Proses Pembuatan Batik

Batik merupakan kesenian tradisional orisinil Indonesia, batik ialah seni menghias kain satu materi lain dengan motif hiasan dan materi pewarna khusus. Berdasarkan cara pembuatannya batik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu batik tulis, batik cetak, dan batik kobinasi dari keduanya. Batik tulis dikerjakan dengan menggambar motif terlebih dahulu pada kain putih (kain yang biasa dipakai ialah kain mori), kemudian diberi lilin dengan memakai alat yang dinamakan canting. Canting ini terbuat dari materi kuningan. Batik cetakan cara pembuatanya ialah dengan cara menciptakan motif pada tembaga kemudian dicetakan pada kain putih. Sedangkan batik kombinasi ialah batik yang dihasilkan dengan cara perpaduan memakai alat canting dan alat cetakan.

Kualitas batik ditentukan oleh tingkat kesulitan, motof, teknik pembuatan. Batik dengan teknik tulis dengan canting merupakan batik yang paling mahal harganya. Kain batik tulis yang terbuat dari materi bermutu dan dirawat dengan cara tradisional sanggup bertahan lama.

Pada mulanya warna dan motif sangat besar lengan berkuasa pada alam dan tanaman terutama bunga melati, hewan menyerupai mitos burung garuda. Warna lebih banyak didominasi yang dipakai ialah biru dan hitam, yang merupakan simbol air dan udara.Warna-warna tersebut kemudian menjadi dua elemen dasar. Secara simbolik, kedua warna tersebut menjadi warna latar belakang batik tradisional Yogyakarta dan Surakarta..
Batik merupakan kesenian tradisional orisinil Indonesia Proses Pembuatan Batik

Sebelum menjadi kain batik siap pakai, beberapa proses yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
  1. Menganji. Menganji ialah memberi kanji pada kain mori yang sudah bersih. Maksud dari menganji ini ialah untuk memudahkan menggambar motif batik dengan memakai lilin atau malam. Pemberian kanji harus diperhatikan kepekatannya. Kanji yang terlalu pekat, menimbulkan malam yang dipakai untuk menggambar pada kain akan sulit menempel. Sedangkan kanji yang terlalu encer akan menimbulkan gambar gampang belobor. Selain itu kanji yang terlalu encer akan menyulitkan proses penghilangan malam batik pada tahap selanjutnya.
  2. Pengemplongan. Pengemplongan dilakukan dengan maksud biar kain tidak terlalu kaku atau lemas. Kain yang akan dikemplong, digulung dan dilipat, kemudian diratakan dengan cara dipukul-pukul dengan memakai martil.
  3. Ngelowong. Ngelowong ialah proses pembuatan motif dasar dari citra batik. Kain mori digambari dengan motif batik yang dikehendaki, memakai alat yang dinamakan canting. Pada proses ini memakai materi malam atau lilin yang mudak dikerok.
  4. Nembok. Nembok ialah proses menutup bagian-bagian kain mori yang nantinya berwarna putih. Nembok dengan memakai jenis malam khusus, sehingga sewaktu dicelup pewarna tidak mengenai belahan tersebut.
  5. Medel. Medel ialah proses pewarnaan terhadap kain yang telah dibatik. Pewarnaan memakai zat pewarna yang disebut wedel. Proses pewarnaan ini cukup lama, alasannya ialah zat pewarna wedel usang sekali meresap ke kain mori. Sehingga perlu dilakukan berulang-ulang hingga kebiruannya dianggap cukup. Zat pewarna wedel banyak dipakai alasannya ialah lebih tahan lama.
  6. Ngerok, ialah membuang bagian-bagian malam batik yang melekat pada kain mori, sesudah proses medel.
  7. Menyoga, ialah proses memberi warna cokelat. Warna cokelat ini diperoleh dari sejenis kulit pohon soga yang direbus bersama ramuan lainya. Peresapan zat warna ini lebih sulit daripada zat warna wedel, sehingga proses ini cukup banyak makan waktu.
  8. Ngelorod, ialah proses simpulan pembuatan batik. Proses ngelorod ialah membuang seluruh malam yang melekat pada kain mori. Cara ngelorod dengan cara mencelupkan kain yang telah dibatik dengan air panas.

Malam batik atau lilin yang dipakai untuk menciptakan batik merupakan ramuan dari beberapa jenis bahan. Bahan-bahan tersebut yaitu gondorukem (berasal dari getah pinus), damar mata kucing, malam tawon atau kote, minyak kelapa, parafin, dan mikrowas. Komposisi ramuan ini diubahsuaikan dengan penggunaannya. Malam batik yang dipakai untuk ngelowong berbeda dengan malam batik yang dipakai untuk nembok.

Budaya batik sudah dikenal di seluruh Indonesia. Ragam hias batik banyak ragamnya. Ragam hias atau motif batik yang dibentuk tidak hanya untuk memenuhi selera keindahan, tetapi ada tujuan lain yaitu dengan suatu harapan. Misalnya motif batik sidomukti mempunyai garis-garis corak yang merupakan pengungkapan impian biar pemakainya sanggup mengalami hidup mulia dan kecukupan.

Sedangkan pada motif batik Yogyakarta contohnya motif batik Kawung melambangkan keperkasaan dan keadilan, Motif Parang Kusumo, kusumo artinya bunga yang mekar, diperlukan pemakainya terlihat indah, Motif Truntum, truntum artinya menuntun, diperlukan orang bau tanah sanggup menuntun calon pengantin, Motif Batik Tambal, ada semacam kepercayaan jikalau orang sakit memakai kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, alasannya ialah tambal artinya menambah semangat baru, Motif Batik Pamiluto, pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa sanggup artinya kepencut (tertarik), dan masih banyak motif yang lainnya.

Ragam hias batik Solo dan Yogyakarta bersifat simbolik, dengan latar belakang kebudayaan Hindu dan Kejawen. Motof-motif tersebut antara lain :
  1. Motif sawat atau liar melambangkan mahkota atau penguasa tinggi
  2. Motif meru atau pagoda yang melambangkan alam, bumi, dan gunung.
  3. Motif naga yang melambangkan air.
  4. Motif burung yang melambangkan dunia atas angin.
  5. Motif modang atau pengecap api yang melambangkan panas atau nyala api.

Batik Solo dan Yogyakarta ditandai dengan warna-warna yang lebih banyak didominasi yakni cokelat sogan, biru wedelan (indigo), hitam dan putih. Motif batik Cirebon banyak dipengaruhi oleh ragam hias yang berasal dari Cina dan Arab. Ragam hiasnya menggambarkan hewan khayal menyerupai peksi naga, liman dan singa barong. Motif batik Jambi mempunyai ciri khas ayang unik dari segi pewarnaan yaitu dari getah kayu Lambado, daun pandan, kayu tinggi, dan kayu sepang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel