Menemukan Abjad Tokoh Novel
Saturday, August 15, 2020
Edit
Novel sebagai rekaman insiden kehidupan di masyarakat, menceritakan insan dengan segala sepak terjangnya. Novel hadir dengan tokoh-tokoh dan karakternya. Beragam huruf tokoh novel ialah citra huruf insan dalam kehidupan faktual lantaran novel lahir dari pengalaman batin pengarang yang menyaksikan pergumulan hidup manusia. Dalam sebuah dongeng baik novel maupun cerpen, terdapat minimal dua jenis tokoh dilihat dari kiprahnya dalam cerita. Kedua tokoh tersebut ialah tokoh utama dan tokoh pendamping.
Pelukisan huruf tokoh dalam sebuah dongeng rekaan dilakukan pengarang melalui teknik pribadi dan teknik tidak langsung. Pada teknik pribadi pengarang secara pribadi dan tersurat dalam novel memberikan perwatakan pelaku. Sedangkan pada teknik tidak pribadi pengarang melukiskan perwatakan tokoh melalui beberapa pelukisan fisik, reaksi tokoh lain, reaksi tokoh terhadap masalah, dan lain-lain.
Penokohan dalam novel dikelompokkan menjadi tiga jenis tokoh sebagai berikut.
- Tokoh protagonis merupakan okoh utama yang diidolakan, tokoh jagoan pembela kebenaran, berkarakter baik.
- Tokoh antagonis merupakan tokoh utama yang dibenci, tokoh lawan dari protagonis, berkarakter jahat.
- Sedangkan tokoh tritagonis tokoh pembantu, bersifat netral, tokoh penengah.
Memang sebuah dongeng tidak akan terlepas dari tokoh-tokoh yang diceritakan. Seorang tokoh juga tidak terlepas dari perwatakan atau huruf mereka. Karakter tokoh dalam sebuah dongeng menjadi salah satu pemicu konflik atau permasalahan. Untuk membuat sebuah dongeng yang menarik, penentuan tokoh dan perwatakan merupakan hal yang penting.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kalian mendengarkan pembacaan kutipan novel di antaranya konsentrasi yang cukup. Hal ini diharapkan lantaran sifat pembacaan novel hanya sekali ucap. Jika konsentrasi tidak dilakukan dengan baik, akan kehilangan data-data yang diharapkan terkait dengan isi novel tersebut. Untuk itulah, kesabaran dalam hal mendengarkan sesuatu juga sangat mutlak diperlukan. Pada dikala pembacaan kutipan novel sedang berlangsung, buatlah catatan-catatan kecil. Catatan-catatan kecil itu akan membantu mendeskripsikan sifat-sifat tokoh yang terdapat dalam novel serta membantu menyimpulkan isi novel tersebut.
Setelah mendengarkan pembacaan kutipan novel, kita sanggup menyebutkan tokoh, memilih sifat-sifat tokoh, menyimpulkan isi novel, dan menuliskan perincian hal-hal tersebut, sebagaimana berikut ini.
1. Novel Salah Asuhan
Tokoh-tokoh dalam novel “Salah Asuhan” ialah Hanafi, ibu, dan dokter. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
Kesimpulan isi novel
Isi novel berkisah perihal kehidupan seseorang yang menderita jawaban cinta. Semestinya dengan kekuatan cinta, ia sanggup menikmati hidup dan berbahagia. Sementara itu, pihak orang bau tanah terus berharap semoga anaknya sanggup menikah dengan perempuan pilihannya. Namun, Hanafi tetap bersikukuh bahwa istrinya ialah Corrie. Hanafi rela mengakhiri hidupnya demi memegang teguh cintanya.
2. Novel Azab dan Sengsara
Tokoh-tokoh dalam novel “Azab dan Sengsara” ialah Mariamin, Aminudin, Sutan Baringin, Nuria, Baginda, dan dokter. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
Kesimpulan Isi Novel
Isi novel berkisah perihal memperlihatkan etika dan kebiasaan yang kurang baik dan tepat di tengah-tengah masyarakat Batak. Sebagai anak yang berbakti, kita hendaknya menuruti kemauan orang bau tanah kita selama kemauan itu ialah wajar. Aturan-aturan dalam etika yang sudah tidak sesuai dengan etika yang dimiliki oleh masyarakat kini ini, baiknya dihilangkan daripada memberi kesulitan bagi seseorang. Seperti halnya dalam perjodohan.
3. Novel Siti Nurbaya
Tokoh-tokoh dalam novel " Siti Nurbaya" antara lain Siti Nurbaya, Samsulbahri, Datuk Maringgih, Baginda Sulaiman, dan Sultan Mahmud. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
Kesimpulan Isi Novel
Sitti Nurbaya menceritakan cinta sampaumur antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsul dipaksa pergi ke Batavia. Belum usang kemudian, Nurbaya memperlihatkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dib*nuh oleh Meringgih. Pada selesai dongeng Samsul, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, memb*nuh Meringgih dalam suatu revolusi kemudian meninggal jawaban lukanya.
4. Novel Sengsara Membawa Nikmat
Tokoh-tokoh dalam novel " Sengsara Membawa Nikmat" antara lain Midun, Kacak, Halimah, Pak Midun, dan Haji Abbas. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
Kesimpulan Isi Novel
Novel ini berkisah perihal usaha seorang perjaka dalam menghadapi segala cobaan sampai menuju sebuah kenikmatan hidup. Midun bergelut dengan nasib dan mencari pekerjaan. Perjalanan Midun di tanah Jawa, tidak pernah lepas dengan cobaan hidup yang tak usai. Awalnya kesialan menimpa Midun, namun berkat kesabaran dan kebaikannya, Midun berhasil memperoleh pekerjaan yang besar dan menikah dengan Halimah. Akhir cerita, Midun pulang ke Minangkabau bersama anak dan istrinya. Midun kembali berkumpul bersama orang bau tanah dan saudara-saudaranya di kampung. Midun hidup senang bersama keluarganya.
Setelah mendengarkan pembacaan kutipan novel, kita sanggup menyebutkan tokoh, memilih sifat-sifat tokoh, menyimpulkan isi novel, dan menuliskan perincian hal-hal tersebut, sebagaimana berikut ini.
1. Novel Salah Asuhan
Tokoh-tokoh dalam novel “Salah Asuhan” ialah Hanafi, ibu, dan dokter. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
- Hanafi ialah sosok yang gampang frustasi lantaran sesuatu yang dicita-citakannya tidak tercapai kemudian ia mencari jalan pintas, mengakhiri hidup dengan meminum sublimate (racun pembunuh kuman).
- Ibu ialah sosok yang menginginkan kehidupan anaknya bahagia, meskipun terkadang apa yang dilakukan oleh ibu belum tentu sanggup diterima anaknya.
- Dokter ialah sosok yang mau berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidup dan kehidupan orang lain, meskipun ia tahu bahwa kesempatannya kecil, tapi ia tidak berputus asa. Kutipannya ialah berikut “Mari kuikhtiarkan buat menolong jiwa Tuan. Kewajiban Tuan, kewajiban saya sendiri akan melaksanakan segala ikhtiar, supaya Tuan sembuh kembali.”
Kesimpulan isi novel
Isi novel berkisah perihal kehidupan seseorang yang menderita jawaban cinta. Semestinya dengan kekuatan cinta, ia sanggup menikmati hidup dan berbahagia. Sementara itu, pihak orang bau tanah terus berharap semoga anaknya sanggup menikah dengan perempuan pilihannya. Namun, Hanafi tetap bersikukuh bahwa istrinya ialah Corrie. Hanafi rela mengakhiri hidupnya demi memegang teguh cintanya.
2. Novel Azab dan Sengsara
Tokoh-tokoh dalam novel “Azab dan Sengsara” ialah Mariamin, Aminudin, Sutan Baringin, Nuria, Baginda, dan dokter. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
- Mariamin ialah seorang gadis yang cantik, lemah lembut, berbakti kepada orang bau tanah dan baik hati. Karakter baik hati dan berbakti kepada orang bau tanah sanggup dilihat dari cuilan percakapan, “Makanlah Mak dahulu, nasi sudah masak,” kata Mariamin seraya mengatur masakan dan sajur jang dibawanja sendiri dari gunung untuk ibunja yang sakit itu.
- Aminudin ialah seorang anak yang berbudi pekerti luhur sopan santun, suka menolong, berbakti dan sangat pintar. Berbudi pekerti luhur, jiwa penolng Aminudin sanggup dilihat dari cuilan obrolan : “Ia menolong mencangkul sawah Mak Mariamin.. Udin memiliki kasihan, itulah sebabnya ia menolong mamaknya.” Mendengar itu, suaminya tinggal diam; Ia tiada murka mendengar umpatan itu.
- Sutan Baringin ialah seorang yang suka membuat problem dan takabur dengan hartanya. Watak tidak baiknya itu sanggup dilihat dari penarasian penulis sebagaimana berikut ini ; Sutan Baringin terbilang hartawan lagi darah biru seantero penduduk sipirok. Akan tetapi lantaran ia sangat suka berperkara, maka harta yang banyak itu habis, sawah dan kerbau terjual, akan epilog ongkos-ongkos perkara, akhir-akhir jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam masalah itu tiada seberapa bila dibandingkan dengan kerugian-kerugiannya.
- Nuria atau ibu Mariamin ialah seorang penyayang dan baik hati. Wujud kasih sayang itu sebagaimana sanggup dilihat dari cuilan obrolan berikut ini ; “Anakku sudah makan?” bertanya si ibu seraya menarik tangan budak itu, kemudian dipeluknya dan diciumnya berulang-ulang.
- Baginda Diatas atau ayah Aminuddin ialah seorang kepala kampung atau darah biru yang kaya raya dan disegani serta dihormati. Hal itu dibuktikan dengan cuilan narasi pribadi dari penulis sebagai berikut ; “Dia (Aminudin) ialah anak kepala kampung A. Ayah Aminu’ddin seorang kepala kampung yang populer di seantero Sipirok. Harta bendanya sangat banyak”.
- Ibu Aminuddin memiliki sifat yang sama menyerupai suaminya Baginda Diatas, ia juga penyayang.
Kesimpulan Isi Novel
Isi novel berkisah perihal memperlihatkan etika dan kebiasaan yang kurang baik dan tepat di tengah-tengah masyarakat Batak. Sebagai anak yang berbakti, kita hendaknya menuruti kemauan orang bau tanah kita selama kemauan itu ialah wajar. Aturan-aturan dalam etika yang sudah tidak sesuai dengan etika yang dimiliki oleh masyarakat kini ini, baiknya dihilangkan daripada memberi kesulitan bagi seseorang. Seperti halnya dalam perjodohan.
3. Novel Siti Nurbaya
Tokoh-tokoh dalam novel " Siti Nurbaya" antara lain Siti Nurbaya, Samsulbahri, Datuk Maringgih, Baginda Sulaiman, dan Sultan Mahmud. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
Related:
- Samsul Bahri sebagai pelaku utama (Tokoh Protagonis): anak Sultan Mahmud Syah (penghulu di Padang), wataknya: Orangnya pandai, tingkah lakuya sopan dan santun, halus budibahasanya, sanggup dipercaya, gigih, penyayang, dan setiakawan.
- Siti Nurbaya sebagai pelaku utama (Tokoh Protagonis): anak Bginda Sulaeman (saudagar kaya di Padang), wataknya: Lemah lembut, penyayang, tutur bahasanya halus, sopan dan santun, baik hati, setia kawan, patuh terhadap orang tua.
- Datuk Maringgih sebagai pelaku utama (Tokoh Antagonis), pria yang berwatak kikir, picik, penghasud, kejam, sombong, bengis, mata keranjang, penipu, dan selalu memaksakan kehendaknya sendiri.
- Sultan Mahmud Syah sebagai pelaku perhiasan (Toloh Protagonis), Ayahnya Samsul Bahri yang berwatak: Bijaksana, sopan, ramah, adil, penyayang.
- Siti Maryam sebagai pelaku perhiasan (Tokoh Protagonis), berwatak: Bijaksana, sopan, ramah, adil, penyayang.
- Baiginda Sulaeman sebagai pelaku perhiasan (Tokoh Protagonis), berwatak: Bijaksana,sopan, ramah, adil, penyayang.
- Zainularifin sebagai pelaku perhiasan (Tokoh Protagonis), temannya Samsul Bahri yang berwatak: Tingkah lakunya sopan dan santun, halus kecerdikan bahasanya, sanggup dipercaya, gigih, penyayang, dan setiakawan.
- Bakhtiar sebagai pelaku perhiasan (Tokoh Protagonis), temannya Samsul Bahri yang berwatak: Tingkahlakunya sopan dan santun, halus budibahasanya, sanggup dipercaya, gigih, penyayang, dan setiakawan.
- Alimah sebagai pelaku perhiasan (Tokoh Protagonis), saudaranya Siti Nurbaya, yang bewatak lemah lembut, santun setiakawan, bijaksana.
Kesimpulan Isi Novel
Sitti Nurbaya menceritakan cinta sampaumur antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta tetapi terpisah ketika Samsul dipaksa pergi ke Batavia. Belum usang kemudian, Nurbaya memperlihatkan diri untuk menikah dengan Datuk Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup bebas dari utang; Nurbaya kemudian dib*nuh oleh Meringgih. Pada selesai dongeng Samsul, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda, memb*nuh Meringgih dalam suatu revolusi kemudian meninggal jawaban lukanya.
4. Novel Sengsara Membawa Nikmat
Tokoh-tokoh dalam novel " Sengsara Membawa Nikmat" antara lain Midun, Kacak, Halimah, Pak Midun, dan Haji Abbas. Sifat-sifat tokoh dalam novel tersebut ialah berikut.
- Midun : Tokoh Protagonis; disukai orang banyak, kecerdikan pekertinya baik, santun, gagah berani, alim, penyayang. Seperti yang tercantum dalam kutipan (Memang Midun seorang muda yang sangat digemari orang di kampungnya. Budi pekertinya amat baik, tertib sopan santun kepada siapa jua pun. Tertawanya manis, sedap didengar; tutur katanya lemah lembut. Ia gagah berani lagi baik hati, penyayang dan pengasih.
- Kacak : Tokoh Antagonis; Tinggi hati, sombong, busuk hati, tidak disukai orang, dan suka berkata kasar kepada orang. Seperti yang tercantum dalam kutipan (…..karena bersesuaian dengan tingkah lakunya. Ia tinggi hati, sombong, dan congkak. Matanya juling, kemerah-merahan warnanya. Alisnya terjorok ke muka, hidungnya panjang dan bungkuk. Hal ini sudah menyatakan, bahwa ia seorang yang busuk hati. Di kampung ia sangat dibenci orang, lantaran sangat angkuhnya.
- Halimah : Cantik, kecerdikan pekertinya baik, sederhana, dan manis dipandang mata. Seperti yang tercantum dalam kutipan (…..”Sungguh manis gadis ini, tidak ada cacat celanya. Hati siapa yang tidak gila, iman yang takkan bergoyang memandang yang seelok ini. Tingkah lakunya pun bersamaan pula dengan rupannya. Kulitnya kuning langsat, perawakannya sederhana".
- Pak Midun : Berbudi pekerti baik, cendekia menyerupai yang tercantum dalam kutipan (…..karena pak Midun seorang yang tahu dan arif, tiadalah ditinggalkannya syarat-syarat hukum berguru, Penyayang kepada anak-anaknya, menyerupai yang tercantu dalam kutipan (….Demikianlah hal pak Midun habis hari berganti pecan, habis pecan berganti bulan. Ia selalu bercintakan Midun, sedikit pun tidak hendak luput dari pikirannya.
- Haji Abbas : kecerdikan pekertinya baik, berilmu, dan seorang ulama besar. Seperti yang tercantum dalam kutipan (….. Haji Abbas ialah seorang ulama besar. Memang menjadi sifat pada haji Abbas, jikalau menuntut sesuatu ilmu berpantang patah di tengah. …….Haji Abbas ialah seorang tua, yang lubuk logika gudang bicara, maritim pikiran tambunan budi, maka ia pun dimalui dan ditakuti orang di kampung.
Kesimpulan Isi Novel
Novel ini berkisah perihal usaha seorang perjaka dalam menghadapi segala cobaan sampai menuju sebuah kenikmatan hidup. Midun bergelut dengan nasib dan mencari pekerjaan. Perjalanan Midun di tanah Jawa, tidak pernah lepas dengan cobaan hidup yang tak usai. Awalnya kesialan menimpa Midun, namun berkat kesabaran dan kebaikannya, Midun berhasil memperoleh pekerjaan yang besar dan menikah dengan Halimah. Akhir cerita, Midun pulang ke Minangkabau bersama anak dan istrinya. Midun kembali berkumpul bersama orang bau tanah dan saudara-saudaranya di kampung. Midun hidup senang bersama keluarganya.