Teknik Dasar Akting Teater
Saturday, August 29, 2020
Edit
Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya daerah pertunjukan, ada juga yang mengartikan gedung pertunjukan, juga yang mengartikan panggung (Stage). Dalam arti luas teater yaitu segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan arti sempit yaitu cerita hidup dan kehidupan insan yang diekspresikan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak. Media ungkap yang dipakai yaitu: percakapan, gerak, dan laris (Akting) dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada konsep, naskah dengan diiringi musik, nyanyian dan tarian.
Akting yaitu perwujudan kiprah sesuai dengan huruf yang diinginkan oleh naskah dan sutradara baik secara fisik maupun psikis. Akting merupakan segala kegiatan, gerak, atau perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku. Akting mencakup mimik, pantomim, dialog, dan segala sesuatu yang berafiliasi dengan adegan pemeran atau pemain drama. Tujuan akting yaitu “to be a character”, yaitu mengekspresikan suatu perwatakan yang khas dari seorang tokoh. Peran yang dimainkan oleh pemeran sebutan popular bagi pemeran teater, harus sesuai tuntutan tokoh bila berlebihan bisa mengakibatkan over acting, atau aktingnya berlebihan. Juga jangan hingga under acting, kekuatan aktingnya kurang.
Teknik akting terbaik ialah yang paling efektif dan yang berhasil mengekspresikan maksud/ inspirasi penulis, maksud adegan, dan maksud karakter. Modal akting yaitu pengalaman hidup sehari-hari, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting yang baik diharapkan latihan yang tekun dan disiplin. Latihan itu mencakup olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.
1. Olah Tubuh
Tubuh merupakan elemen dasar dalam bermain teater. Tubuh menjadi pusat perhatian penonton ketika seorang pemeran teater di atas panggung. Tubuh merupakan bahasa simbol dan arahan dalam bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan huruf atau tabiat tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater.
Latihan olah tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik. Pada latihan olah tubuh, hal utama yang harus dilakukan yaitu melaksanakan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Buat semua latihan menyerupai permainan yang dilakukan dengan gembira.
Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bab kepala hingga bab kaki. Atau bisa dibalik dari kaki hingga kepala.
- Bagian Kepala. Contoh latihan pada bab kepala contohnya menarik kepala ke samping kanan dan kiri secara bergantian, atau ke depan dan ke belakang.
- Bagian Tangan. Latihan pada tangan ditujukan untuk mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Pengolahan gerak tangan lebih variasi alasannya yaitu sanggup dilakukan ke segala arah. Tangan sanggup dilakukan lurus ke atas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jari-jari tangan, serta gerakan lainnya.
- Bagian Badan. Bagian tubuh mencakup bab perut, dada dan punggung. Pengolahan ketiga bab tubuh ini mempunyai kiprah penting bagi seorang pemain teater alasannya yaitu merupakan bab yang memperlihatkan imbas pada perilaku tubuh peran. Latihan yang dilakukan pada bab tubuh ini sanggup dilakukan menggerakkan dan melentur- kan tubuh ke depan dengan membungkuk, ke belakang dengan menekuk pada bab perut sehingga tubuh melengkung ke belakang.
- Bagian Pinggul. Bagian pinggul juga penting untuk diolah biar gerakan tubuh lebih elastis dan fleksibel. Pada bab pinggul, gerakan tubuh sanggup dilakukan ke samping, ke depan, dan membungkuk.
- Bagian Kaki. Kaki mempunyai kiprah penting. Kekuatan kaki perlu dilatih sehingga kita sanggup tetap tegak bangkit di atas panggung. Berdiri di atas satu kaki merupakan salah satu latihan keseimbangan tubuh
2. Olah Suara
Seorang pemain teater harus mempunyai kemampuan mengolah bunyi yang baik. Suara merupakan faktor penting alasannya yaitu sebagai penyampai pesan kepada penonton. Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi Setiap kata yang diucapkan harus terang dan masuk akal sesuai dengan tuntutan huruf tokoh yang diperankan.
Seorang pemeran perlu latihan olah bunyi dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah bunyi sanggup dilakukan dengan mengucapkan kata vokal menyerupai a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk mulut.
Dalam latihan olah suara, terutama yang berafiliasi dengan membaca naskah atau puisi, perlu di perhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama.
- Tekanan kata, yaitu mengeraskan kata atau kalimat yang lebih penting dari kata atau kalimat lainnya. Tujuannya yaitu untuk menggiring penonton kepada obrolan yang dimaksud. Tekanan pada kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam suatu kalimat untuk suatu kepentingan.
- Tekanan nada, yaitu memberi tekanan yang tinggi atau sebaliuknya, tekanan yang rendah, kepada kata atau kalimat sewaktui mengucapkan dialog. Misalnya pada ketika mengucapkan dialog, “Saya pergi ke Bandung”, anda memberi tekanan yng tinggi kepada kata “saya” atau jikalau perlu berteriak maka kata “saya” menjadi segala-galanya. Adapun “pergi ke Bandung” menjadi terabaikan, begitu seterusnya. Tekanan nada tinggi ini biasanya dilakukan pada ketika adegan histeris. Adapun tekanan nada yang rendah dilakukan pada ketika memainkan adegan kepedihan hati, kekecewaan, terhina, dan sejenisnya.
- Jiwa kalimat merupakan perjuangan atau teknik menghidupkan kalimat dengan sumbangan emosi suara. Kalimat sanggup dilagukan dalam emosi sedih, gembira, marah, benci, malas dan sebagainya.
- Tempo dan irama yaitu pengolahan bunyi dengan memperhatikan dinamika, artinya bunyi yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Tekanan tempo, yaitu mempercepat atau memperlambat kata atau kalimat sewaktu mengucapkan dialog. Tekanan irama, yaitu melagukan kata atau kalimat dalam mengucapkan dialog. Latihan mengucapkan kata dan kalimat dengan berbagai irama yang berbeda, cepat, lambat, tegas, mendayu-dayu, dan sebagainya.
Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka ia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. Baik sanggup diartikan sebagai sanggup terdengar (dalam jangkauan penonton, hingga penonton, yang paling belakang), terang (artikulasi/pengucapan yang tepat), tersampaikan misi (pesan) dari obrolan yang diucapkan, dan tidak monoton.
3. Olah Rasa
Akting intinya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang pemeran dalam mewujudkan banyak sekali pikiran, emosi, perasaan, dan sosok kiprah yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus mempunyai kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi kalau bisa berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain teater perlu melatihkan konsentrasi, perasaan, emosi dengan latihan olah rasa.
a. Latihan konsentrasi
Latihan konsentrasi yaitu latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan. Misalnya pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya tidak terbagi dengan banyak sekali hal yang lain.
Lakukan latihan permainan kosentrasi, dua orang berhadapan, satu orang ditugaskan untuk membisu tanpa emosi, sementara kawanmu berusaha menarik hati sekuat tenaga bahkan hingga lawannya tertawa. Lakukan sebaliknya, atau permainan konsentrasi memandang benda tertentu tanpa boleh bicara, sementara sahabat lain tiba-tiba mengganggu dengan bunyi-bunyian, atau mengajak bicara dan mengajak pergi. Kalau masih termakan masih belum konsentrasi, coba lagi dengan permainan yang lain.
b. Latihan imajinasi
Latihan ini yaitu latihan mengolah daya khayalmu, seakan-akan hal itu terjadi ketika ini dan kau rasakan. Bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berimajinasi bersama. Lakukan permainan imajinasi, contohnya kau berimajinasi pergi berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni jurang yang curam dan bertemu dengan banyak sekali hewan baik yang jinak maupun yang buas. Juga menemukan banyak sekali situasi menyerupai gerojokan yang menyegarkan, pohon yang tumbang, kehujanan atau pun mencicipi gunung yang akan meletus.
Latihan ini bisa kau tentukan suasana-suasana yang berbeda tiap latihannya sehingga imajinasi kau menjadi bermacam-macam dengan banyak sekali situasi, menyerupai ke kota-kota, laut, sawah dll. Lakukanlah permainan imajinasi ini dengan temantemanmu niscaya menyenangkan.
c. Latihan Ingatan emosi
Latihan ini yaitu latihan mengingat-ingat lagi banyak sekali emosi yang pernah kau alami ataupun pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-bahak dan banyak sekali emosi lainnya. Kemudian emosi-emosi itu ditampilkan satu persatu ketika latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan tubuh.
Ingat-ingat dan tampilkanlah salah satu emosi tersebut dan temanmu akan melihat ekspresimu dengan menarik. Cari lagi bentuk-bentuk atau buat sendiri permainanpermainan ihwal konsentrasi, imajinasi, dan ingatan emosi sehingga latihan teatermu menjadi kreatif juga menyenangkan.
3. Olah Rasa
Akting intinya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang pemeran dalam mewujudkan banyak sekali pikiran, emosi, perasaan, dan sosok kiprah yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus mempunyai kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Tentu hal itu bisa terjadi kalau bisa berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Untuk itu seorang pemain teater perlu melatihkan konsentrasi, perasaan, emosi dengan latihan olah rasa.
a. Latihan konsentrasi
Latihan konsentrasi yaitu latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan. Misalnya pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya tidak terbagi dengan banyak sekali hal yang lain.
Lakukan latihan permainan kosentrasi, dua orang berhadapan, satu orang ditugaskan untuk membisu tanpa emosi, sementara kawanmu berusaha menarik hati sekuat tenaga bahkan hingga lawannya tertawa. Lakukan sebaliknya, atau permainan konsentrasi memandang benda tertentu tanpa boleh bicara, sementara sahabat lain tiba-tiba mengganggu dengan bunyi-bunyian, atau mengajak bicara dan mengajak pergi. Kalau masih termakan masih belum konsentrasi, coba lagi dengan permainan yang lain.
b. Latihan imajinasi
Latihan ini yaitu latihan mengolah daya khayalmu, seakan-akan hal itu terjadi ketika ini dan kau rasakan. Bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berimajinasi bersama. Lakukan permainan imajinasi, contohnya kau berimajinasi pergi berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni jurang yang curam dan bertemu dengan banyak sekali hewan baik yang jinak maupun yang buas. Juga menemukan banyak sekali situasi menyerupai gerojokan yang menyegarkan, pohon yang tumbang, kehujanan atau pun mencicipi gunung yang akan meletus.
Latihan ini bisa kau tentukan suasana-suasana yang berbeda tiap latihannya sehingga imajinasi kau menjadi bermacam-macam dengan banyak sekali situasi, menyerupai ke kota-kota, laut, sawah dll. Lakukanlah permainan imajinasi ini dengan temantemanmu niscaya menyenangkan.
c. Latihan Ingatan emosi
Latihan ini yaitu latihan mengingat-ingat lagi banyak sekali emosi yang pernah kau alami ataupun pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-bahak dan banyak sekali emosi lainnya. Kemudian emosi-emosi itu ditampilkan satu persatu ketika latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan tubuh.
Ingat-ingat dan tampilkanlah salah satu emosi tersebut dan temanmu akan melihat ekspresimu dengan menarik. Cari lagi bentuk-bentuk atau buat sendiri permainanpermainan ihwal konsentrasi, imajinasi, dan ingatan emosi sehingga latihan teatermu menjadi kreatif juga menyenangkan.