Bahaya Petaka Gunung Meletus

Berbagai macam petaka sanggup terjadi dan peristiwa tersebut sanggup menjadikan kerusakan lingkungan. Salah satu jenis peristiwa tersebut ialah petaka gunung meletus. Jika gunung berapi melmetus akan mengeluarkan lahar, batu-batuan, serta awan panas yang mengandung gas dan abu. Gunung api yang terdapat di Indonesia tergolong sangat aktif. Beberapa gunung yang sering akatif tersebut ialah gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Gunung yang aktif seringkali menawarkan tanda-tanda keaktifannya menyerupai gempa vulkanik, gempa letusan, gempa hembusan, tremor, asap yang muncul dari kawah atau kadangkala hujan bubuk dan letusan-letusan kecil.

Tanda-tanda gunung yang aktif tidak selalu ditandai dengan letusan yang besar dan dahsyat. Namun peristiwa-peristiwa vulkanis kecil sudah sanggup menawarkan keaktifan gunung berapi. Bagi penduduk di sekitar gunung berapi menunjukan tersebut sanggup dipakai sebagai rambu-rambu untuk selalu hati-hati dan waspada terhadap ancaman yang mungkin terjadi. Gunung berapi yang akan meletus sanggup diketahui melalui beberapa tanda, antara lain sebagai berikut :
  • Suhu di sekitar gunung naik.
  • Mata air menjadi kering
  • Sering mengeluarkan bunyi gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Bahaya gunung berapi intinya ialah ancaman yang ditimbulkan oleh letusan atau kegiatan yang menyemburkan benda padat, cair, dan gas serta adonan diantara ketiganya. Itulah yang mengancam dan cenderung merusak dan serta menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta.

Kita sering mendengar tingkatan status suatu gunung berapi menyerupai normal, waspada, siaga, dan awas. Berikut ini denah peringatan gunung berapi di Indonesia.
Tingkat arahan gunung berapi di Indonesia
StatusMaknaTindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan bubuk dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam ancaman direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menawarkan bahwa acara sanggup segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang sanggup menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan sanggup terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada acara apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan acara di atas level normal
  • Peningkatan acara seismik dan insiden vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan acara yang diakibatkan oleh acara magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada tanda-tanda acara tekanan magma
  • Level acara dasar
Sumber : BMKG
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan

Rangkaian gunung api yang ada di dunia sangat berkaitan dengan adanya Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Pada dasarnya Cincin Api Pasifik itu berupa tempat yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi  cekungan Samudera Pasifik. Daerah ini berbentuk menyerupai tapal kuda, tempat ini juga sering disebut sabuk gempa Pasifik. Di dalam cincin api ini terdapat banyak gunung api dari aneka macam belahan dunia. Selain Indonesia gunung berapi juga ada di Italia, Philipina, Meksiko, Amerika Serikat, maupun Kolombia.

Hasil letusan gunung berapi
Gunung berapi yang meletus biasanya mengeluarkan aneka macam material vulkanis menyerupai abu, gas, lava, lahar. Berikut ialah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
  • Gas vulkanik. Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada ketika meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang sanggup membahayakan manusia.
  • Lava dan ajaran pasir serta kerikil panas. Lava ialah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti ajaran sungai sedangkan lava kental akan membeku erat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk majemuk batuan.
  • Lahar. Lahar ialah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
  • Hujan Abu. Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara ketika terjadi letusan. Karena sangat halus, bubuk letusan sanggup terbawa angin dan dirasakan hingga ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
  • Awan panas. Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung menyerupai awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas sanggup menjadikan luka bakar pada badan yang terbuka menyerupai kepala, lengan, leher atau kaki dan juga sanggup mengakibatkan sesak napas.

Bahaya Letusan Gunung Berapi
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua menurut waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
  1. Awan Panas, merupakan adonan material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran)
    Berbagai macam petaka sanggup terjadi dan peristiwa tersebut sanggup menjadikan kerusak Bahaya Bencana Alam Gunung Meletus
    terdorong ke bawah akhir densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
  2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga bisa mengkremasi sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai “bom vulkanik”.
  3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan bubuk dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga bisa menjadikan korosi terhadap seng dan mesin pesawat
  4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 1200 C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan mengkremasi apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi kerikil (batuan beku) dan tempat yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
  5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api lantaran gas ini sanggup keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di tempat gunung api. Gas utama yang biasanya muncul ialah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap mengakibatkan final hayat ialah gas CO2. Beberapa gunung yang mempunyai karakteristik letusan gas beracun ialah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.

Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api ialah ancaman yang terjadi sesudah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam aneka macam ukuran di puncak dan lereng kepingan atas. Pada ketika isu terkini hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
  • Mengenali tempat setempat dalam memilih tempat yang kondusif untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jikalau diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
  • Hindari tempat rawan peristiwa menyerupai lereng gunung, lembah dan tempat ajaran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari bubuk letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan peristiwa susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi badan seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan menggunakan lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi lisan dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai kendaraan beroda empat di tempat yang terkena hujan bubuk lantaran bisa merusak mesin

Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Mitigasi ialah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akhir letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
  1. Pemantauan, acara gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi memberikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan acara gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melaksanakan investigasi secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi sanggup menjelaskan jenis dan sifat ancaman gunung berapi, tempat rawan bencana, arah evakuasi diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melaksanakan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi sanggup berupa pengiriman warta kepada Pemerintah Daerah dan penyuluhan pribadi kepada masyarakat.

Sumber : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Set BAKORNAS PBP; Leaflet Set. BAKORNAS PBP dan Gunungapi. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan www.bnpb. go.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel