Topeng Motif Nusantara
Thursday, December 3, 2020
Edit
Topeng ialah benda dari kertas, kayu, plastik, kain, atau logam yang digunakan menutup wajah seseorang. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan penting dalam banyak sekali sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Ini lantaran peranan topeng yang besar sebagai simbol-simbol khusus dalam banyak sekali uparaca dan kegiatan budbahasa yang luhur. Kehidupan masyarakat modern ketika ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya lantaran keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap bisa memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan.
Topeng telah ada di Indonesia semenjak zaman prasejarah. Secara luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bab dari upacara budbahasa atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan akrab dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi banyak sekali kegiatan seni dan budbahasa sehari-hari. Beberapa topeng di Indonesia pun digunakan sebagai hiasan di dalam rumah atau di luar rumah.
Topeng motif nusantara ialah ragam bentuk topeng yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Motif topeng terbatas sampai wajah atau muka insan dan hewan saja, dan motif yang terdapat dalam topeng lebih sederhana. Motif topeng yang berlaku secara tradisi sanggup digolongkan sebagai berikut :
1. Topeng Cirebon
Jumlah Topeng seluruhnya ada 9 (sembilan) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggannom dan Aki-aki. Dari kesembilan topeng tersebut yang dijadikan sebagai topeng pokok hanya 5 (lima) buah yaitu : Panji atau Samba, Rumyang, Tumenggung dan Kelana atau sering disebut Topeng Panca Wanda. Berikut kelima topeng pokok tersebut :
2. Topeng Jogja
Dalam pagelaran Wayang Wong yang di ciptakan oleh Hamengku Bhuwono I dalam pengekspresian abjad gerak tari tokoh-tokoh wayang untuk kiprah simpanse dan raksasa dalam pentas Ramayana maupun Mahabharata pemainnya dilengkapi dengan pemakaian topeng, sedangkan untuk tokoh pahlawan dan perempuan tidak mengenakan topeng. Dalam pementasan Wayang Orang Gedog punakawan Pentul dan Tembem mengenakan topeng separuh muka.
3. Topeng Surakarta
Topeng gaya Surakarta hampir sama dengan gaya Yogyakarta hanya terdapat perbedaan pada kumis yang terbuat dari bulu. Tokoh punakawan Bancak dan Doyok juga mengenakan topeng separuh muka ibarat gaya Yogyakarta. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi.
4. Topeng Bali
Di Bali Topeng bukan hanya sekadar seni tari belaka, tetapi topeng juga menjadi komplemen dalam ritual keagamaa. Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan - yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Jenis-jenis dramatari topeng yang ada di Bali ialah :
5. Topeng Dayak
Di tempat Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan. Hudoq ialah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh lantaran itu Hudoq termasuk golongan kesenian barongan. Menurut kepercayaan tradisional orang Bahau, Busang, Modang, Ao'heng dan Penihing, Hudoq ialah 13 hama yang merusak tanaman ibarat tikus, singa, gagak, dan lain-lain. Dalam ekspo tersebut Hudoq dilambangkan oleh penari yang mengenakan topeng yang mewakili hama.
6. Topeng Malang
Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam pertunjukannya mempergunakan
topeng. Dalam pementasannya mengetengahkan ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya ibarat : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dan lain-lain. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan abjad tokoh yang dimainkan.
7. Topeng Reog
Lebih lazim disebut tari Reog Ponorogo, tari ini juga mengenakan topeng yang berasal dari Ponorogo. Adegan terakhir dalam reog ialah singa barong, dimana pelaku menggunakan topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual ibarat puasa dan tapa.
Topeng telah ada di Indonesia semenjak zaman prasejarah. Secara luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bab dari upacara budbahasa atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan akrab dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi banyak sekali kegiatan seni dan budbahasa sehari-hari. Beberapa topeng di Indonesia pun digunakan sebagai hiasan di dalam rumah atau di luar rumah.
Topeng motif nusantara ialah ragam bentuk topeng yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Motif topeng terbatas sampai wajah atau muka insan dan hewan saja, dan motif yang terdapat dalam topeng lebih sederhana. Motif topeng yang berlaku secara tradisi sanggup digolongkan sebagai berikut :
- Motif insan dan segala sesuatu yang dimanusiakan ibarat : Dewa-dewi, Betara-betari, Raksasa-raksasi, dan sebagainya.
- Motif hewan dan segala sesuatu yang dibinatangkan ibarat : Naga, Paksi atau Garuda, Singaambara, dan lain-lainnya.
1. Topeng Cirebon
Jumlah Topeng seluruhnya ada 9 (sembilan) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggannom dan Aki-aki. Dari kesembilan topeng tersebut yang dijadikan sebagai topeng pokok hanya 5 (lima) buah yaitu : Panji atau Samba, Rumyang, Tumenggung dan Kelana atau sering disebut Topeng Panca Wanda. Berikut kelima topeng pokok tersebut :
- Panji, wajahnya yang putih higienis melambangkan kesucian bayi yang gres lahir
- Samba (Pamindo), topeng ini berwarna putih dan menggambarkan belum dewasa yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
- Rumyang, topeng ini berwarna merah muda dan wajahnya menggambarkan seorang remaja pada masa pandai baligh.
- Patih (Tumenggung), topeng ini berwarna cokelat atau merah yang menggambarkan orang remaja yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab
- Kelana (Rahwana), topeng ini berwarna merahyang menggambarkan seorang pemarah, jahat, dan angkara murka.
- Pentul menggambarkan seorang pawongan / punakawan yang selalu rendah hati, tidak sombong dan selalu setia kepada tuannya.
- Nyo / Semblep menggambarkan seorang Emban atau Parkan atau juga seorang Inang Pengasuh.
- Jinggaanom menggambarkan seorang Abdi Negara dan Abdi masyarakat Yang senantiasa menempatkan kepentingan langsung atau golongan.
- Aki-aki menggambarkan kehidupan insan di masa tua.
2. Topeng Jogja
Dalam pagelaran Wayang Wong yang di ciptakan oleh Hamengku Bhuwono I dalam pengekspresian abjad gerak tari tokoh-tokoh wayang untuk kiprah simpanse dan raksasa dalam pentas Ramayana maupun Mahabharata pemainnya dilengkapi dengan pemakaian topeng, sedangkan untuk tokoh pahlawan dan perempuan tidak mengenakan topeng. Dalam pementasan Wayang Orang Gedog punakawan Pentul dan Tembem mengenakan topeng separuh muka.
3. Topeng Surakarta
Topeng gaya Surakarta hampir sama dengan gaya Yogyakarta hanya terdapat perbedaan pada kumis yang terbuat dari bulu. Tokoh punakawan Bancak dan Doyok juga mengenakan topeng separuh muka ibarat gaya Yogyakarta. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi.
4. Topeng Bali
Di Bali Topeng bukan hanya sekadar seni tari belaka, tetapi topeng juga menjadi komplemen dalam ritual keagamaa. Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan - yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Jenis-jenis dramatari topeng yang ada di Bali ialah :
- Topeng Pajegan yang ditarikan oleh seorang pemain film dengan memborong semua tugas-tugas yang terdapat didalam lakon yang dibawakan. Topeng Pajegan ialah ritual yang mengiringi upacara keagamaan Hindu dalam budaya Bali yang diakhiri dengan Topeng Sidakarya sebagai puncak dari ritual itu.
- Topeng Sidakarya Di dalam topeng Pajegan ada topeng yang mutlak harus ada, yakni topeng Sidakarya. Demikian eratnya kekerabatan topeng Pajegan dengan upacara keagamaan, maka topeng ini pun disebut Topeng Wali.
- Topeng Panca yang dimainkan oleh empat atau lima orang penari yang memainkan peranan yang berbeda-beda sesuai tuntutan lakon,
- Topeng Prembon yang menampilkan tokoh-tokoh gabungan yang diambil dari Dramatari Topeng Panca dan beberapa dari dramatari Arja dan Topeng Bondres, seni pertunjukan topeng yang masih relatif muda yang lebih mengutamakan penampilan tokoh-tokoh lucu untuk menyajikan humor-humor yang segar.
5. Topeng Dayak
Di tempat Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan. Hudoq ialah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh lantaran itu Hudoq termasuk golongan kesenian barongan. Menurut kepercayaan tradisional orang Bahau, Busang, Modang, Ao'heng dan Penihing, Hudoq ialah 13 hama yang merusak tanaman ibarat tikus, singa, gagak, dan lain-lain. Dalam ekspo tersebut Hudoq dilambangkan oleh penari yang mengenakan topeng yang mewakili hama.
6. Topeng Malang
Reog |
Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam pertunjukannya mempergunakan
topeng. Dalam pementasannya mengetengahkan ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya ibarat : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dan lain-lain. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan abjad tokoh yang dimainkan.
7. Topeng Reog
Lebih lazim disebut tari Reog Ponorogo, tari ini juga mengenakan topeng yang berasal dari Ponorogo. Adegan terakhir dalam reog ialah singa barong, dimana pelaku menggunakan topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual ibarat puasa dan tapa.