Budidaya Flora Ubi Jalar
Sunday, December 27, 2020
Edit
Ubi jalar atau ketela rambat ialah sejenis tumbuhan budidaya. Bagian yang dimanfaatkan ialah akarnya. Ubi jalar (Jawa : munthul) yang rasanya anggun dan enak ini banyak mengandung nutrisi penting bagi kesehatan. Kandungan utama nutrisi dalam ubi jalar ibarat Vitamin A, C dan E, beta karoten, magnesium, kalium dan juga kaya oksidan. Ada banyak jenis varietas ubi jalar, biasanya yang kita tahu dari perbedaan warna ibarat oranye, putih, kuning, merah dan warna ungu. Cara menanam ubi jalar atau ubi rambat sanggup dilakukan dengan cara stek batang
Penyiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami harus dipersiapkan terlebih dahulu semoga hasil panen maksimal. Agar pertumbuhan tumbuhan ubi jalar maksimal lahan harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul kemudian diratakan. Penyiapan lahan sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Bentuk bedengan setinggi 30-40 cm, lebar bedangan 60-100 cm dengan jarak antar bedengan 40-60 cm. Panjang bedengan mengikuti bentuk lahan. Buat lubang untuk menanam bibit ubi jalar, jarak antar lubang 25-30 cm.
Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk
Penyiapan Bibit
Cara yang dipakai pada goresan pena ini memakai stek batang, sebab berdasarkan saya cara ini lebih efektif dibandingkan dengan memakai umbi. Calon bibit tumbuhan diambil dari tumbuhan yang berumur di atas dua bulan dengan ruas yang pendek-pendek. Potong batang ubi jalar kira-kira sepanjang 15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang. Buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang telah distek tersebut dan biarkan selama satu ahad di tempat yang teduh.
Cara Penanaman
Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 serpihan kemudian ditimbun dengan tanah kemudian disirami air. Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, serpihan batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 formasi dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal animo hujan (Oktober), atau awal animo kemarau (Maret) jikalau keadaan cuaca normal.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) ahad sehabis ditanam, penanaman ubi jalar harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam ialah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga serpihan pangkal setek ditimbun tanah. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada dikala sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya gampang ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tumbuhan ubi jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh sebab itu, gulma harus segera disiangi. Bersama-sama acara penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
3. Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan sehabis tanam, kemudian diulang dikala tumbuhan berumur 2 bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan mencakup tahap-tahap sebagai berikut:
4. Pemupukan
Dosis pupuk yang sempurna harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tumbuhan di kawasan setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum ialah 45-90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha). Pemupukan sanggup dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah.
5. Pengairan dan Penyiraman
Fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih dibutuhkan secara kontinu hingga tumbuhan ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 ahad sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik ialah pada pagi atau sore hari. Di kawasan yang sumber airnya memadai, pengairan sanggup dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting diperhatikan dalam acara pengairan ialah menghindari semoga tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
Hama dan Penyakit
Penyakit
Panen
Tanaman ubi jalar sanggup dipanen jikalau ubi-ubinya sudah bau tanah (matang fisiologis). Ciri-ciri ubi jalar
matang, antara lain: jikalau kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan jikalau direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat hingga umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan menunjukkan kenaikan hasil ubi.
Penyimpanan
Hasil panen ubi jalar dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, kondusif dan gampang dijangkau oleh angkutan. Setelah hasil panen hingga di rumah perlu dilakukan pemilahan dan penyortiran. Penyortiran dilakukan untuk menentukan umbi yang berwarna higienis terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garisgaris pada daging umbi.
Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau bubuk ialah sebagai berikut:
Penyiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami harus dipersiapkan terlebih dahulu semoga hasil panen maksimal. Agar pertumbuhan tumbuhan ubi jalar maksimal lahan harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul kemudian diratakan. Penyiapan lahan sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Bentuk bedengan setinggi 30-40 cm, lebar bedangan 60-100 cm dengan jarak antar bedengan 40-60 cm. Panjang bedengan mengikuti bentuk lahan. Buat lubang untuk menanam bibit ubi jalar, jarak antar lubang 25-30 cm.
Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk
Penyiapan Bibit
Cara yang dipakai pada goresan pena ini memakai stek batang, sebab berdasarkan saya cara ini lebih efektif dibandingkan dengan memakai umbi. Calon bibit tumbuhan diambil dari tumbuhan yang berumur di atas dua bulan dengan ruas yang pendek-pendek. Potong batang ubi jalar kira-kira sepanjang 15-25 cm. Pada setiap potongan minimal terdapat dua ruas batang. Buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat batang yang telah distek tersebut dan biarkan selama satu ahad di tempat yang teduh.
Cara Penanaman
Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 serpihan kemudian ditimbun dengan tanah kemudian disirami air. Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, serpihan batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 formasi dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal animo hujan (Oktober), atau awal animo kemarau (Maret) jikalau keadaan cuaca normal.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) ahad sehabis ditanam, penanaman ubi jalar harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam ialah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga serpihan pangkal setek ditimbun tanah. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada dikala sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya gampang ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tumbuhan ubi jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh sebab itu, gulma harus segera disiangi. Bersama-sama acara penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
3. Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan sehabis tanam, kemudian diulang dikala tumbuhan berumur 2 bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan mencakup tahap-tahap sebagai berikut:
- Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati semoga tidak merusak akar tumbuhan ubi jalar.
- Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam susukan antar guludan.
- Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup basah.
4. Pemupukan
Dosis pupuk yang sempurna harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tumbuhan di kawasan setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum ialah 45-90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha). Pemupukan sanggup dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah.
5. Pengairan dan Penyiraman
Fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih dibutuhkan secara kontinu hingga tumbuhan ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 ahad sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik ialah pada pagi atau sore hari. Di kawasan yang sumber airnya memadai, pengairan sanggup dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting diperhatikan dalam acara pengairan ialah menghindari semoga tanah tidak terlalu becek (air menggenang).
Hama dan Penyakit
- Penggerek Batang Ubi Jalar. Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa serpihan batang gampang patah, daun-daun menjadi layu, dan balasannya cabang-cabang tumbuhan akan mati. Pengendalian: (1) rotasi tumbuhan untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tumbuhan pada stadium umur muda terhadap tanda-tanda serangan hama: jikalau serangan hama >5 %, perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan serpihan tumbuhan yang terjangkit berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, ibarat Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.
- Hama Boleng atau Lanas. Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tumbuhan dengan jenis tumbuhan yang tidak sefamili dengan ubi jalar, contohnya padi-ubi jalar-padi; (2) pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
- Tikus . Hama Ini menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas gigitan tikus mengakibatkan infeksi pada ubi dan adakala diikuti dengan tanda-tanda pembusukan ubi. Pengendalian: (1) sistem gerepyokan untuk menangkap tikus dan pribadi dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin semoga tidak banyak sarang tikus disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, ibarat Ramortal atau Klerat.
Penyakit
- Kudis atau Scab.Gejala: adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan daun-daun berkerut ibarat kerupuk. Pengendalian sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1)pergiliran/rotasi tumbuhan untuk memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, ibarat daya dan gedang;, (3) kultur teknik budi daya secara intensif;, (4) penggunaan materi tumbuhan (bibit) yang sehat.
- Layu fusarium. Gejala: tumbuhan tampak lemas,urat daun menguning, layu, dan balasannya mati. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi tumbuhan yang harmonis di suatu kawasan dengan tumbuhan yang bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium.
- Virus. Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang tumbuhan ubi jalar ialah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf. Gejala: pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tumbuhan kecil dengan tata letak daun bergerombol di serpihan puncak, dan warna daun klorosis atau hijau kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan yang berat, tumbuhan ubi jalar tidak menghasilkan. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus; (2) pergiliran/rotasi tumbuhan selama beberapa tahun, terutama di kawasan basis (endemis) virus; (3) pembongkaran/eradikasi tumbuhan untuk dimusnahkan.
Panen
Tanaman ubi jalar sanggup dipanen jikalau ubi-ubinya sudah bau tanah (matang fisiologis). Ciri-ciri ubi jalar
matang, antara lain: jikalau kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan jikalau direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat hingga umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan menunjukkan kenaikan hasil ubi.
Penyimpanan
Hasil panen ubi jalar dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, kondusif dan gampang dijangkau oleh angkutan. Setelah hasil panen hingga di rumah perlu dilakukan pemilahan dan penyortiran. Penyortiran dilakukan untuk menentukan umbi yang berwarna higienis terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garisgaris pada daging umbi.
Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau bubuk ialah sebagai berikut:
- Angin-anginkan ubi yang gres dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari. Tujuanya ialah untuk mengurangi kadar air dalam ubi jalar.
- Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
- Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau bubuk setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup. Cara penyimpanan ini sanggup mempertahankan daya simpan ubi hingga 5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang anggun dan enak jikalau dibandingkan dengan ubi yang gres dipanen.