Mengenal Tarian Asal Aceh
Friday, November 6, 2020
Edit
Aceh merupakan salah satu Derah spesial yang ada di Indonesia ternyata mempunyai banyak sekali ragam tarian yang sangat menarik. Tarian tersebut mempunyai daya tarik sendiri serta mempunyai makna yang mendalam bagi masyarakat Aceh. Salah satu ciri khas tarian Aceh yakni semua tarian dibawakan oleh banyak orang atau tarian berkelompok. Misalnya pada tari Saman, tari Seudati dan masih banyak yang lainnya. Konsep banyak penari atau berkelompok ini mengacu pada eksklusif masyarakat Aceh yang menganut fatwa agama Islam yaitu berjamaah atau bersama-sama.
Ciri khas lain pada tarian asal Aceh yaitu dalam sebuah tarian terdapat seorang pemimpin yang disebut dengan syekh/imam/amir. Seorang pemimpin dalam hal ini harus memahami dan tanggap dalam setiap persoalan. Selain itu seorang pemimpin juga harus memimpin anak buahnya. Adapun kiprah syekh dalam tarian yakni mengatur gerakan setiap penari sehingga gerakan antara satu penari dengan penari lainya sama dan teratur. Berikut ini beberapa tarian populer yang berasal dari Aceh :
1. Tari Rapai Geleng
Tarian Rapai Geleng merupakan tarian yang dibawakan oleh 12 orang laki-laki dan dipimpin oleh seorang syekh. Tarian ini melambangkan suatu perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan oleh pihak luar kepada masyarakat Aceh. Tarian ini mempunyai gerakan dengan tempo lambat, cepat, sangat cepat, dan diam. Gerakan ini menyimbolkan rakyat Aceh yag tanggap terhadap suatu permaslahan yang timbul, contohnya pada gerakan lambat menyimbolkan pesan bahwa masyarakat Aceh sebelum mengambil suatu tindakan akan berpikir terlebih dahulu semoga nantinya tidak menimbulkan penyesalan.
Tari Rapai Geleng diiringi dengan alat musik tradisional Aceh yang serupa dengan rebana yaitu Rapai. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan syair-syair yang berisi pesan-pesan yang membangun dan disampaikan dengan memakai bahasa setempat.
2. Tari Likok Pulo Aceh
Tari ini pada mulanya dibawakan sehabis menanam padi atau panen raya dan dilakukan pada malam hari. Tari Likok Pulo Aceh diciptakan oleh sorang yang berasal dari Arab dan beragama Islam. Tarian ini mempunyai ciri khas yaitu dibawakan dengan posisi duduk bersimpuh dan berjajar.
Tari Likok Pulo Aceh mengutamakan keterampilan penari dalam menggerakan tubuhnya, contohnya irama tangan, kepala, dan tubuh penggalan atas sanggup harmonis dengan penari lainnya. Pada tarian ini terdapat penari inti yang disebut syekh yang posisi duduknya berada di tengah-tengah penari lainnya. Tari ini diiringi dengan musik rapai yang dibawakan oleh dua orang pemain yang berada di sisi kanan atau kiri para penari.
Gerakan Tari Likok Pulo Aceh mempunyai tempo yang diawali dengan tempo lambat dan selanjutnya ke tempo yang lebih cepat. Gerakan tari ini harus sesuai dengan iringan musik yang dimainkan.
3. Tari Pho
Tari Pho merupakan tarian yang mempuyai makna sebagai ratapan terhadap suatu insiden yang tidak dikehendaki. Tari ini dibawakan oleh para wanita. Pada zaman dahulu tarian ini dibawakan ketika para raja atau pembesar meninggal dunia Pada ketika fatwa agama Islam masuk, tarian ini diubah kegunaannya alasannya yakni tidak sesuai dengan fatwa agama Islam. Pada ketika ini tari Pho banyak dibawakan pada upacara moral untuk menunjang kepariwisataan di Aceh.
4. Tari Saman
Tari saman yakni sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman,
Tari Saman mempunyai daya tarik dalam setiap gerakannya. Berikut arti tari saman dalam setiap babaknya :
5. Tari Guel
Guel dalam bahasa Indonesia berarti membunyikan. Tari ini berasal dari Gayo yang sering dibawakan pada ketika pernikahan, dan dilakukan oleh penari laki-laki, dengan jumlah berkisar 8 - 10 orang. Dalam setiap penampilannya penari laki-laki selalu tampil sebagai simbol dan primadona yang melambangkan aman, manyak atau lintoe Baroe dan Guru Didong. Tarian ini diiringi oleh canang, gong, memong, dan rebana, dengan jumlah penabuh minimal 4 orang.
Tari Guel dalam pelaksanaannya dilakukan dalam 4 babak, yaitu babak 1 mu natap, babak 2 Dep, babak 3 Ketibung, dan babak 4 Cincang Nangka. Ragam gerak dasar yang dipakai antara lain Salam Semah (Munatap), Kepur Nunguk, Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang), dan Dah Papan.
6. Tari Seudati
Tari Seudati yakni salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tari seudati
menggambarkan semangat perjuangan, kelincahan, keriagan, persatuan, dan gotong royong diantara penduduk. Seudati berasal dari bahasa Arab Syahadatain yang berarti legalisasi atau kalimat syahadat. Selanjutnya kalimat tersebut dialihkan dalam bahasa Aceh syahadati dan diubah lagi menjadi seudati yang berarti kompak dan manis.
Tari Seudati dibawakan oleh delapan orang laki-laki sebagai penari utama, yang terdiri dari seorang pemimpin yang disebut syeikh, satu orang pembantu syeikh, dua orang pembantu di sebelah kiri yang disebut apeetwie, satu orang pembantu di penggalan belakang, yang disebut apeet bak, dan tiga orang pembantu biasa. Selain mereka, ada pula dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang disebut aneuk syahi.
Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan hanya dengan beberapa suara yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari. Gerak demi gerak dibawakan mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Beberapa gerakan dalam tarian ini sangat dinamis dan penuh semangat. Namun ada juga beberapa penggalan yang nampak kaku, tetapi sejatinya mengatakan keperkasaan dan kegagahan para penarinya. Kemudian, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan kesombongan sekaligus perilaku kesatria.
Ciri khas lain pada tarian asal Aceh yaitu dalam sebuah tarian terdapat seorang pemimpin yang disebut dengan syekh/imam/amir. Seorang pemimpin dalam hal ini harus memahami dan tanggap dalam setiap persoalan. Selain itu seorang pemimpin juga harus memimpin anak buahnya. Adapun kiprah syekh dalam tarian yakni mengatur gerakan setiap penari sehingga gerakan antara satu penari dengan penari lainya sama dan teratur. Berikut ini beberapa tarian populer yang berasal dari Aceh :
1. Tari Rapai Geleng
Tarian Rapai Geleng merupakan tarian yang dibawakan oleh 12 orang laki-laki dan dipimpin oleh seorang syekh. Tarian ini melambangkan suatu perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan oleh pihak luar kepada masyarakat Aceh. Tarian ini mempunyai gerakan dengan tempo lambat, cepat, sangat cepat, dan diam. Gerakan ini menyimbolkan rakyat Aceh yag tanggap terhadap suatu permaslahan yang timbul, contohnya pada gerakan lambat menyimbolkan pesan bahwa masyarakat Aceh sebelum mengambil suatu tindakan akan berpikir terlebih dahulu semoga nantinya tidak menimbulkan penyesalan.
Tari Rapai Geleng diiringi dengan alat musik tradisional Aceh yang serupa dengan rebana yaitu Rapai. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan syair-syair yang berisi pesan-pesan yang membangun dan disampaikan dengan memakai bahasa setempat.
2. Tari Likok Pulo Aceh
Tari ini pada mulanya dibawakan sehabis menanam padi atau panen raya dan dilakukan pada malam hari. Tari Likok Pulo Aceh diciptakan oleh sorang yang berasal dari Arab dan beragama Islam. Tarian ini mempunyai ciri khas yaitu dibawakan dengan posisi duduk bersimpuh dan berjajar.
Tari Likok Pulo Aceh mengutamakan keterampilan penari dalam menggerakan tubuhnya, contohnya irama tangan, kepala, dan tubuh penggalan atas sanggup harmonis dengan penari lainnya. Pada tarian ini terdapat penari inti yang disebut syekh yang posisi duduknya berada di tengah-tengah penari lainnya. Tari ini diiringi dengan musik rapai yang dibawakan oleh dua orang pemain yang berada di sisi kanan atau kiri para penari.
Gerakan Tari Likok Pulo Aceh mempunyai tempo yang diawali dengan tempo lambat dan selanjutnya ke tempo yang lebih cepat. Gerakan tari ini harus sesuai dengan iringan musik yang dimainkan.
3. Tari Pho
Tari Pho merupakan tarian yang mempuyai makna sebagai ratapan terhadap suatu insiden yang tidak dikehendaki. Tari ini dibawakan oleh para wanita. Pada zaman dahulu tarian ini dibawakan ketika para raja atau pembesar meninggal dunia Pada ketika fatwa agama Islam masuk, tarian ini diubah kegunaannya alasannya yakni tidak sesuai dengan fatwa agama Islam. Pada ketika ini tari Pho banyak dibawakan pada upacara moral untuk menunjang kepariwisataan di Aceh.
4. Tari Saman
Tari saman yakni sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman,
Tari Saman mempunyai daya tarik dalam setiap gerakannya. Berikut arti tari saman dalam setiap babaknya :
- Bersalaman, babak bersalamn merupakan penggalan awal tari saman. Para penari pada penggalan awal ibarat berguman, dalam gumannya berisi kebanggaan dan membesarkan nama Allah. Pada penggalan salam mempunyai tujuan menyapa para penonton untuk menyaksikan tari Saman.
- Ulu Ni Lagu, dalam bahasa Indonesia berarti kepala lagu.
- Lagu-lagu, pada babak ini merupakan puncak dari gerakan tari Saman. Gerakanya mencakup tangan menghentak dada, paha, dan tepukan. Gerakan tubuh ke atas, ke bawah secara serentak, bersilang kemudian miring kek kiri atau ke kanan secara serentak.
- Uak Ni Kemuh,m babak minim merupakan babak pengendoran sehabis melaksanakan gerakan-gerakan cepat. Pada babak ini tarian diiringi dengan nyanyian yang bernada rendah.
- Penutup, babak epilog gerakan tari Saman kembali melambat. Gerakan pada babak ini dilakukan dengan sederhana alasannya yakni yang diutamakan dalam babak ini yakni syair-syair yang berisi banyak sekali ungkapan perpisahan dan seruan maaf.
5. Tari Guel
Guel dalam bahasa Indonesia berarti membunyikan. Tari ini berasal dari Gayo yang sering dibawakan pada ketika pernikahan, dan dilakukan oleh penari laki-laki, dengan jumlah berkisar 8 - 10 orang. Dalam setiap penampilannya penari laki-laki selalu tampil sebagai simbol dan primadona yang melambangkan aman, manyak atau lintoe Baroe dan Guru Didong. Tarian ini diiringi oleh canang, gong, memong, dan rebana, dengan jumlah penabuh minimal 4 orang.
Tari Guel dalam pelaksanaannya dilakukan dalam 4 babak, yaitu babak 1 mu natap, babak 2 Dep, babak 3 Ketibung, dan babak 4 Cincang Nangka. Ragam gerak dasar yang dipakai antara lain Salam Semah (Munatap), Kepur Nunguk, Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang), dan Dah Papan.
6. Tari Seudati
Tari Seudati yakni salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh. Tari seudati
 |
| Tari Seudati |
Tari Seudati dibawakan oleh delapan orang laki-laki sebagai penari utama, yang terdiri dari seorang pemimpin yang disebut syeikh, satu orang pembantu syeikh, dua orang pembantu di sebelah kiri yang disebut apeetwie, satu orang pembantu di penggalan belakang, yang disebut apeet bak, dan tiga orang pembantu biasa. Selain mereka, ada pula dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang disebut aneuk syahi.
Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan hanya dengan beberapa suara yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari. Gerak demi gerak dibawakan mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Beberapa gerakan dalam tarian ini sangat dinamis dan penuh semangat. Namun ada juga beberapa penggalan yang nampak kaku, tetapi sejatinya mengatakan keperkasaan dan kegagahan para penarinya. Kemudian, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan kesombongan sekaligus perilaku kesatria.