Ekosistem Padang Rumput
Saturday, October 31, 2020
Edit
Ekosistem padang rumput digolongkan sebagai salah satu kelompok ekosistem daratan yang terbentuk secara alamiah. Ekosistem ini terbentuk pada tempat tropik maupun subtropik yang mempunyai curah hujan di sekitar 25-30 cm/tahunnya. Ekosistem padang rumput mempunyai curah hujan yang lebih rendah dibandingkan ekosistem sabana. Tumbuhan yang khas ialah rumput. Di Indonesia, ekosistem padang rumput ini bisa ditemukan di pulau Nusa Tenggara, khususnya belahan timur.
Awal pembentukan ekosistem padang rumput ialah dari kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman/rumput. Rumput yang melimpah ini balasannya menarik hewan-hewan pemakan rumput dan kelompok binatang ini pun tinggal di sana. Banyaknya binatang herbivora ini kemudian menarik binatang pemangsa (karnivora) untuk ikut tiba dan menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai masakan ini terus berputar sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Di dalam ekosistem padang rumput sendiri terdapat banyak sekali macam komponen yang ada, baik biotik maupun abiotik serta adanya keterkaitan antara fungsi ekosistem yang muncul diantara dimensi ruang dan waktu dalam suatu ekosistem padang rumput tersebut. Adapun komponen yang ada ialah:
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut ialah komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media atau subtrat sebagai tempat berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya komponen abiotik merupakan tempat tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.
Komponen abiotik pada ekosistem padang rumput sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini sanggup berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang mensugesti pendistribusian organisme. Berikut ialah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik ialah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen abiotik. Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut ialah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput.
a. Organisme autotrof
Organisme autotrof ialah jenis organisme yang bisa menciptakan atau menyintesa masakan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput ialah tumbuhan atau rumput. Rerumputan ini pun hidup menyesuaikan diri dengan kelembaban lingkungan yang mempunyai curah hujan yang tidak teratur.
2. Organisme heterotrof
Organisme kedua heterotrof ialah jenis organisme yang tidak bisa menciptakan masakan sendiri. Karena tidak bisa menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini ialah organisme autotrof yang difungsikan sebagai masakan bagi organisme heterotof.
Hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka ialah binatang yang menjadikan rumput sebagai masakan utama. Misalnya saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Hidup binatang ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka.
Karena keberadaan binatang pemakan rumput tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut ialah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi sasaran mangsa mereka.
c. Pengurai
Komponen terakhir ialah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa menciptakan masakan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini ialah menguraikan materi organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: binatang mati, daun, batang pohon, dan lain-lain).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini ialah jamur dan bakteri. Sisa-sisa makanan, bangka binatang, dan sisa materi organik lainnya akan menjadi masakan bagi organisme dekomposer. Setelah diurai oleh organisme dekomposer, sisa materi organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah. Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya, sehingga tumbuhan sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer, dan hingga pada balasannya konsumen final mati dan diuraikan oleh dekomposer.
Ekosistem padang rumput mempunyai komponen penyusun yang relatif tinggi alasannya ialah tingginya komponen biotik yang mendiami wilayah tersebut serta komponen abiotik yang mendukung. Komponen biotik berupa produsen bisa untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan komponen konsumen serta siklus ekosistemnya. Keeksistensi komponen produsen sebagai autotrof yang variatif dan kaya bisa menyediakan sumber masakan yang cukup untuk para komponen konsumen.
Di dalam ekosistem padang rumput terjadi rantai masakan dan anutan energi yang keduanya merupakan hasil dari adanya keterkaitan fungsi ekosistem padang rumput. Rantai masakan sendiri merupakan pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan yaitu dengan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Melalui gambar diatas, menandakan bagaimana tugas antara produsen, konsumen, dan juga pengurai saling besar lengan berkuasa antara satu dengan yang lainnya.
Ekosistem padang rumput ialah belahan dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai insan ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik pemakan rumput maupun binatang pemangsa ibarat singa. Perlu dijaga kestimbangan alam yang ada semoga alam tetap sanggup asri dan eksis hingga nanti. Memanfaatkan organisme atau makhluk yang ada dalam ekosistem pada rumput juga diperbolehkan asalakan dengan catatan bahwa hanya dimanfaatkan sewajarnya saja dan tidak mengarah pada terjadinya kerusakan. Hal ini hanya akan menjadikan putusnya rantai makanan, dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang niscaya merugikan insan secara perlahan.
Awal pembentukan ekosistem padang rumput ialah dari kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman/rumput. Rumput yang melimpah ini balasannya menarik hewan-hewan pemakan rumput dan kelompok binatang ini pun tinggal di sana. Banyaknya binatang herbivora ini kemudian menarik binatang pemangsa (karnivora) untuk ikut tiba dan menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai masakan ini terus berputar sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Di dalam ekosistem padang rumput sendiri terdapat banyak sekali macam komponen yang ada, baik biotik maupun abiotik serta adanya keterkaitan antara fungsi ekosistem yang muncul diantara dimensi ruang dan waktu dalam suatu ekosistem padang rumput tersebut. Adapun komponen yang ada ialah:
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut ialah komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media atau subtrat sebagai tempat berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya komponen abiotik merupakan tempat tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.
Komponen abiotik pada ekosistem padang rumput sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini sanggup berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang mensugesti pendistribusian organisme. Berikut ialah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
- Suhu udara. Suhu udara mensugesti setiap proses yang terjadi pada amakhluk hidup. Sebagai pola ialah penggunaan energi yang dihasilkan oleh badan meregulasi suhu tubuhnya.
- Air. Air mempunyai tugas yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada mati.
- Tanah dan batu. Karakteristik yang ada pada tanah bisa menunjukkan imbas terhadap penyebaran organisme yang ada menurut kandungan yang ada pada tanah dan watu tersebut. Beberapa faktor yang mensugesti tersebut ialah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral yang dikandung oleh tanah.
- Cahaya matahari. Tidak sanggup dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang menunjukkan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu misalnya ialah pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme lainnya yang tidak sanggup digantikan oleh yang lainnya.
- Iklim. Iklim merupakan kondisi cuaca suatu tempat dalam jangka waktu yang lama. Iklim memilih tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik ialah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen abiotik. Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut ialah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput.
a. Organisme autotrof
Organisme autotrof ialah jenis organisme yang bisa menciptakan atau menyintesa masakan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput ialah tumbuhan atau rumput. Rerumputan ini pun hidup menyesuaikan diri dengan kelembaban lingkungan yang mempunyai curah hujan yang tidak teratur.
2. Organisme heterotrof
Organisme kedua heterotrof ialah jenis organisme yang tidak bisa menciptakan masakan sendiri. Karena tidak bisa menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini ialah organisme autotrof yang difungsikan sebagai masakan bagi organisme heterotof.
Hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka ialah binatang yang menjadikan rumput sebagai masakan utama. Misalnya saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Hidup binatang ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka.
Karena keberadaan binatang pemakan rumput tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut ialah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi sasaran mangsa mereka.
c. Pengurai
Komponen terakhir ialah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa menciptakan masakan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini ialah menguraikan materi organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: binatang mati, daun, batang pohon, dan lain-lain).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini ialah jamur dan bakteri. Sisa-sisa makanan, bangka binatang, dan sisa materi organik lainnya akan menjadi masakan bagi organisme dekomposer. Setelah diurai oleh organisme dekomposer, sisa materi organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah. Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya, sehingga tumbuhan sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer, dan hingga pada balasannya konsumen final mati dan diuraikan oleh dekomposer.
Ekosistem padang rumput mempunyai komponen penyusun yang relatif tinggi alasannya ialah tingginya komponen biotik yang mendiami wilayah tersebut serta komponen abiotik yang mendukung. Komponen biotik berupa produsen bisa untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan komponen konsumen serta siklus ekosistemnya. Keeksistensi komponen produsen sebagai autotrof yang variatif dan kaya bisa menyediakan sumber masakan yang cukup untuk para komponen konsumen.
Di dalam ekosistem padang rumput terjadi rantai masakan dan anutan energi yang keduanya merupakan hasil dari adanya keterkaitan fungsi ekosistem padang rumput. Rantai masakan sendiri merupakan pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan yaitu dengan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Melalui gambar diatas, menandakan bagaimana tugas antara produsen, konsumen, dan juga pengurai saling besar lengan berkuasa antara satu dengan yang lainnya.
Ekosistem padang rumput ialah belahan dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai insan ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik pemakan rumput maupun binatang pemangsa ibarat singa. Perlu dijaga kestimbangan alam yang ada semoga alam tetap sanggup asri dan eksis hingga nanti. Memanfaatkan organisme atau makhluk yang ada dalam ekosistem pada rumput juga diperbolehkan asalakan dengan catatan bahwa hanya dimanfaatkan sewajarnya saja dan tidak mengarah pada terjadinya kerusakan. Hal ini hanya akan menjadikan putusnya rantai makanan, dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang niscaya merugikan insan secara perlahan.