Motif Hias Kain Songket Sukarara
Saturday, November 21, 2020
Edit
Kain khas songket Sukarara merupakan salah satu kerajinan khas Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara ialah nama sebuah desa kecil yang sangat indah dan merupakan salah satu sentra kerajinan tenun tradisional yang letaknya di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Lokasi Desa Sukarara ini sekitar 25 Km dari kota Mataram atau sekitar 30 menit perjalan, dan sekitar 5 Km dari kota Praya atau 5 menit perjalan dengan memakai kendaraan pribadi atau taksi.
Kain tenun dari Sukarara ini sangat terkenal, kain tenun ini kaya akan ragam hias. Motif yang sering digunakan ialah motif burung, tumbuhan, binatang, garis simetris, zig-zag, segiempat yang tersusun berderet, selang-seling, kombinasi, dan degradasi. Warna yang harmonis mengisi hampir seluruh bidang kainnya. Ragam hias tersebut ternyata sanggup melahirkan daya pikat yang mempesona.
Berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisional samapi yang kreasi gres dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional. Beberapa jenis motif kain tradisional Sukarara yang dikenal sebagai berikut :
Bahan baku yang digunakan untuk menciptakan kain sonket ini ialah benang katun, sutera, sutera emas dan benang sutera perak. Sedangkan untuk materi pewarna memakai materi pewarna alami ibarat warna coklat kemerahan dari pohon mahoni, warna coklat muda dari batang jati, warna coklat tanah dari biji asam, warna coklat bau tanah dari batang pisang busuk, dan warna ungu dari kulit manggis dan anggur. Hal inilah yang menciptakan kain tenun atau songket dari Desa Sukarara ini populer dengan ciri khas kain songket yang berpola cerah. Dan juga hasil tenun Desa Sukarara ini sudah banyak dikenal oleh wisatawan mancanegara.
Dalam pengerjaan menenun yang dilakukan warga di Desa Sukarara ini hanya memakai alat tenun tradisional yang sangat sederhan, maka harga kain tenun atau songket ini tergantung pada faktor kesulitan penentuan motif dan lamanya waktu pengerjaan. Hal inilah yang menciptakan harga kain tenun tradisional Desa Sukarara sangat mahal.
Untuk menenun satu kain Songket dibutuhkan minimal satu ahad untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin usang waktu yang diperlukan, sanggup hingga berbulan-bulan. Hal yang paling sulit dari menenun kain ini ialah memilih motifnya di awal, sebab yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi saat ditenun sanggup menjadi kain bermotif.
Kain tenun dari Sukarara ini sangat terkenal, kain tenun ini kaya akan ragam hias. Motif yang sering digunakan ialah motif burung, tumbuhan, binatang, garis simetris, zig-zag, segiempat yang tersusun berderet, selang-seling, kombinasi, dan degradasi. Warna yang harmonis mengisi hampir seluruh bidang kainnya. Ragam hias tersebut ternyata sanggup melahirkan daya pikat yang mempesona.
Berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisional samapi yang kreasi gres dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional. Beberapa jenis motif kain tradisional Sukarara yang dikenal sebagai berikut :
- Subahnale, motif subahnale berornamen bunga yang dikelilingi tiga garis membentuk kotak segi enam berderet pada belahan tengah kain, lalu ada variasi garis lurus sejajar dan zig zag pada tepi kain songket. Warna dasar kain yang digunakan yaitu merah atau hitam sedangkan garis-garisnya berwarna . Untuk warna isian disesuaikan, ada kuning, putih, merah, hijau dan biru tua.
- Kembang Komak, motif kembang komak biasa digunakan pada kain sarung. Ornamen yang digunakan berbentuk kotak-kotak hitam kecil. Warna dasar hitam dengan garis-garis warna putih. Pada mulanya kain jenis ini disiapkan oleh seorang gadis yang akan melangsungkan pernikahan. Kain tenun ini sanggup digunakan sebagai sarung, atau selimut.
- Ragi Genep, motif ragi genep biasanya digunakan sebagai sarung. Warna dasar putih dengan garis-garis mendatar dan vertikal saling bersilang berwarna. Kain ini umumnya digunakan untuk bepergian. Makna motif ragi genep ialah orang yang bepergian hendaknya berpakaian yang memenuhi tata cara atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian orang tersebut akan dihargai.
- Tapo Kemalo, motif tapo kemalo umumnya digunakan sebagai kain untuk melengkapi atau dipasangkan dengan kain ragi genep, pemakaiannya sebatas diantara pinggang dengan paha. Kain ini sanggup digunakan baik oleh pria maupun perempuan.
- Taman Rengganis, motif taman rengganis merupakan motif kreasi baru. Ornamen yang digunakan yaitu pohon hayat atau kalpataru, dilengkapi bentuk-bentuk bunga dan kupu-kupu. Dahulu kain jenis ini hanya digunakan oleh orang aristokrat atau orang terhormat. Pemakaian kain ini pada upacara perkawinan, menyambut tamu, dan sebagainya.
Dalam pengerjaan menenun yang dilakukan warga di Desa Sukarara ini hanya memakai alat tenun tradisional yang sangat sederhan, maka harga kain tenun atau songket ini tergantung pada faktor kesulitan penentuan motif dan lamanya waktu pengerjaan. Hal inilah yang menciptakan harga kain tenun tradisional Desa Sukarara sangat mahal.
Untuk menenun satu kain Songket dibutuhkan minimal satu ahad untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin usang waktu yang diperlukan, sanggup hingga berbulan-bulan. Hal yang paling sulit dari menenun kain ini ialah memilih motifnya di awal, sebab yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi saat ditenun sanggup menjadi kain bermotif.