permintaan, penduduk bertindak sebagai konsumen. Sedangkan dari segi penawaran penduduk bertindak sebagai produsen. Perkembangan penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, bila penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan.
Bertambahnya penduduk justru akan menciptakan/memperbesar seruan secara keseluruhan, terutama untuk investasi. Pertambahan penduduk itu tidak sekedar sebagai pelengkap penduduk melainkan juga sebagai suatu kenaikan dalam daya beli (purchasing power).
IPM dikembangkan oleh hebat ekonomi dari India Amartya Sen dan Pakistan Mahbub ul Haq, dan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics pada 1990. Sejak itu indeks ini digunakan oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Unsur Dasar IPM
Untuk mengukur IPM, digunakan tiga unsur dasar pembangunan insan yaitu usia keinginan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak.
a) Usia Harapan Hidup
Usia keinginan hidup mencerminkan usia maksimum yang dibutuhkan seseorang untuk bertahan hidup. Pembangunan insan harus lebih mengupayakan semoga penduduk sanggup mencapai usia keinginan hidup yang panjang. Indikator Harapan Hidup mencakup antara lain:
Pengetahun/tingkat pendidikan juga diakui secara luas sebagai unsur fundamental dari pembangunan manusia. Indikator Pendidikan mencakup antara lain: Angka melek huruf, rata-rata usang sekolah, angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah (Drop Out/DO), dan lain-lain.
c) Standar Hidup Layak
Unsur dasar pembangunan insan yang ketiga yaitu standar hidup layak. Indikator Standar Hidup Layak dilihat dari daya beli mencakup antara lain:
Kegunaan IPM yaitu untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara yaitu negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang.
Rumus IPM. Secara sederhana perhitungan IPM memakai rumus :
IPM di Indonesia digunakan sebagai indikator keberhasilan upaya membangun kualitas hidup insan (masyarakat/penduduk) yang dijadikan sebagai Salah satu ukuran kinerja daerah. Perhatikan tabel IPM setiap provinsi tahun 2008-2012 berikut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik diketahui Indeks pembangunan insan (IPM) di aneka macam kawasan di Indonesia cenderung membaik. Data tersebut seiring hasil penilaian dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Pemerintah Indonesia, dan Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai salah satu indikator kesejahteraanmasyarakat ternyata semakin membaik selama dua dekade terakhir. Ketimpangan pembangunan insan di Indonesia ternyata cenderung semakin mengecil.
Data dari kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan juga bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang berpengaruh dalam setiap indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam 40 tahun terakhir. Indonesia termasuk dari 10 negara yang selama empat puluh tahun terakhir mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Baik dari sisi pendapatan maupun indikator indeks pembangunan manusia.
Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks pembangunan insan yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: lamanya hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup layak.IPM dikembangkan oleh hebat ekonomi dari India Amartya Sen dan Pakistan Mahbub ul Haq, dan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics pada 1990. Sejak itu indeks ini digunakan oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Unsur Dasar IPM
Untuk mengukur IPM, digunakan tiga unsur dasar pembangunan insan yaitu usia keinginan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak.
a) Usia Harapan Hidup
Usia keinginan hidup mencerminkan usia maksimum yang dibutuhkan seseorang untuk bertahan hidup. Pembangunan insan harus lebih mengupayakan semoga penduduk sanggup mencapai usia keinginan hidup yang panjang. Indikator Harapan Hidup mencakup antara lain:
- Angka maut bayi.
- Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun.
- Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan.
- Persentase penduduk yang sakit (morbiditas).
- Rata-rata usang sakit.
- Persentase penduduk yang melaksanakan pengobatan sendiri.
- Persentase kelahiran ditolong oleh tenaga medis.
- Persentase balita kurang gizi.
- Persentase rumahtangga yang mempunyai terusan ke sumber air minum bersih.
- Persentase rumahtangga yang menghuni rumah berlantai tanah.
- Persentase penduduk tanpa terusan terhadap kemudahan kesehatan.
- Persentase rumah tangga tanpa terusan terhadap sanitasi.
Pengetahun/tingkat pendidikan juga diakui secara luas sebagai unsur fundamental dari pembangunan manusia. Indikator Pendidikan mencakup antara lain: Angka melek huruf, rata-rata usang sekolah, angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah (Drop Out/DO), dan lain-lain.
c) Standar Hidup Layak
Unsur dasar pembangunan insan yang ketiga yaitu standar hidup layak. Indikator Standar Hidup Layak dilihat dari daya beli mencakup antara lain:
- Jumlah yang bekerja.
- Jumlah pengangguran terbuka.
- Jumlah dan persentase penduduk miskin.
- PDRB riil per kapita.
Kegunaan IPM yaitu untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara yaitu negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang.
Rumus IPM. Secara sederhana perhitungan IPM memakai rumus :
IPM IndonesiaKeterangan:
IPM = 1 x (A + B + C) 3
A = Indeks Harapan hidup
B = Indeks Pendidikan/pengetahuan
C = Indeks Hidup Layak
IPM di Indonesia digunakan sebagai indikator keberhasilan upaya membangun kualitas hidup insan (masyarakat/penduduk) yang dijadikan sebagai Salah satu ukuran kinerja daerah. Perhatikan tabel IPM setiap provinsi tahun 2008-2012 berikut.
No | Provinsi | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 |
1. | Aceh | 70.76 | 71.31 | 71.70 | 72.16 | 72.51 |
2. | Sumut | 73.29 | 73.80 | 74.19 | 74.65 | 75.13 |
3. | Sumbar | 72.96 | 73.44 | 73.78 | 74.28 | 74.70 |
4. | Riau | 75.09 | 75.60 | 76.07 | 76.53 | 76.90 |
5. | Kepri | 74.18 | 74.54 | 75.07 | 75.78 | 76.20 |
6. | Jambi | 71.99 | 72.45 | 72.74 | 73.30 | 73.78 |
7. | Bengkulu | 72.14 | 72.55 | 72.92 | 73.40 | 73.93 |
8. | Sumsel | 72.05 | 72.61 | 72.95 | 73.42 | 73.99 |
9. | Lampung | 70.30 | 70.93 | 71.42 | 71.94 | 72.45 |
10. | Babel | 72.19 | 72.55 | 72.86 | 73.37 | 73.78 |
11. | Banten | 69.70 | 70.06 | 70.48 | 70.95 | 71.49 |
12. | DKI Jakarta | 77.03 | 77.36 | 77.60 | 77.97 | 78.33 |
13. | Jabar | 71.12 | 71.64 | 72.29 | 72.73 | 73.11 |
14. | Jateng | 71.60 | 72.10 | 72.49 | 72.94 | 73.36 |
15. | DIY | 74.88 | 75.23 | 75.77 | 76.32 | 76.75 |
16. | Jatim | 70.38 | 71.06 | 71.62 | 72.18 | 72.83 |
17. | Bali | 70.98 | 71.52 | 72.28 | 72.84 | 73.49 |
18. | NTB | 64.12 | 64.66 | 65.20 | 66.23 | 66.89 |
19. | NTT | 66.15 | 66.60 | 67.26 | 67.75 | 68.28 |
20. | Kalbar | 68.17 | 68.79 | 69.15 | 69.66 | 70.31 |
21. | Kalteng | 73.88 | 74.36 | 74.64 | 75.06 | 75.46 |
22. | Kaltim | 74.52 | 75.11 | 75.56 | 76.22 | 76.71 |
23. | Kalsel | 68.72 | 69.30 | 69.92 | 70.44 | 71.08 |
24. | Sulsel | 70.22 | 70.94 | 71.62 | 72.14 | 72.70 |
25. | Sultra | 69.00 | 69.52 | 70.00 | 70.55 | 71.05 |
26. | Sulbar | 68.55 | 69.18 | 69.64 | 70.11 | 70.73 |
27. | Sulteng | 70.09 | 70.70 | 71.14 | 71.62 | 72.14 |
28. | Gorontalo | 69.29 | 69.79 | 70.28 | 70.82 | 71.31 |
29. | Sulut | 75.16 | 75.68 | 76.09 | 76.54 | 76.95 |
30. | Maluku | 70.38 | 70.96 | 71.42 | 71.87 | 72.42 |
31. | Malut | 68.18 | 68.63 | 69.03 | 69.47 | 69.98 |
32. | Papua Barat | 67.95 | 68.58 | 69.15 | 69.65 | 70.22 |
33. | Papua | 64.00 | 64.53 | 64.94 | 65.36 | 65.86 |
Jumlah | 70.88 | 71.40 | 71.86 | 72.37 | 72.87 |
Data dari kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan juga bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang berpengaruh dalam setiap indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam 40 tahun terakhir. Indonesia termasuk dari 10 negara yang selama empat puluh tahun terakhir mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Baik dari sisi pendapatan maupun indikator indeks pembangunan manusia.