Unsur Kebahasaa Teks Cukup Umur Dan Pendidikan Karakter

Pendidikan huruf bertujuan memperkuat identitas dan jati diri. Jati diri ini penting untuk identitas kita pada ketika bergaul dengan orang lain. Perilaku percaya diri sanggup tumbuh pada ketika kita bergabung dengan orang lain, terutama dengan orang yang berbeda suku bangsa dengan kita. Di Indonesia ada sekitar 1.128 suku bangsa. Meskipun suku-suku ini mempunyai budaya yang berbeda, mereka mempunyai kesatuan budaya, yakni kebudayaan nasional yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

Identitas bangsa Indonesia itu harus terlihat ketika kita bergaul dengan bangsa lain di dunia. Masa remaja ialah masa peralihan dari masa belum dewasa ke masa dewasa. Pada masa itu secara fisik remaja mengalami perkembangan pada semua aspek. Secara fisik tubuh remaja mengalami pertumbuhan. Gejolak inilah yang menimbulkan banyak dilema yang mereka hadapi, menyerupai masalah psikologis. Untuk mengatasi hal itu, pendidikan huruf berperan penting dalam pengendalian diri remaja.

Teks yang eksposisi yang digunakan untuk berguru berjudul “Remaja dan Pendidikan Karakter”. Teks berjudul “Remaja dan Pendidikan Karakter” terdiri atas beberapa bagian, yakni pecahan tesis yang merupakan pendapat atau opini, pecahan argumentasi atau alasan yang merupakan isi, dan pecahan penegasan ulang yang merupakan pecahan penutup..

Remaja dan Pendidikan Karakter
Tesis
Remaja ialah masa transisi dari masa belum dewasa ke masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun hingga dengan 21 tahun. Pada masa itu remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh alasannya ialah itu, remaja harus menerima pendidikan huruf biar sanggup mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan positif. Pendidikan huruf yang sanggup diberikan pada remaja, antara lain, berperilaku jujur, kreatif, percaya diri, santun, dan peduli.

Argumentasi
Pada masa gejolak itu merupakan masa sulit sehingga remaja memerlukan pengendalian diri yang berpengaruh ketika berada di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Dalam keadaan menyerupai ini, remaja membutuhkan orang cukup umur untuk mengarahkan dirinya. Untuk itu, biar tidak terjerumus pada hal-hal negatif, remaja harus mempunyai pendidikan karakter.

Pendidikan huruf ini sanggup membentuk mereka menjadi remaja berprestasi. Di dalam pendidikan huruf mereka diajari nilai religius yang menguraikan kebaikan biar remaja tumbuh sebagai insan yang peka pada lingkungan sosial. Di samping itu, mereka diajari juga nilai toleransi dan nilai cinta tenang atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan cinta damai. Dalam pendidikan huruf itu mereka diajari juga nilai suka bekerja keras, kreatif, mandiri, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang sanggup menimbulkan remaja sebagai orang yang berprestasi.

Penegasan
Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan huruf itu sanggup membentuk remaja yang unggul. Mereka akan sanggup bersaing baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Dengan begitu, remaja yang mempunyai huruf berpengaruh akan tumbuh sebagai remaja yang unggul dan dibanggakan alasannya ialah sehat secara fisik, stabil dalam emosi, dan intelektualnya berkembang baik.

Unsur Kebahasaan
1. Kata Baku
Kata baku ialah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. sebagai sumber utama bahasa baku ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik verbal maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Pada ketika menulis, penulisan kata-kata baku (kata yang benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia) sangat diperlukan.
No.Kata BakuKata Tidak BakuNo.Kata BakuKata Tidak Baku
1.kreatifkreatip5.membuatbikin
2.sistemsistim6.berkatangomong
3.aktifaktip7.mengapangapain
4.fisikpisik8.positifpositip

2. Kata Berimbuhan
Dalam penulisan ada kata yang harus dibuat dengan imbuhan. Kata berimbuhan itu ialah kata dasar yang disertai penambahan awalan, akhiran, sisipan, atau awalan dan akhiran. Contoh:
No.Proses PembentukanBentukan Kata
ImbuhanKata Dasar
1.Awalan : di-sebutdisebut
2.Akhiran : -ankisarkisaran
3.Awalan dan Akhiran : pe-andidikpendidikan
4.Sisipan : inkerjakinerja
5.Awalan : me-carimencari
6.Akhiran : inhadirhadirin
7.Awalan dan Akhiran : me-kanarahmengarahkan
8.Sisipan : eljajahjelajah

