Konjungsi Teks Cukup Umur Dan Pendidikan Karakter
Tuesday, August 25, 2020
Edit
Masa remaja yaitu masa peralihan dari masa bawah umur ke masa dewasa. Pada masa itu secara fisik remaja mengalami perkembangan pada semua aspek. Secara fisik badan remaja mengalami pertumbuhan. Gejolak inilah yang mengakibatkan banyak duduk kasus yang mereka hadapi, menyerupai kasus psikologis. Untuk mengatasi hal itu, pendidikan aksara berperan penting dalam pengendalian diri remaja. Dengan pendidikan aksara para remaja diharapkan sanggup menghadapi semua duduk kasus yang dihadapi.
Pendidikan karakter, kini ini mutlak dibutuhkan baik di sekolah, di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan kini ini penerima pendidikan aksara bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari banyak sekali belahan Negara di Dunia. Tuntutan kualitas sumber daya insan pada tahun 2021 tentunya membutuhkan aksara yang baik.
Teks berjudul “Remaja dan Pendidikan Karakter” terdiri atas beberapa bagian, yakni potongan tesis yang merupakan pendapat atau opini, potongan argumentasi atau alasan yang merupakan isi, dan potongan penegasan ulang yang merupakan potongan penutup.seperti di bawah ini
Struktur Teks | Paragraf |
Tesis | Remaja yaitu masa transisi dari masa bawah umur ke masa awal dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun hingga dengan 21 tahun. Pada masa itu remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh lantaran itu, remaja harus menerima pendidikan aksara biar sanggup mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan positif. Pendidikan aksara yang sanggup diberikan pada remaja, antara lain, berperilaku jujur, kreatif, percaya diri, santun, dan peduli. |
Argumentasi | Pada masa gejolak itu merupakan masa sulit sehingga remaja memerlukan pengendalian diri yang berpengaruh ketika berada di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Dalam keadaan menyerupai ini, remaja membutuhkan orang remaja untuk mengarahkan dirinya. Untuk itu, biar tidak terjerumus pada hal-hal negatif, remaja harus mempunyai pendidikan karakter. Pendidikan aksara ini sanggup membentuk mereka menjadi remaja berprestasi. Di dalam pendidikan aksara mereka diajari nilai religius yang menguraikan kebaikan biar remaja tumbuh sebagai insan yang peka pada lingkungan sosial. Di samping itu, mereka diajari juga nilai toleransi dan nilai cinta tenang atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan cinta damai. Dalam pendidikan aksara itu mereka diajari juga nilai suka bekerja keras, kreatif, mandiri, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang sanggup menimbulkan remaja sebagai orang yang berprestasi. |
Penegasan | Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan aksara itu sanggup membentuk remaja yang unggul. Mereka akan bisa bersaing baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Dengan begitu, remaja yang mempunyai aksara berpengaruh akan tumbuh sebagai remaja yang unggul dan dibanggakan lantaran sehat secara fisik, stabil dalam emosi, dan intelektualnya berkembang baik. |
Konjungsi dipakai untuk menggabungkan kata, kelompok kata, atau klausa. Konjungsi itu ada yang berupa penambahan, perlawanan, alasannya yaitu akibat, dan pemilihan. (1) Penambahan (dan).
Contoh:
Wahyu sangat bahagia berkawan dan ia mengasihi kedamaian
Carilah lima kalimat lain, baik di dalam teks “Remaja dan Pendidikan Karakter” maupun dalam teks lain, yang di dalamnya terdapat pemakaian konjungsi penambahan!
- Manusia mewariskan nilai yang menjadi potongan penting dari budaya masyarakat dimana daerah mereka hidup dan mewariskan nilai kepada generasi selanjutnya.
- Dalam prosesnya berjuang melawan lupa dan berusaha menciptakan kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal aktivitas pendidikan.
- Dalam pendidikan aksara itu mereka diajari juga nilai suka bekerja keras, kreatif, mandiri, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang sanggup menimbulkan remaja sebagai orang yang berprestasi.
- Dalam prosesnya pendidikan aksara yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan karenanya banyak kegagalan kasatmata pada dimensi pembentukan aksara individu.
- Dengan begitu, remaja yang mempunyai aksara berpengaruh akan tumbuh sebagai remaja yang unggul dan dibanggakan lantaran sehat secara fisik, stabil dalam emosi, dan intelektualnya berkembang baik.
Sebab-akibat (sehingga)
Contoh:
Siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama itu sangat kompak dalam permainan sepak bola sehingga tim kelas itu menjadi juara 1 dalam pertandingan sepak bola sekolah.
Carilah lima kalimat lain, baik di dalam teks “Remaja dan Pendidikan Karakter” maupun dalam teks lain, yang di dalamnya terdapat pemakaian konjungsi alasannya yaitu akhir (sehingga)!
- Pada masa gejolak itu merupakan masa sulit sehingga remaja memerlukan pengendalian diri yang berpengaruh ketika berada di sekolah.
- Persoalan pendidikan aksara di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya.
- Pendidikan aksara di sekolah sanggup dimulai dengan menunjukkan pola yang sanggup dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pinjaman pembelajaran menyerupai keagamaan dan kewarganegaraan sehingga sanggup membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, mempunyai dan membuatkan impian luhur, mengasihi dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.
- Pendidikan aksara pun sanggup dijadikan sebagai seni administrasi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga bisa membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu.
- Sebaiknya putra ibu diajak mengunjungi anak yatim piatu, daerah penampungan anak-anak, sehingga ia sanggup mengamati lingkungan, peka terhadap penderitaan orang lain,
Perlawanan (tetapi)
Contoh:
Dahulu Irwan dan Rudi sering bertemu ketika di kelas IX SMP, tetapi sehabis di Sekolah Menengan Atas mereka jarang bertemu.
Carilah lima kalimat lain, baik di dalam teks “Remaja dan Pendidikan Karakter” maupun dalam teks lain, yang di dalamnya terdapat pemakaian konjungsi perlawanan (tetapi)!
- Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya.
- Bagaimana jikalau tenyata siwa sudah diberi umpan dalam aktivitas tetapi kepribadian jelek siswa terebut masih nampak?
- Pendidikan aksara telah menjadi perhatian banyak sekali negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan.
- Bahkan kini ini penerima pendidikan aksara bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa.
- Kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Pemilihan (atau).
Contoh:
Pilihan sangat sulit diambil Retno lantaran ia harus menentukan sekolah di Sekolah Menengah Pertama bersahabat rumahnya atau sekolah unggulan yang berada jauh di tengah kota.
Carilah lima kalimat lain, baik di dalam teks “Remaja dan Pendidikan Karakter” maupun dalam teks lain, yang di dalamnya terdapat pemakaian konjungsi pemilihan (atau)!
- Tujuan utama dari pendidikan yaitu untuk membentuk aksara lantaran aksara merupakan suatu penilaian seorang pribadi atau individu serta aksara pun sanggup memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi.
- Di samping itu, mereka diajari juga nilai toleransi dan nilai cinta tenang atau nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk remaja mempunyai sifat pengasih, berbudi pekerti, dan cinta damai.
- Sama halnya bagi pembentukan aksara seorang anak, memang butuh waktu dan janji dari orangtua dan sekolah atau guru untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter.
- Bagaimana seni administrasi yang sempurna membangun aksara siswa? Apakah siswa diberi pengertian wacana aksara yang baik atau apakah cukup diberi umpan aktivitas biar siswa terbiasa dan tanpa disadari oleh siswa sendiri?
- Kadangkala kita sering membantu mereka lantaran kasihan atau rasa sayang, tapi bergotong-royong malah menciptakan mereka tidak mandiri.