Mengenal Kain Tenun Ulos
Thursday, November 19, 2020
Edit
Ulos merupakan kain tenun hasil kerajinan khas suku Batak yang berupa selendang.Kain ini sangat populer, tidak hanya di tempat Batak saja, melainkan sudah meluas ke seluruh penjuru dunia. Ulos melembangkan ikatan kasih sayang orang bau tanah dan anak-anaknya. Pada mulanya fungsi ulos yakni untuk menghangatkan badan, tetapi kini ulos mempunyai fungsi sumbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Setiap ulos mempunyai sifat, keadaan, dan kekerabatan dengan benda tertentu.
Menurut anutan para leluhur Batak, ada tiga sumber yang menunjukkan kehangatan pada insan yaitu matahari, api, dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut, ulos dianggap paling nyaman, menyehatkan badan, dan menyenangkan perasaan. Matahari sebagai sumber panas utama, tidak kita peroleh pada malam hari. Sedangkan api sanggup menjadi peristiwa bila lalai menggunakannya.
Di kalangan orang batak sering terdengar kata mengulosi yang artinya memberi ulos. Hal ini melambangkan santunan kehangatan dan kasih sayang kepada akseptor ulos. Biasanya pemberi ulos yakni orang bau tanah kepada anak-anaknya, hula-hula kepada boru.
Ulos terdiri dari aneka macam jenis dan motif yang masing-masing mempunyai mkana tersendiri, menyerupai kapan digunakan, diberikan kepada siapa, dalam upacara budpekerti yang bagaimana, dan lain-lain. Ulos juga dipakai sebagai busana pengantin yang menggmbarkan kekerabatan Dalihan Natolu yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), ikat dada (pakaian), dan tutup bab bawah (sarung).
Dalam perkembangannya ulos juga diberikan kepada orang yang bukan kerabatnya. Hal ini sanggup diartikan sebagai penghormatan dan kasih sayang kepada akseptor ulos. Misalnya santunan ulos kepada pejabat dengan diiringi do'a, semoga dalam menjalankan tugasnya ia selalu dalam kehangatan dan penuh kasih sayang kepada masyarakat yang dilindunginya. Beberapa ulos yang dikenal menurut sifat, keadaan, dan fungsinya menyerupai berikut ini :
Cara menggunakan ulos majemuk bergantung pada suasananya. Ada yang menggunakan ulos dibahunya (dihadag atau sampe-sampe), ada yang memakainya sebagai sarung (diabithon), ada yang melilitkanya di kepala (dililitohon), dan ada pula yang memakainya secara ketat di pinggang.
Arti dan fungsi kain selendang tenun khas Batak ini semenjak ada sampai kini tidak mengalami perubahan, kecuali beberapa variasi yang diadaptasi dengan kondisi budaya.
Menurut anutan para leluhur Batak, ada tiga sumber yang menunjukkan kehangatan pada insan yaitu matahari, api, dan ulos. Dari ketiga sumber kehangatan tersebut, ulos dianggap paling nyaman, menyehatkan badan, dan menyenangkan perasaan. Matahari sebagai sumber panas utama, tidak kita peroleh pada malam hari. Sedangkan api sanggup menjadi peristiwa bila lalai menggunakannya.
Di kalangan orang batak sering terdengar kata mengulosi yang artinya memberi ulos. Hal ini melambangkan santunan kehangatan dan kasih sayang kepada akseptor ulos. Biasanya pemberi ulos yakni orang bau tanah kepada anak-anaknya, hula-hula kepada boru.
Ulos terdiri dari aneka macam jenis dan motif yang masing-masing mempunyai mkana tersendiri, menyerupai kapan digunakan, diberikan kepada siapa, dalam upacara budpekerti yang bagaimana, dan lain-lain. Ulos juga dipakai sebagai busana pengantin yang menggmbarkan kekerabatan Dalihan Natolu yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), ikat dada (pakaian), dan tutup bab bawah (sarung).
Dalam perkembangannya ulos juga diberikan kepada orang yang bukan kerabatnya. Hal ini sanggup diartikan sebagai penghormatan dan kasih sayang kepada akseptor ulos. Misalnya santunan ulos kepada pejabat dengan diiringi do'a, semoga dalam menjalankan tugasnya ia selalu dalam kehangatan dan penuh kasih sayang kepada masyarakat yang dilindunginya. Beberapa ulos yang dikenal menurut sifat, keadaan, dan fungsinya menyerupai berikut ini :
- Ulos Ragidup. Ulos ragidup mempunyai derajat yang tinggi, pembuatannya sangat sulit. Ulos ragidup sangat sulit. Ulos ragidup termasuk jenis ulos nabalga, yaitu ulos kelas tinggi. Ragidup berarti lambang kehidupan. Oleh alasannya yakni itu setiap rumah tangga harus mempunyai ulos ragidup. Ulos ragidup terdiri dari tiga bab yaitu dua agian sisi ditenun sekaligus, sedangkan bab tengahnya ditenun sendiri, agian ini paling rumit pengerjaanya. Dalam upacara perkawinan, ulos ini diberikan oleh orang bau tanah pengantin perempuan kepada ibu pengantin pria sebagai ulos pargomgom, maksudnya supaya besannya sanggup selalu bersama dengan menantunya (anak dari si pemberi ulos).
- Ulos Ragi Hotang. Ulos ragi hotang juga termasuk berderajat tinggi. Ulos ini dipakai untuk seseorang yang dianggap licik dengan impian supaya Tuhan sanggup mengubah sifatnya menjadi orang yang bijaksana, orang yang tertimpa kemalangan, dan orang yang rajin bekerja. Dalam upacara selesai hidup ulos ini dipakai untuk membungkus jenazahnya atau tulang-tulangnya pada upacara penguburan yang kedua.
- Ulos Bintang Maratur. Ulos maratur mempunyai motif garis-garis yang menggambarkan burung atau bintang-bintang yang tersusun teratur. Ulos ini biasanya dipakai sebagai ulos parompa (gendongan) dengan impian supaya sesudah anak pertama lahir akan disusul anak yang lain sebanyak burung-burung atau bintang-bintang yang terlukis dalam ulos tersebut.
Cara menggunakan ulos majemuk bergantung pada suasananya. Ada yang menggunakan ulos dibahunya (dihadag atau sampe-sampe), ada yang memakainya sebagai sarung (diabithon), ada yang melilitkanya di kepala (dililitohon), dan ada pula yang memakainya secara ketat di pinggang.
Arti dan fungsi kain selendang tenun khas Batak ini semenjak ada sampai kini tidak mengalami perubahan, kecuali beberapa variasi yang diadaptasi dengan kondisi budaya.