Struktur Teks Iklan Radio

Radio merupakan media yang mempunyai jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. Radio telah menjawab kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang sanggup memacu perubahan masyarakat. Berbeda dengan media cetak, radio merupakan media auditif yang bersifat atraktif. Apa yang dilakukan radio ialah memperdengarkan bunyi insan untuk mengutarakan sesuatu. Karena radio mempunyai karakteristik khusus, maka iklanyang disiapkan harus memperhatikan karakteristik tersebut. Radio mengandalkan pendengaran untuk menyapa pendengar. Bagi si pendengar, radio menyerupai berbicara dengannya.

Iklan yakni gosip pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai biar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang dimedia massa menyerupai koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum (Kamus besar bhs Indonesia).

Iklan radio mempunyai karakteristik hanya sanggup didengarkan melalui audio (suara) saja.Suara tersebut sanggup berupa Voice, suara/kata-kata insan yang teratur; Musik, perpaduan bunyi-bunyian yang teratur dengan ritme tertentu dan harmonis; dan Sound Effect, suara-suara yang tidak beraturan maupun efek bunyi alam Iklan radio terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  1. Ad lib – Disampaikan oleh penyiar secara eksklusif berupa siaran kata saja. Biasanya durasinya tidak lebih dari 60 detik 
  2. Spot – Disampaikan dengan teknik perekaman sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu. Durasinya berkisar antara 15 hingga dengan 60 detik.
  3. Sponsor Program – Pemberian waktu khusus kepada sponsor untuk memberikan pesan dengan cara membiayai sebuah jadwal agenda radio

Pada teks iklan di radio, iklan akan mempunyai nilai tinggi di indera pendengaran pendengar kalau berdaya jual dan kreatif. Iklan di radio mengandalkan bunyi sebagai pengisi utama iklan. Berbeda dengan iklan media cetak, iklan di radio mempunyai bahasa, batasan waktu, dan peristilahan yang khusus. Script iklan radio memakai instruksi tertentu yang diketahui secara umum oleh kalangan periklanan.

Waktu untuk iklan radio dibatasi oleh durasi dan dihitung menurut detik. Ketentuan pengaturan waktu dalam iklan radio umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik), 5-10 detik pertama sebagai building situation (pendengar sudah tahu setting dan tokoh), detik ke-11 hingga dengan 45 berisi konflik, detik ke-45 hingga 60 berisi solusi.

Untuk menciptakan iklan radio lebih menarik, tidak datar, dan tidak membosankan, harus ada kata-kata pemancing perhatian di final dialog. Pada iklan media cetak, selain bahasa iklan sangat ditentukan oleh lay out, jenis font, dan warna, namun untuk iklan radio yang digunakan yakni bunyi manusia, musik, jinggle, dan efek suara, biasanya ditulis SFX. Perhatikan rujukan script iklan KPU (Komisi Pemilihan Umum), dengan merk pemilu 2004. Iklan ini merupakan iklan layanan masyarakat.

Related:

    Judul: Kucing dalam Karung
    Intro : Musik Tanjidor Betawi (terdengar terus hingga final komersial)
    SFX : Suasana di warung makan. Kucing menjatuhkan gelas.
    Man 1:Eh Bang, udeh nggak waktunye lagi, Pemilu yang kini kite dapati pemimpin menyerupai dapati kucing dalam karung.
    Man 2:Ah, si Abang sanggup aje. Eh, maksudnya gimane?
    Man 1:Gini nih, di Pemilu 2004 beda banget nih ame Pemilu-Pemilu sebelumnya, karene rakyat dapet menentukan eksklusif calon anggota DPR, DPD, hingga presiden secara langsung.
    Man 2:Nah, trus caranye.
    Man 1:Ya, caranye dengan kite nyoblos gambar name-name calon idola kite, Bang.
    Man 2:Wah, pastinye di Pemilu 2004, bakal calonnye kagak nyari-nyari menyerupai kucing dalam karung. Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi.

    Iklan tersebut memakai dua tokoh pria yang mempunyai warna bunyi yang berbeda. Sangat terperinci bahwa aksara dalam iklan yakni orang berbudaya Betawi sehingga dialek yang diucapkan pemain drama yakni dialek Betawi. Untuk menggambarkan karakter, iklan ini diiringi oleh musik Tanjidor yang sangat khas Betawi. Di final iklan digunakan book untuk penarik, yaitu ucapan “Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi”. Jika kalian perhatikan strukturnya, maka akan kalian dapati struktur teks menyerupai berikut.
    Struktur TeksTeks
    OrientasiKucing dalam Karung
    Tubuh iklan
    Man 1:Eh Bang, udeh nggak waktunye lagi, Pemilu yang kini kite dapati pemimpin menyerupai dapati kucing dalam karung.
    Man 2:Ah, si Abang sanggup aje. Eh, maksudnya gimane?
    Man 1:Gini nih, di Pemilu 2004 beda banget nih ame Pemilu-Pemilu sebelumnya, karene rakyat dapet menentukan eksklusif calon anggota DPR, DPD, hingga presiden secara langsung.
    Man 2:Nah, trus caranye.
    Man 1:Ya, caranye dengan kite nyoblos gambar name-name calon idola kite, Bang.
    Man 2:Wah, pastinye di Pemilu 2004, bakal calonnye kagak nyari-nyari menyerupai kucing dalam karung. Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi.
    Justifikasi-

    Meskipun nama pengiklan tidak tertera pada isi teks, namun secara implisit iklan tersebut merupakan iklan milik Komisi Pemilihan Umum yang isisnya berupa informasi mengenai pemilihan langsung.

    Related Posts

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel