Laporan Menciptakan Kompos

Kompos yaitu jenis pupuk alami yang terbuat dari materi organik yang merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan). Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara. Bagi tumbuhan kompos berkhasiat untuk menambah menambah kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyerap pupuk pemanis lainnya. Selain itu kompos juga membuat lingkungan yang baik bagi kehidupan jasad renik sehingga tanah menjadi subur. Hal ini akan membantu pertumbuhan tanaman.

Bagi masyarkat kompos sanggup menambah penghasilan dari hasil penjualan kompos, mengurangi timbunan sampah dan nilai estetika lingkungan, mempertahankan kualitas lingkungan di sekeliling, dan alternatif lapangan kerja bagi penduduk. Dengan acara pengolahan kompos dibutuhkan acara ekonomi masyarakat berjalan dan lingkungan tetap terjaga. Namun dalam proses pembuatan kompos ini memerlukan waktu yang usang alasannya yaitu proses pembusukan berjalan secara alami.

Kompos biasanya dibentuk dari sampah yang dihasilkan rumah tangga. Sampah sebagai materi buangan dari sebuah acara seringkali mencemari tanah dan air. Buangan dari pabrik yang mengandung materi kimia berbahaya seringkali dibuang ke sungai. Sungai-sungai sebagai salah satu sumber air higienis pun mengalami penurunan kualitas, sehingga berbahaya bagi makhluk hidup. Salah satu cara sederhana untuk mengurangi pencemaran yaitu dengan mengolah kembali sampah, terutama sampah dapur.

Sampah dapur yaitu sisa buangan dari materi masakan yang dimasak. Sebagian besar sampah dapur bersifat organis yang mengandung nutrien yang baik untuk tanah dan organisme yang hidup di dalamnya. Sampah organik sanggup diolah kembali menjadi kompos. Kompos dipakai sebagai pupuk tumbuhan atau diberikan ke tanah biar organisme dalam tanah mendapat masakan yang baik.

Laporan Membuat Kompos
1. Langkah-langkah:
Kompos yaitu jenis pupuk alami yang terbuat dari materi organik yang merupakan sisa buanga Laporan Membuat Kompos
  • Sediakan ember, pot, kaleng bekas, atau wadah lainnya.
  • Lubangi bab dasar dari wadah tersebut. Letakkan wadah lain yang sanggup menampung rembesan air dari dalam wadah yang sudah dilubangi tadi.
  • Masukkan sampah organik ke dalam wadah setiap hari.
  • Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
  • Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos, contohnya kotoran kambing, sapi atau ayam.
  • Setelah penuh, tutup wadah tersebut dengan tanah dan diamkan selama sebulan.
  • Setelah sebulan, buka wadah dan aduk tanah dan sampah organis.
  • Kompos siap digunakan.

2. Hal menarik dan penting yang terjadi:
  • Warna kompos : kompos yang sudah matang ternyata berwarna coklat kehitam – hitaman. Apabila kompos masih berwarna hijau atau warnanya seolah-olah dengan materi mentahnya berarti kompos tersebut belum matang. Selama proses pengomposan pada permukaan kompos seringkali juga terlihat jamur yang berwarna putih.
  • Penyusutan : terjadi penyusutan volume kompos seiring dengan kematangan kompos. Besarnya penyusutan tergantung pada karakteristik materi mentah dan tingkat kematangan kompos.
  • Suhu : suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan. Suhu kompos yang masih tinggi, berarti proses pengomposan masih berlangsung aktif dan kompos belum cukup matang.
  • Kekerasan materi : kompos yang telah matang akan terasa lunak dikala dihancurkan. Bentuk kompos mungkin masih mirip materi asalnya, tetapi dikala diremas – remas akan gampang hancur.

3. Kesulitan yang dihadapi:
  • Pada proses pembuatan kompos terjadi peningkatan suhu yang menjadikan udara hangat keluar dan udara yang lebih cuek masuk ke dalam tumpukan kompos. Pada proses ini ternyata menghasilkan wangi yang tidak sedap.
  • Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos sangat usang yaitu sekitar satu bulan.

4. Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi:
  • Untuk menghindari wangi tak sedap yang ditimbulkan dari proses pembuatan kompos, wadah pembuatan kompos diletakkan di daerah yang jauh dari rumah, contohnya di kebun erat rumah.
  • Agar pengolahan sampah berjalan lebih cepat sebaiknya juga memakai bakteri. Ada beberapa jenis kuman pengurai sampah yang bisa dipilih; bisa dengan cara membuatnya sendiri atau membeli di toko pertanian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel