Garis Waktu Perkembangan Seni Era Islam
Friday, November 27, 2020
Edit
Akhir-akhir ini istilah Lini Masa sering digunakan untuk menyebutkan urutan waktu. Kata Lini Masa berasal dari dua suku kata yang membentuk kata baru. Mungkin kata ini diserap dari bahasa yang digunakan pada media umum menyerupai Facebook dan Twitter. Time (Waktu) Line (garis), jadi mengacu pada arti ini timeline yaitu garis waktu. Garis waktu, linimasa atau alur waktu yaitu suatu yang mewakili kronologis urutan peristiwa. Garis waktu sanggup dibentuk berdasarkan era, abad, tahun, bulan, minggu, hari, dan bahkan jam yang panjangnya sanggup bervariasi. Dalam garis waktu, terdapat titik-titik yang mewakili peristiwa-peristiwa penting.
Konsep garis lurus perihal waktu diikuti dengan terbentuknya konsep perihal urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah insan dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu semenjak zaman dulu, zaman kini dan zaman yang akan datang. Agar waktu dalam setiap kejadian atau kejadian sanggup dipahami, maka sejarah menciptakan pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini yaitu biar babak waktu itu menjadi terang ciri-cirinya.
Pada goresan pena ini saya akan membahas Lini Masa mengenai kesenian masyarakat Indonesia semenjak masa kerajaan-kerajaan Islam, masa penjajahan dan masa kebangsaan, sampai masa sekarang. Salah satu kesenian yang banyak terdapat di masyarakat yaitu lagu. Lagu merupakan salah satu bentuk kesenian hasil dari sebuah peradaban budaya. Kesenian selalu berkembang mengikuti perkembangan dan perubahan peradaban budaya masyarakat. Perhatikan pola Lini Masa, perubahan kesenian dari masa ke masa berikut ini :
1. Garis Waktu Seni Musik
2. Garis Waktu Seni Rupa
4. Garis Waktu Seni Pertunjukan
Konsep garis lurus perihal waktu diikuti dengan terbentuknya konsep perihal urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah insan dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu semenjak zaman dulu, zaman kini dan zaman yang akan datang. Agar waktu dalam setiap kejadian atau kejadian sanggup dipahami, maka sejarah menciptakan pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ini yaitu biar babak waktu itu menjadi terang ciri-cirinya.
Pada goresan pena ini saya akan membahas Lini Masa mengenai kesenian masyarakat Indonesia semenjak masa kerajaan-kerajaan Islam, masa penjajahan dan masa kebangsaan, sampai masa sekarang. Salah satu kesenian yang banyak terdapat di masyarakat yaitu lagu. Lagu merupakan salah satu bentuk kesenian hasil dari sebuah peradaban budaya. Kesenian selalu berkembang mengikuti perkembangan dan perubahan peradaban budaya masyarakat. Perhatikan pola Lini Masa, perubahan kesenian dari masa ke masa berikut ini :
1. Garis Waktu Seni Musik
- Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, kesenian digunakan sebagai media untuk pengumpul massa dalam rangka mengembangkan pedoman agama Islam. Misalnya, Sunan Kalijaga yang menyisipkan pedoman Islam ke dalam kisah wayang, lagu Tombo Ati, upacara sekaten, dan sebagainya.
- Pada masa penjajahan, kesenian banyak terpengaruh oleh budaya kolonial atau penjajah. Contohnya Musik Keroncong, yang awalnya diperkenalkan Portugis pada masa 16. Musik ini kemudian dikembangkan oleh orang Indonesia dan menjadi musik khas masyarakat Indonesia.
- Pada masa pergerakan nasional kesenian berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa. Seperti yang terjadi pada kejadian Sumpah Pemuda. Selain mengucapkan sumpah, pada dikala itu diperkenalkan “Lagu Kebangsaan Indonesia Raya” yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dan pengibaran bendera “Pusaka” Sang Merah Putih. Dengan lagu Indonesia Raya tersebut mengatakan bahwa bangsa Indonesia bersatu.
- Pada masa kini seni musik biasanya digunakan untuk hiburan. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi pengungkapan emosional. Lagu berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Misalnya dengan kata lain bernyanyi kita sanggup mengungkapkan perasaan atau emosi kita.
2. Garis Waktu Seni Rupa
- Periode Kerajaan Islam banyak meninggalkan seni bangunan menyerupai masjid dan makam, bangunan keraton, kaligrafi, dan ragam hias bercirikan khas Islam. Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, seni rupa digunakan sebagai media akulturasi budaya Islam dengan budaya Hindu dan Budha.
- Pada masa penjajahan, seni rupa terutama seni bangunan terkait dengan seni yang berkembang di Eropa. Hasil seni masa penjajahan antara lain benteng, istana, gereja dan rumah. Contoh benteng yang dibangun pada masa penjajahan antara lain benteng Vredeburg, dan Vestenburg.
- Pada masa pergerakan nasional yaitu Bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
- Pada masa kini seni rupa berubah menjadi 2 cabang utama, yaitu seni pakai dan seni murni. Seni pakai yaitu jenis seni yang diciptakan untuk menghias atau memperindah benda-benda pakai mulai dari hiasan pada benda-benda pakai sehari-hari, peralatan makan dan minum, kendaraan, hiasan taman, hotel, istana, gedung-gedung, patung-patung hiasan jalan, pakaian serta senjata dan benda-benda pakai lainnya. Seni murni yaitu seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekspresi tanpa ada titipan kebutuhan lainnya menyerupai lukisan, kria, dan patung yang berfungsi sebagai ekspresi si seniman
- Pengaruh agama Islam yang membawa seni tari lebih berkembang lantaran digunakan sebagai media penyebaran agama Islam terutama di kerajaan Mataram, Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada zaman ini juga muncul beberapa topeng antara lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo, raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain sebagainya.
- Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman lantaran berada dalam suasana peperangan dan penjajahan. Namun untuk mengangkat semangat kepahlawanan akhir penjajahan muncul jenis tari Pejuang, Prajuritan, Bondoyudo, dan Prawiroguna.
- Pada masa Pergerakan Nasional tidak lepas dari semangat juang para senimannya. Suasana semacam itu akan besar lengan berkuasa terhadap karya-karya tari yang dilahirkan. Contohnya tari Jawa gaya Yogyakarta, tari tersebut mempunyai disiplin yang ketat, gerak-gerak yang tegas, pandangan yang tajam dan lugas. Kemudian muncul perkumpulan-perkumpulan tari sebagai sarana pertumbuhan dan perkembangan tari, menyerupai perkumpulan Kridha Beksa Wirama di Yogyakarta.
- Pada masa kini perkembangan seni tari kembali mulai difungsikan, yaitu untuk upacara keagamaan dan untuk hiburan. Pada masa kini banyak sanggar-sanggar atau organisasi pencinta tari traditional menciptakan gerakan kreasi dengan tema tarian yang sama, tidak menghilangkan kisah atau makna yang ada di tarian tersebut hanya saja untuk menarik penonton supaya terlihat menarik lagi dan lebih banyak kreasi yang terlihat.
4. Garis Waktu Seni Pertunjukan
- Pada masa kerajaan Islam seni pertumbuhan seni pertunjukan tidak terganggu. Bahkan seringkali seni tari dan gamelan digunakan alat daya tarik untuk mengumpulkan orang-orang biar mau mendengarkan khotbah-khotbah perihal pedoman agama Islam. Perkembangan seni tari di Jawa Tengah pada Zaman ini nampak lebih pesat dalam masa pemerintahan Sultan agung sebagai raja Mataram Islam. Selain itu Sunan Kalijaga, yang juga memakai seni pertunjukkan wayang untuk mengembangkan agama Islam.
- Pada zaman penjajahan, Indonesia dijejali dengan banyak sekali jenis tari klasik, pada umumnya berasal dari Jawa dan Bali lantaran mendapat pengayoman yang baik dari istana, bahkan para senimannya dihidupi oleh para raja untuk memelihara dan mengembangkannya. Masa imbas barat ditandainya dengan masuknya musik nasional, dan sandiwara. Dari Cina berupa alat musik cina (gambang krromong) dan tarian yang disebut Barongsai dan Rebana (alat musik) dari Arab.
- Pada masa pergerakan nasional mempunyai dampak baik terhadap perkembangan seni tari. Hal ini terbukti dari banyak sekali tari yang hanya dinikmati kaum darah biru di Istana kemudian disebarluaskan ke kalangan masyarakat luas. Seni Pertunjukan di Bali mengalami perkembangan pesat semenjak masa pemerintahan Dalem waturenggong sampai pemerintahan raja-raja sebelumnya masa ke XX. Dramatari yang muncul dan berkembang di Bali antara lain : Gambuh, Topeng (topeng Pajegan dan topeng Panca), Arja, Wayang Wong, Wayang Kulit. Namun sebelumnya telah muncul tari untuk upacara yakni, tari Baris (Bebarisan), dan Rejang. Demikian pula muncul banyak sekali tema tari legong.
- Pada masa kini ini ditandai dengan bermunculan banyak sekali jenis tari kreasi dan kemudian lambat laun beranjak kebentuk kontemporer. Secara garis besar seni pertunjukan berkembang pesat lantaran seni pertunjukan menjadi cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Dalam pendidikan unsur-unsur barat mulai masuk dalam tari dengan menerapkan banyak sekali komposisi dan level gerak, diasuh oleh para seniman-seniman yang berpendidikan seni.