Unsur Kebahasaan Teks Observasi
Friday, August 28, 2020
Edit
Dalam teks observasi “Cinta Lingkungan” itu terdapat beberapa unsur kebahasaan yang sangat diharapkan dalam memadukan teks laporan hasil observasi. Unsur kebahasaan itu berupa rujukan kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur yang menyusun sebuah teks hasil observasi. Untuk sanggup mengetahui unsur kebahasaan dalam sebuah teks sanggup dilakukan dengan cara mempelajari kata, kalimat, dan frasa yang ada dalam teks tersebut. berikut ini rujukan teks laporan hasil observasi.
Definisi Umum:
Lingkungan hidup ialah segala sesuatu yang ada di sekitar insan dan berafiliasi timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu masakan dan berkembang biak menyerupai manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu sanggup membuat masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
Deskripsi Bagian:
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia mempunyai hutan lebat yang menawarkan banyak oksigen. Di negara ini terdapat flora dan binatang yang khas, menyerupai matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.
Deskripsi Manfaat:
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam itu harus selalu kita tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan semoga alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari masa ke masa.
Lingkungan hidup ialah segala sesuatu yang ada di sekitar insan dan berafiliasi timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu masakan dan berkembang biak menyerupai manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu sanggup membuat masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
Deskripsi Bagian:
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia mempunyai hutan lebat yang menawarkan banyak oksigen. Di negara ini terdapat flora dan binatang yang khas, menyerupai matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.
Deskripsi Manfaat:
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam itu harus selalu kita tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan semoga alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari masa ke masa.
Diolah dari sumber “Lingkungan Hidup” Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 27 April 2012.
Unsur Kebahasaan Teks Observasi
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang menunjukkan keterkaitan. Rujukan kata berafiliasi dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)
Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
- Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.
- Rujukan daerah :di sini, di situ, di sana.
- Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan menyerupai orang: dia, ia, mereka,beliau.
Indonesia mempunyai hutan lebat yang menawarkan banyak oksigen. Di negara ini terdapat flora dan binatang yang khas, menyerupai matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.
Penjelasan:
Kata di negara ini merujuk pada kata Indonesia. Kata Indonesia merupakan kata yang dirujuk.
Pada tanggal 17 Februari 2013, Jakarta mengalami banjir besar. Di kota ini banyak rumah yang terendam air hingga satu setengah meter.
Penjelasan:
Perhatikan kata Jakarta dan di kota ini. Kedua kata itu saling berhubungan. Kata di kota ini merujuk pada kata Jakarta. Selain kata ini, kata yang sering digunakan untuk rujukan ialah itu dan di sini. Keterkaitan dua kata yang menjadi rujukan itu sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kepaduan teks.
2. Kelompok kata (frasa) Frasa ialah adonan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya mempunyai satu makna gramatikal.
Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi :
- Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak.
- Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, gres menyadari, tidak mandi
- Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis
- Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya memakai kata depan. Contoh: di rumah, dari Bandung, ke pantai
No. | Proses Pembentukan Kelompok Kata (Frasa) | Kelompok Kata (Frasa) | No. | Proses Pembentukan Kelompok Kata (Frasa) | Kelompok Kata (Frasa) |
1. | benda + mati | benda mati | 5. | paru-paru+dunia | paru-paru dunia |
2. | makhluk + hidup | makhluk hidup | 6. | hutan+lebat | hutan lebat |
3. | lingkungan + hidup | lingkungan hidup | 7. | benda+hidup | benda hidup |
4. | timbal+balik | timbal balik | 8. | berkembang+biak | berkembang biak |
3. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan ialah kata dasar yang menerima awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks). Contoh:
Lingkungan hidup yang terpelihara sanggup menyelamatkan habitat insan lantaran keseimbangannya terjaga.
No. | Proses Pembentukan | Bentukan Kata | No. | Proses Pembentukan | Bentukan Kata |
1. | lingkung + an | lingkungan | 7. | me-kan+cipta | menciptakan |
2. | ter+ pelihara | terpelihara | 8. | me-kan+beri | memberikan |
3. | me+selamat+kan | menyelamatkan | 9. | tumbuh+ an | tumbuhan |
4. | ke-an+seimbang | keseimbangan | 10. | di-kan+lestari | dilestarikan |
5. | ke-an+seimbang | keseimbangan | 11. | ke- an+cinta | kecintaan |
6. | ber-an+hubung | berhubungan | 12. | di-kan+tanam | ditanamkan |
4. Hata hubung (Konjungsi)
Konjungsi ialah kata kiprah yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
a. Konjungsi Intrakalimat:
Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi mempunyai sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.
Konjungsi Subordinatif
Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi mempunyai sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.
b. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang gres dan karakter pertamanya ditulis dengan karakter kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut.
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melaksanakan sesuatu )
- kemudian, setelah itu, setelah itu, selanjutnya, aksesori pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan kontradiksi dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh lantaran itu, oleh lantaran itu ( menyatakan akhir )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)
5. Kata Baku dan tidak Baku
Kata Baku
Kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, sudah niscaya terdapat dalam kamus yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang setiap 5 tahun mengalami perubahan.
Kata Tidak Baku
Kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah niscaya tidak ada dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berikut ini beberapa kata baku dan tidak baku
No. | Kata Baku | Kata Tidak Baku | No. | Kata Baku | Kata Tidak Baku |
1. | kreatif | kreatip | 5. | membuat | bikin |
2. | sistem | sistim | 6. | berkata | ngomong |
3. | aktif | aktip | 7. | mengapa | ngapain |
4. | tidak | enggak | 8. | zaman | jaman |