Menanggapi Pementasan Drama
Saturday, August 15, 2020
Edit
Pementasan drama rama merupakan salah satu bentuk tontonan yang sering juga kita sebut dengan istilah teater, lakon, sandiwara, atau tonil. Unsur drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri utama drama yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Selain itu, dalam drama juga terdapat unsur plot/alur, karakter/tokoh, dan latar/setting. Melihat pementasan drama secara pribadi merupakan aktivitas paling mengasyikkan. Karena dengan melihat secara langsung, sanggup lebih mencicipi dan menikmati suasananya, mendengarkan dialog-dialognya, musiknya, dan tata lampunya.
Hal-hal yang tidak pernah lepas dari sebuah pementasan drama di antaranya ialah kurang lebih panggung dan properti, tata lampu, tata suara, serta ilustrasi pengiring atau musik. Dalam pementasan drama, hal-hal tersebut berperan penting dalam kemenarikan sebuah pementasan drama. Selain beberapa hal yang berkaitan dengan panggung, kalian sanggup memperlihatkan apresiasi serta balasan dalam pementasan drama berkaitan dengan tema cerita, alur cerita, keaktoran, dan model penggarapan sutradara.
Sebuah drama mempunyai ciri tersendiri jikalau dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Sebagai seni pertunjukan,teater drama berhubungaan dengan seni gerak,seni dekorasi, seni tata rias,dan seni tata busana. Sebagai seni kolektif kerena drama dikerjakan secara bahu-membahu ,seperti antara sutradara dan pelaku serta antara pelaku dan petugas tata rias dan tata busana. Pementasan drama juga memerlukan penonton lantaran tampa penonton pertunjukan drama menjadi tidak bermakna.
A. Unsur Pementasan Drama
Dalam pementasan sebuah drama terdapat beberapa unsur yang menunjang pemenrtasan drama yaitu pemaian, cerita, perlengkapan panggung : cahaya, rias, suara, dan busana, berikut penjelasannya.
1. Pemain
Pemain ialah orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang dibutuhkan dalam drama, tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang akan dipentaskan. Sebab, setiap tokoh akan diperankan oleh seorang pemain.
Dalam pementasan drama, pemain drama bermain kiprah dan memperlihatkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh dongeng dengan huruf tertentu. Seorang pemain drama dituntut untuk bisa memerankan tokoh dongeng tersebut. Keahlian pemain drama sanggup menghadirkan sosok tokoh yang diperankan menyerupai nyata, baik tingkah laku, dialog, maupun jiwanya. Kekompakan antarpemain sangat memilih keberhasilan sebuah pementasan. Kepiawaian seorang pemain drama dalam memerankan seorang tokoh dalam sebuah pementasan drama akan bisa dilihat dari
Contoh komentar : Ekspresi keputusasaan dari tokoh dalam drama pada pementasan kurang begitu tampak. Dari isi obrolan yang dikemukakan oleh tokoh menampakkan bahwa huruf tokoh tersebut tengah dirundung rasa putus asa, kesepian, dan gelisah, meskipun beliau seorang yang kaya.
Contoh komentar : Ceritanya sangat menarik dan gampang dipahami oleh penonton.
Sebuah drama mempunyai ciri tersendiri jikalau dibandingkan dengan karya sastra yang lain. Sebagai seni pertunjukan,teater drama berhubungaan dengan seni gerak,seni dekorasi, seni tata rias,dan seni tata busana. Sebagai seni kolektif kerena drama dikerjakan secara bahu-membahu ,seperti antara sutradara dan pelaku serta antara pelaku dan petugas tata rias dan tata busana. Pementasan drama juga memerlukan penonton lantaran tampa penonton pertunjukan drama menjadi tidak bermakna.
A. Unsur Pementasan Drama
Dalam pementasan sebuah drama terdapat beberapa unsur yang menunjang pemenrtasan drama yaitu pemaian, cerita, perlengkapan panggung : cahaya, rias, suara, dan busana, berikut penjelasannya.
1. Pemain
Pemain ialah orang yang memeragakan cerita. Berapa banyak pemain yang dibutuhkan dalam drama, tergantung dari banyaknya tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang akan dipentaskan. Sebab, setiap tokoh akan diperankan oleh seorang pemain.
Dalam pementasan drama, pemain drama bermain kiprah dan memperlihatkan kebolehannya. Aktor memerankan tokoh dongeng dengan huruf tertentu. Seorang pemain drama dituntut untuk bisa memerankan tokoh dongeng tersebut. Keahlian pemain drama sanggup menghadirkan sosok tokoh yang diperankan menyerupai nyata, baik tingkah laku, dialog, maupun jiwanya. Kekompakan antarpemain sangat memilih keberhasilan sebuah pementasan. Kepiawaian seorang pemain drama dalam memerankan seorang tokoh dalam sebuah pementasan drama akan bisa dilihat dari
- Teknik vokal/teknik dialog. Ucapan yang dilontarkan oleh seorang pemeran drama mempunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan naskah drama . Karena dalam obrolan sebuah drama banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika lontaran dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya maka nilai yang terkandung tidak dapat dikomunikasikan kepada penonton
- Mimik/ekspresi wajah. Penjiwaan yang total dari para pemeran dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan akan menjadi kunci penentu keberhasilan sebuah pentas drama.
- Gesture/gerak tubuh. Gesture ialah perilaku atau pose badan pemeran yang mengandung makna dan menyebabkan bahasa tubuh. Seorang pemeran harus memahami bahasa tubuh, baik bahasa badan budaya sendiri maupun bahasa badan budaya lainnya. Pemakaian gesture ini mengajak seseorang untuk menampilkan variasi bahasa atau majemuk cara mengungkapkan perasaan dan pemikiran.
- Blocking (penempatan posisi di panggung). Blocking ialah kedudukan badan pada ketika di atas pentas. Blocking yang baik ialah blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi, mempunyai titik sentra perhatian, dan wajar.
Contoh komentar : Ekspresi keputusasaan dari tokoh dalam drama pada pementasan kurang begitu tampak. Dari isi obrolan yang dikemukakan oleh tokoh menampakkan bahwa huruf tokoh tersebut tengah dirundung rasa putus asa, kesepian, dan gelisah, meskipun beliau seorang yang kaya.
2. Cerita
Cerita dalam drama seringkali mengusung masalah/persoalan kehidupan. Cerita dalam drama disusun dalam bentuk dialog, yang disebut naskah drama atau skenario. Menarik atau tidaknya sebuah pementasan drama juga sangat ditentukan oleh jalan ceritanya.Contoh komentar : Ceritanya sangat menarik dan gampang dipahami oleh penonton.
3. Tata Panggung
Panggung ialah kawasan para pemain drama memeragakan lakon drama. Sebuah drama yang dipentaskan di atas panggung harus didukung dengan penataan panggung sebagai latar/setting dongeng yang bisa menggambarkan ruang, waktu, dan suasana sebuah kejadian dalam dongeng drama tersebut. Panggung (latar) yang baik akan membuat pementasan terkesan lebih ‘hidup’ dan menarik. Tata panggung juga membutuhkan adanya properti (perlengkapan) yang sesuai dengan adegan/cerita.
Tidak hanya sekedar dekorasi semata, tetapi segala tata letak perabot atau piranti yang akan digunakan oleh pemain drama disediakan oleh penata panggung. Penataan panggung diubahsuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak artistik sutradara, dan panggung kawasan pementasan dilaksanakan. Oleh lantaran itu, sebelum melakukan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.
Contoh komentar : Bentuk properti yang digunakan dalam pementasan terlalu modern, sehingga kurang sesuai dengan setting waktu cerita. Berdasarkan dialog-dialog dan kostum yang dikenakan dalam pementasan tersebut, memperlihatkan bahwa dongeng tersebut berlangsung pada tahun 1950-an. Maka itu, bentuk meja, kawasan tidur, kawasan minum, serta properti-properti semestinya belum modern.
Tidak hanya sekedar dekorasi semata, tetapi segala tata letak perabot atau piranti yang akan digunakan oleh pemain drama disediakan oleh penata panggung. Penataan panggung diubahsuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak artistik sutradara, dan panggung kawasan pementasan dilaksanakan. Oleh lantaran itu, sebelum melakukan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari panggung pertunjukan.
Contoh komentar : Bentuk properti yang digunakan dalam pementasan terlalu modern, sehingga kurang sesuai dengan setting waktu cerita. Berdasarkan dialog-dialog dan kostum yang dikenakan dalam pementasan tersebut, memperlihatkan bahwa dongeng tersebut berlangsung pada tahun 1950-an. Maka itu, bentuk meja, kawasan tidur, kawasan minum, serta properti-properti semestinya belum modern.
4. Tata Busana
Tata busana merupakan pengaturan pakaian pemain baik bahan, model, maupun cara mengenakannya. Karakter (watak) seorang tokoh dalam drama akan terlihat lebih besar lengan berkuasa jikalau didukung dengan kostum (busana) yang sesuai.Oleh lantaran itu, tata kostum dalam sebuah pementasan drama juga harus sangat diperhatikan.
Contoh komentar : Busana yang digunakan oleh kiprah protagonist tidak sesuai lantaran pakainya tidak dimasukkan sehingga mencerminkan tidak patuh pada peraturan sekolah.
Contoh komentar : Busana yang digunakan oleh kiprah protagonist tidak sesuai lantaran pakainya tidak dimasukkan sehingga mencerminkan tidak patuh pada peraturan sekolah.
Related:
Pengaturan cahaya di panggung memang harus diubahsuaikan dengan keadaan panggung yang digambarkan. Tata lampu pada pementasan drama di panggung juga memegang peranan penting dalam membangun suasana dalam drama tersebut. Oleh lantaran itu, penataan lampu (redup-terang, warna-warni, dan lain-lain) mutlak diperhatikan dalam sebuah pementasan drama.
Contoh komentar : Tata lampu yang digunakan memakai cahaya lampu biasa, maka para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua penggalan dari skeneri akan nampak datar atau flat, kurang menarik. Tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton.
Contoh komentar : Tata lampu yang digunakan memakai cahaya lampu biasa, maka para pemeran, dan peralatan (properti), dan semua penggalan dari skeneri akan nampak datar atau flat, kurang menarik. Tidak nampak sinar tajam (high-light), tidak ada bayangan, dan monoton.
6. Tata Suara
Tata bunyi bukan hanya pengatura pengeras bunyi ( sound system ), melainkan juga musik pengiring. Musik pengiring diharapkan supaya suasana yang digambarkan terasa lebih menyakinkan bagi para penonton. Sama halnya dengan tata lampu, tata bunyi dalam pementasan drama juga akan sangat membantu dalam menghidupkan suasana sesuai dengan jalan dongeng drama.
Contoh komentar : Suara obrolan kurang terang ( volumenya kurang keras ), musiknya kurang menarik ( terlalu sedikit dan monoton )
Contoh komentar : Suara obrolan kurang terang ( volumenya kurang keras ), musiknya kurang menarik ( terlalu sedikit dan monoton )
7. Tata Rias
Untuk memperkuat penampilan tabiat tokoh, riasan wajah pemeran tokoh juga sangat penting. Misalnya, tokoh petani akan lebih sempurna diperankan oleh pemain yang berkulit agak gelap. Untuk membuat imbas kulit agak gelap tersebut, kiprah make-up sangat diperlukan.
Contoh komentar : Tata rias pada pemeran wanita renta kurang menampakkan huruf ketuaannya dan huruf sebagai abdi/ pembantu. Padahal, pada obrolan tersebut huruf tokoh Perempuan Tua merupakan sosok orang yang sudah sangat tua, lebih renta dari sang juragan, setia sebagai abdi, bijak, perhatian, dan penuh kasih sayang
B. Mengomentari Pementasan Drama
Setelah unsur yang akan dikomentari pada sebuah pementasan drama telah diketahui, sampaikanlah evaluasi pentas tersebut dengan objektif. Artinya, tanpa dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama tersebut. Satu hal yang tak pernah boleh dilupakan ialah sampaikan evaluasi yang objektif tadi dengan penuh kesantunan supaya objek yang kalian nilai dengan tulus sanggup mendapatkan hasil penialian.