3. Kelas Kata
Kelas kata dalam bahasa Indonesia sangat beragam, ada kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan (adverbia). Contoh:
No.Kata BendaKata KerjaKata SifatKata Keterangan
1.Remajaberpendidikankreatifpada ketika ini
2.anak-anakdisebutjujurdua belas tahun
3.manusiaberprestasipercaya diridi sekolah
4.masyarakatberperilaku jujursantundengan bangsa lain di dunia
5.orang dewasaterjerumussantununtuk mengarahkan dirinya
6.sekolahmencarikerasdi lingkungan masyarakat

4. Modalitas
Dalam bahasa Indonesia ada kata keterangan yang merujuk pada keberlangsungan pekerjaan sudah, akan, atau sedang dikerjakan. Kata-kata itu ialah kata menyerupai sudah, telah, dan akan. Contoh:
No.Kata ModalitasKalimat
1.SudahHelmi sudah seminggu rajin latihan alasannya ialah pekan depan ia akan bertanding
2.TelahSiti telah lulus sekolah dasar tahun 2011
3.AkanPresiden Jokowi akan melantik Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Kepala BIN yang baru
4.SudahPekerjaan itu sudah selesai ketika ayah tiba dari kantor dan ibu sudah menidurkan adik.
5.TelahKami telah menyelenggarakan sebuah tablik akbar yang dihadiri oleh masyarakat Pematang Pudu serta dihadiri pula oleh para pejabat kecamatan dan kelurahan.
6.Akan
Pada pecahan ini akan dibahas pengertian modalitas dari beberapa orang pakar bahasa dan rumusan modalitas bahasa Indonesia.

5. Kelompok Kata
Selain pemakaian kata, di dalam bahasa diharapkan juga kelompok kata untuk menyusun sebuah pernyataan. Contoh:
No.Pembentukan Kelompok KataKelompok Kata
1.tinggi + badantinggi badan
2.budi + pekertibudi pekerti
3.pendidikan + karakter
pendidikan karakter
4.percaya + diripercaya diri
5.pengendalian + diripengendalian diri
6.berperilaku + jujur
berperilaku jujur

6. Repetisi, Kata Ganti, Kata Transisi
Teks Remaja dan Pendidikan Karakter sanggup dipahami alasannya ialah ada unsur kebahasaan yang menimbulkan teks itu utuh, yakni pengulangan kata (repetisi), kata ganti, dan kata transisi (kata penghubung antarkalimat).

Repetisi
Kata ulang (repetisi) ialah hasil pengulangan kata dasar, contoh: Remaja merupakan masa transisi dari masa belum dewasa ke masa awal dewasa. Masa remaja itu berkisar usia antara 10—20 tahun.

Kata Ganti
Kata ganti digunakan untuk menghindari pengulangan. Contoh Rina ialah remaja kelas 2 Sekolah Menengah Pertama yang sangat pandai. Sejak kelas satu, ia menerima beasiswa.

Konjungsi Transisi
Konjungsi (transisi) ialah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Misalnya, dan, atau, oleh alasannya ialah itu, kemudian. Contoh :
Sejak pukul 19.00, saya mengerjakan pekerjaan rumah bahasa Indonesia. Sesudah itu, saya berguru agama. Kemudian, saya beristirahat dan pergi ke kamar mandi.
No.Pengulangan KataKata GantiKata Penghubung
1.
Remaja ialah masa transisi dari masa anak-anak ke masa awal dewasa.
merekadan
2.
Oleh alasannya ialah itu, remaja harus menerima pendidikan huruf biar sanggup mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan positif
dirinyasehingga
3.Untuk itu, biar tidak terjerumus pada hal-hal negatif, remaja harus mempunyai pendidikan karakterpendidikan huruf inioleh karena
4.Mereka diajari juga nilai toleransi dan nilai cinta tenang atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan cinta damai.pendidikan huruf ituatau
5.Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan huruf itu sanggup membentuk remaja yang unggul.masa gejolak ituketika

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel