Perkecambahan Pada Tumbuhan
Saturday, June 27, 2020
Edit
Salah satu ciri flora yaitu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yaitu proses pertambahan volume yang irreversible (tidak sanggup balik) sebab adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel atau pembelahan sel (pembelahan mitosis) atau keduanya. Pertumbuhan pada flora sanggup dinyatakan secara kuantitatif sebab pertumbuhan sanggup diketahui dengan mengukur besar dan tinggi batang, menimbang massa sel baik berupa berat kering maupun berat basahnya, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, maupun jumlah buahnya.
Saat biji dibelah di dalamnya terdapat bagian-bagian berupa cadangan masakan dan embrio atau calon individu gres yang disebut juga forum tumbuhan. Embrio terdiri dari akar forum (calon akar = radikula), daun forum (kotiledon) dan batang forum (kaulikulus). Kotiledon pada biji flora monokotil ibarat padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays) maupun rumput-rumputan (Gramineae atau Poaceae) disebut sebagai skutelum. Pada penggalan akar embrionya, terbungkus oleh lapisan yang disebut koleorhiza, sedangkan pada ujung tunas embrioniknya dibungkus oleh koleoptil.
Embrio pada biji flora dikotil ibarat kacang atau buncis, menempel pada kotiledon disebut kuncup embrionik. Kaulikulus terdiri dari hipokotil (“hypo”= di bawah) yaitu penggalan bawah (pangkal) yang menempel pada kotiledon dan epikotil (“epi”= di atas), yang terdapat di sebelah atas hipokotil. Epikotil akan tumbuh menjadi batang dan daun serta hipokotil akan tumbuh menjadi akar.
Salah satu fase atau tahapan dari pertumbuhan dan perkembangan yaitu poses perkecambahan. Perkecambahan yaitu proses perubahan fisiologi biji dari bentuk dorman (“istirahat” atau tidak aktif) ke bentuk semai sesudah melalui perkembangan sedemikian rupa, ditandai dengan pembentukan radikula, kaulikulus dan plumula.
Cahaya pada proses perkecambahan sanggup memengaruhi hormon auksin. Hormon ini rusak atau terurai jikalau terkena intensitas cahaya yang tinggi. Dengan demikian, pertumbuhan kecambah akan ke arah datangnya cahaya.
c. Tipe Perkecambahan
Tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi sebab flora monokotil dan dikotil memliliki struktur biji yang berbeda atau menurut letak kotiledonnya. Ada dua tipe perkecambahan menurut letak kotiledonnya pada ketika berkecambah:
Embrio pada biji flora dikotil ibarat kacang atau buncis, menempel pada kotiledon disebut kuncup embrionik. Kaulikulus terdiri dari hipokotil (“hypo”= di bawah) yaitu penggalan bawah (pangkal) yang menempel pada kotiledon dan epikotil (“epi”= di atas), yang terdapat di sebelah atas hipokotil. Epikotil akan tumbuh menjadi batang dan daun serta hipokotil akan tumbuh menjadi akar.
Pada ujung epikotil terdapat plumula (pucuk lembaga) yang terdiri dari ujung tunas dengan sepasang pucuk daun. Radikula berada pada penggalan ujung pangkal hipokotil. Pada biji terdapat hilum yang berfungsi untuk memasukkan air dan O2. Selain melewati hilum, air dan gas-gas terlarut sanggup masuk
lewat mikropil. Mikropil juga merupakan pintu masuknya inti sperma dan inti vegetatif pada ketika pembuahan berlangsung.
Setelah biji ditanam dan tempat persemaian telah memenuhi syarat, biji akan sanggup berkecambah. Pada ketika biji berkembang (sebelum berkecambah), kotiledon maupun skutelum menyerap masakan dari endosperma. Pada ketika perkecambahan tiba, kotiledon memindahkan makanannya ke embrio. Akibatnya kotiledon semakin mengecil.
Setelah biji ditanam dan tempat persemaian telah memenuhi syarat, biji akan sanggup berkecambah. Pada ketika biji berkembang (sebelum berkecambah), kotiledon maupun skutelum menyerap masakan dari endosperma. Pada ketika perkecambahan tiba, kotiledon memindahkan makanannya ke embrio. Akibatnya kotiledon semakin mengecil.
Salah satu fase atau tahapan dari pertumbuhan dan perkembangan yaitu poses perkecambahan. Perkecambahan yaitu proses perubahan fisiologi biji dari bentuk dorman (“istirahat” atau tidak aktif) ke bentuk semai sesudah melalui perkembangan sedemikian rupa, ditandai dengan pembentukan radikula, kaulikulus dan plumula.
a. Masa Dormansi Biji
Persyaratan pertama semoga biji sanggup berkecambah yaitu berakhirnya masa dormansi biji. Dormansi biji yaitu kondisi biji yang masih hidup tetapi tidak aktif, berada dalam kondisi kering (kelembabannya kurang) dan tidak sanggup (gagal) berkecambah selama periode waktu tertentu sebab faktor internal biji. Biji kuisen (quiscence) yaitu biji yang tidak sanggup berkecambah apabila faktor luar tidak memenuhi persyaratan. Keadaan ini akan berakhir hingga adanya kondisi yang menguntungkan untuk perkembangan.
Dalam bidang pertanian benih-benih yang belum tepat pertumbuhannya (matang) memerlukan jangka waktu tertentu semoga sanggup berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari hingga beberapa tahun tergantung jenis benih. Benih-benih ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperatur dan kelembaban tertentu semoga viabilitasnya tetap terjaga hingga embrio terbentuk tepat dan sanggup berkecambah.
Dalam bidang pertanian benih-benih yang belum tepat pertumbuhannya (matang) memerlukan jangka waktu tertentu semoga sanggup berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari kurun waktu beberapa hari hingga beberapa tahun tergantung jenis benih. Benih-benih ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperatur dan kelembaban tertentu semoga viabilitasnya tetap terjaga hingga embrio terbentuk tepat dan sanggup berkecambah.
b. Proses Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya flora berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang mengakibatkan ia bermetamorfosis flora muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Dua faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar atau lingkungan). Faktor internal mencakup tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi (daya serap biji terhadap air), dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal mencakup suhu, O2, dan air. Secara umum proses perkecambahan antara lain sebagai berikut.
Dua faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar atau lingkungan). Faktor internal mencakup tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi (daya serap biji terhadap air), dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal mencakup suhu, O2, dan air. Secara umum proses perkecambahan antara lain sebagai berikut.
- Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai semenjak biji mengalami imbibisi, embrio di dalam biji melaksanakan perbanyakan sel. Pada tahapan tertentu, sel mengalami proses diferensiasi dan mengalami proses penambahan jenis dan fungsi sel menjadi jelas. kemudian dilanjutkan proses pembentukan organ-organ yang disebut organogenesis sehingga struktur dan fungsi menjadi semakin lengkap. Proses ini disebut perkembangan atau morfogenesis. Proses perkecambahan diawali dengan berubahnya struktur embrio biji menjadi flora kecil di dalam biji yaitu terlihat daun kecil, calon batang, dan calon akar.
- Setelah biji menyerap air (imbibisi), biji membesar sehingga kulit biji pecah. Secara umum, proses perkecambahan terjadi secara kimiawi. Dengan masuknya air ke dalam biji, enzim akan bekerja dengan aktif. Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk menciptakan dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim α-amilase, maltase, dan enzim pemecah protein.
- Amilase merubah amilum (pati) menjadi maltosa. Maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Metabolisme glukosa menghasilkan energi dan atau senyawa-senyawa untuk menyusun struktur badan tumbuhan. Pembentukan energi ini membutuhkan oksigen (O2) sehingga proses perkecambahan membutuhkan oksigen. Protein yang ada dipecah menjadi asam amino yang berfungsi menyusun struktur sel dan enzim-enzim baru. Enzim-enzim di dalam biji sanggup bekerja dengan baik pada suhu tertentu, sedangkan suhu yang tinggi sanggup merusak enzim.
Cahaya pada proses perkecambahan sanggup memengaruhi hormon auksin. Hormon ini rusak atau terurai jikalau terkena intensitas cahaya yang tinggi. Dengan demikian, pertumbuhan kecambah akan ke arah datangnya cahaya.
c. Tipe Perkecambahan
Tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi sebab flora monokotil dan dikotil memliliki struktur biji yang berbeda atau menurut letak kotiledonnya. Ada dua tipe perkecambahan menurut letak kotiledonnya pada ketika berkecambah:
- Perkecambahan hipogeal bakal batang tumbuh memanjang ke permukaan tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), dan jagung (Zea mays).
- Perkecambahan epigeal hipokotil tumbuh menembus permukaan tanah sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Contoh: perkecambahan pada kacang hijau (Phaseolus sp.), kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kapas (Gossypium sp).