Kegiatan Ekonomi Antarnegara
Friday, October 30, 2020
Edit
Perdagangan antarbangsa yakni acara penjualan atau pembelian barang yang dilakukan antara satu negara dengan negara lain. Perdagangan antarbangsa telah dilakukan semenjak zaman dahulu. Demikian pula dengan orang-orang yang tinggal di Nusantara. Mereka melaksanakan perdagangan dengan bangsa Cina, India, Arab, maupun bangsa Eropa. Di masa sekarang, perdagangan antarbangsa dilakukan atas dasar prinsip saling menguntungkan. Terdapat aneka macam hukum yang harus dipenuhi oleh negara yang ingin melaksanakan perdagangan dengan negara lain. Untuk memperlancar perdagangan antarbangsa, dibuat forum perdagangan dunia, yaitu WTO (World Trade Organization).
Kegiatan perdagangan antarnegara ketika ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin majunya teknologi transportasi dan komunikasi. Orang Indonesia bisa berdagang dengan orang Arab Saudi melalui media telepon atau faksimile. Barang-barang bisa diangkut dengan kapal atau pesawat terbang. Semua ini semakin memudahkan acara perdagangan antarnegara. Jadi, tidak mengherankan jikalau ketika ini produk-produk luar negeri sangat gampang ditemukan di sekitar kita.
1. Kegiatan Ekspor
Ekspor yakni acara pengiriman barang dan jasa dari wilayah Indonesia ke wilayah negara lain. Eksportir, yaitu orang atau perusahaan yang melaksanakan acara ekspor. Kegiatan ekspor menghasilkan laba yang disebut devisa. Devisa yakni alat pembayaran luar negeri yang sanggup ditukarkan dengan uang luar negeri.
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa manfaat bagi sebuah negara, Beberepa manfaat acara ekspor antara lain sebagai berikut.
Pihak-Pihak yang Berperan dalam Kegiatan Ekspor
Kegiatan perdagangan antarnegara lebih rumit daripada perdagangan di dalam negeri. Hal ini lantaran perdagangan antarnegara melibatkan banyak pihak. Selain itu, ada perbedaan bahasa, mata uang, dan peraturan perdagangan di tiap-tiap negara. Para pelaku acara ekspor sebagai berikut:
Komoditas Ekspor Indonesia
Komoditas merupakan barang atau jasa yang diperdagangkan. Komoditas ekspor Indonesia sangat beragam. Berbagai komoditas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu migas dan nonmigas.
a. Minyak dan Gas (migas)
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi. Ekspor Indonesia ditujukan terutama ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Amerika Serikat. Akan tetapi, ekspor minyak bumi Indonesia semakin menurun. Hal ini lantaran tambang minyak yang ada sudah tidak menghasilkan lagi.
Gas alam biasanya ditemukan bersama minyak bumi. Potensi gas alam di Indonesia cukup besar. Gas alam diekspor dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG). Gas alam telah diproduksi semenjak tahun 1979 serta diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Saat ini pemerintah tengah berusaha menggantikan peranan minyak sebagai materi bakar dengan gas. Oleh lantaran itu, produksi gas akan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
b. Nonminyak dan Gas (nonmigas)
Bangsa Indonesia dihentikan selamanya mengandalkan pada ekspor minyak dan gas. Berdasarkan negara tujuan ekspor, Jepang dan Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor nonmigas utama negara kita. Ekspor nonmigas Indonesia dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu industri, dan kerajinan, pertanian, perikanan, kehutanan, jasa, dan pertambangan.
2. Kegiatan Impor
Impor yakni acara memasukkan barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Kegiatan impor dilakukan lantaran ada barang-barang yang belum bisa diproduksi di dalam negeri sehingga harus didatangkan dari negara lain. Pihak yang melaksanakan impor disebut importir.
Pelaku dalam Kegiatan Impor
Komoditas Impor Indonesia
Manfaat Kegiatan Impor
Namun acara impor ini juga mempunyai pengaruh negatif, antara lain sebagai berikut :
Kegiatan perdagangan antarnegara ketika ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin majunya teknologi transportasi dan komunikasi. Orang Indonesia bisa berdagang dengan orang Arab Saudi melalui media telepon atau faksimile. Barang-barang bisa diangkut dengan kapal atau pesawat terbang. Semua ini semakin memudahkan acara perdagangan antarnegara. Jadi, tidak mengherankan jikalau ketika ini produk-produk luar negeri sangat gampang ditemukan di sekitar kita.
1. Kegiatan Ekspor
Ekspor yakni acara pengiriman barang dan jasa dari wilayah Indonesia ke wilayah negara lain. Eksportir, yaitu orang atau perusahaan yang melaksanakan acara ekspor. Kegiatan ekspor menghasilkan laba yang disebut devisa. Devisa yakni alat pembayaran luar negeri yang sanggup ditukarkan dengan uang luar negeri.
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa manfaat bagi sebuah negara, Beberepa manfaat acara ekspor antara lain sebagai berikut.
- Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia. Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik, apabila undangan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
- Menambah Devisa Negara. Kegiatan ekspor memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini sanggup menambah penerimaan devisa negara. Kekayaan negara bertambah lantaran devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
- Memperluas Lapangan Kerja. Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, acara produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang diharapkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Pihak-Pihak yang Berperan dalam Kegiatan Ekspor
Kegiatan perdagangan antarnegara lebih rumit daripada perdagangan di dalam negeri. Hal ini lantaran perdagangan antarnegara melibatkan banyak pihak. Selain itu, ada perbedaan bahasa, mata uang, dan peraturan perdagangan di tiap-tiap negara. Para pelaku acara ekspor sebagai berikut:
- Produsen Eksportir. Produsen eksportir yakni perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk diekspor. Produsen eksportir tidak memakai jasa mediator yaitu pedagang ekspor. Perusahaan yang bisa berperan sebagai produsen eksportir biasanya merupakan perusahaan besar atau berskala internasional. Misalnya, perusahaan di bidang tekstil, mebel, masakan kemasan, dan elektronik.
- Pedagang Ekspor. Pedagang ekspor merupakan tubuh perjuangan yang diberi izin pemerintah untuk melaksanakan acara ekspor. Pedagang ekspor tidak memproduksi sendiri barang yang diekspornya, tetapi menjual hasil produksi orang lain.
- Wisma Dagang. Wisma dagang merupakan suatu perusahaan ekspor yang besar dan sanggup mengekspor aneka macam komoditas. Perusahaan ini mempunyai jaringan pemasaran di seluruh dunia. Wisma dagang bisa bermula dari eksportir yang hanya mengekspor satu komoditas. Seiring perkembangan usahanya, eksportir bisa mengekspor aneka macam komoditas.
Komoditas Ekspor Indonesia
Komoditas merupakan barang atau jasa yang diperdagangkan. Komoditas ekspor Indonesia sangat beragam. Berbagai komoditas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu migas dan nonmigas.
a. Minyak dan Gas (migas)
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi. Ekspor Indonesia ditujukan terutama ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Amerika Serikat. Akan tetapi, ekspor minyak bumi Indonesia semakin menurun. Hal ini lantaran tambang minyak yang ada sudah tidak menghasilkan lagi.
Gas alam biasanya ditemukan bersama minyak bumi. Potensi gas alam di Indonesia cukup besar. Gas alam diekspor dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG). Gas alam telah diproduksi semenjak tahun 1979 serta diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Saat ini pemerintah tengah berusaha menggantikan peranan minyak sebagai materi bakar dengan gas. Oleh lantaran itu, produksi gas akan lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
b. Nonminyak dan Gas (nonmigas)
Bangsa Indonesia dihentikan selamanya mengandalkan pada ekspor minyak dan gas. Berdasarkan negara tujuan ekspor, Jepang dan Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor nonmigas utama negara kita. Ekspor nonmigas Indonesia dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu industri, dan kerajinan, pertanian, perikanan, kehutanan, jasa, dan pertambangan.
- Komoditas Pertanian. Komoditas pertanian mencakup produk perkebunan, peternakan, perikanan, dan pertanian tanaman pangan. Komoditas pertanian dan perkebunan yang diekspor antara lain kelapa sawit, kopra, kopi, teh, tembakau, cengkih, karet, dan rempah-rempah.
- Komoditas perikanan yang diekspor yakni hasil penangkapan di maritim dan hasil budi daya. Misalnya, ikan cakalang, lemuru, dan tuna. Hasil budi daya perikanan yang menjadi komoditas ekspor contohnya udang lobster, katak, dan ikan hias.
- Komoditas Pertambangan. Contoh materi tambang yang diekspor yakni watu bara, besi, baja, timah, dan tembaga. Bahan tambang yang diekspor ada yang berupa materi mentah dan ada yang sudah diolah menjadi materi setengah jadi.
- Komoditas Kehutanan. Komoditas kehutanan yang diekspor Indonesia antara lain kayu, damar, dan rotan. Jenis kayu yang dihasilkan hutan Indonesia antara lain kayu jati, kruing, meranti, eboni, ulin, cendana, dan angsana. Pemerintah berharap ekspor komoditas kehutanan yakni hasil hutan yang sudah diolah. Misalnya, rotan sudah diolah menjadi meja dingklik dan kayu sudah diolah menjadi bubur kertas atau mebel.
- Komoditas Industri dan Kerajinan. Komoditas industri dan kerajinan mencakup aneka macam produk yang sudah melewati proses pengolahan. Contoh komoditas ekspor yang berupa barang jadi yakni bantalan kaki, kertas, karton, dan alat elektronik. Contoh komoditas ekspor yang berupa barang setengah jadi yakni bijih besi, bijih perak, dan getah karet.
- Jasa. Contoh ekspor di bidang jasa yakni acara pariwisata dan pengiriman tenaga kerja. Selama ini Indonesia telah mengirimkan tenaga kerja ke aneka macam negara. Misalnya, Arab Saudi, Hongkong, Singapura, dan Malaysia.
2. Kegiatan Impor
Impor yakni acara memasukkan barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Kegiatan impor dilakukan lantaran ada barang-barang yang belum bisa diproduksi di dalam negeri sehingga harus didatangkan dari negara lain. Pihak yang melaksanakan impor disebut importir.
Pelaku dalam Kegiatan Impor
- Importir Umum. Importir umum merupakan pihak yang memperoleh izin untuk mengimpor barang dengan tujuan untuk diperjualbelikan kembali di pasar dalam negeri. Misalnya, sebuah pasar swalayan besar mengimpor daging sapi dari Australia untuk dijual kepada masyarakat Indonesia.
- Importir Terbatas. Importir terbatas merupakan pihak yang memperoleh izin perdagangan umum untuk mengimpor barang-barang tertentu sebagaimana telah diarahkan oleh pemerintah. Misalnya, Perum Bulog ditunjuk pemerintah untuk mengimpor beras dari Cina dan Thailand untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri.
- Importir Produsen. Importir produsen yakni produsen yang mempunyai izin dari pemerintah untuk mengimpor barang yang diharapkan dalam proses produksinya. Contohnya sebuah perusahaan penghasil pupuk mengimpor bahan-bahan kimia untuk pembuatan pupuk. Jadi, importir produsen tidak mengimpor untuk dijual lagi, tetapi untuk diproses terlebih dahulu.
Komoditas Impor Indonesia
- Barang Modal. Barang-barang modal merupakan jenis barang yang diharapkan untuk acara produksi. Pembelian barang-barang modal ditujukan untuk menghasilkan barang lain. Indonesia belum bisa menghasilkan semua barang modal yang dibutuhkan. Barang-barang tersebut contohnya mesin pabrik, pesawat, alatalat berat, kapal, dan peralatan dan perlengkapan TNI/Polri.
- Bahan Baku. Indonesia mengimpor aneka macam jenis materi baku untuk kebutuhan industri. Contoh materi baku yang diimpor yakni kapas untuk industri tekstil, obat-obat kimia untuk industri pupuk, komponen kendaraan bermotor, gandum untuk industri mi instan dan masakan olahan, plastik, dan besi baja.
- Barang-Barang Konsumsi. Barang konsumsi merupakan barang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Barang konsumsi yang diimpor antara lain alat elektronik, kendaraan bermotor, susu, daging, beras, mentega, masakan kalengan, kosmetik, kedelai, dan obat-obatan.
- Minyak Bumi. Merosotnya produksi minyak di dalam negeri telah menurunkan ekspor minyak Indonesia. Di sisi lain, kebutuhan minyak di dalam negeri semakin meningkat lantaran meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Indonesia juga mengimpor minyak, minyak tersebut diolah menjadi produk materi bakar minyak (BBM) yang dipakai untuk transportasi, pembangkit listrik, acara industri, dan minyak tanah.
Manfaat Kegiatan Impor
- Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan. Setiap negara mempunyai sumber daya alam dan kemampuan sumber daya insan yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
- Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum sanggup dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum bisa memproduksi mesin-mesin berat. Indonesia melaksanakan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.
- Alih Teknologi. Proses produksi sanggup dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya yakni mesin komputer. Masuknya komputer mendorong masyarakat untuk mempelajari cara menggunakan, memperbaiki, dan merakitnya Perdagangan antarnegara juga memperlihatkan kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari teknologi dari negara lain. Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi.
- Memperoleh Bahan Baku. Tidak semua materi baku produksi dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai materi baku yang harganya lebih murah.
Namun acara impor ini juga mempunyai pengaruh negatif, antara lain sebagai berikut :
- Sempitnya pasar hasil produksi dalam negeri. Kegiatan impor berarti memberi peluang barang luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan produsen dalam negeri harus bersaing. Persaingan yang tidak sehat mengakibatkan pasar hasil produksi dalam negeri menjadi sempit.
- Hancurnya industri dalam negeri. Produk yang tidak sanggup bersaing dengan produk luar negeri, mengakibatkan perusahaan akan bangkrut. Akibatnya, perusahaan abnormal akan menguasai pasar dalam negeri. Misalnya, kebijakan impor beras yang diambil pemerintah, sanggup merugikan petani. Masyarakat lebih banyak membeli beras impor daripada beras lokal lantaran harganya lebih murah. Jika keadaan ini terus berlanjut akan merugikan petani dalam negeri.