Pengertian Pemeranan Dalam Teater

Istilah pemeranan atau disebut juga dengan seni peran, atau seni akting. Seorang pemeran dalam melaksanakan pemeranannya dikenal dengan sebutan bintang film (pria), aktris (wanita), pemain, tokoh, dan lain sebagainya. Pemeranan merupakan unsur penting dalam seni teater. Pengertian teater (Theatron, Inggris) secara umum sanggup diartikan sebagai “ Gedung Pertunjukan” dan Teater pun sanggup dikatakan semua jenis pertunjukan, baik memakai media pertunjukan eksklusif (seni tari, seni musik, seni drama) maupun tidak eksklusif atau seni rekam: sinematografi, TV Play dan film. Teater dalam pengertian khusus sanggup diartikan sebagai drama.

Pemeranan atau seni tugas dalam seni teater melalui penyajiannya sanggup dibedakan dalam dua jenis, yakni pemeranan di atas panggung pertunjukan bersifat langsung, sesaat dengan gaya dan unsur pemeranannya sanggup dilakukan dengan teknik stilasi (penyederhanaan) dan distorsi (penglebihan). Pemeranan sinematografi atau film bersifat wajar, tidak langsung, diulang melalui media rekam dan proses editing. Seorang pemeran bersifat eksklusif di atas panggung maupun tidak eksklusif melalui media televisi atau film.

dituntut untuk membawakan kiprahnya dengan ekspresif, totalitas badan sesuai dengan tabiat tokoh yang diembannya. Pemeran yang baik harus bisa menjadi perantara pesan susila (cerita) dan estetis (keindahan pemeranan) melalui verbal totalitas tubuhnya, dengan segenap cipta, rasa, dan karsanya.

Dalam pemeranan tidak semua aktor, pemeran, tokoh tidak atau kurang berhasil dalam membawakan pemeranannya. Hal ini terkait dengan beberapa unsur seni tugas yang menjadi persyaratan dalam pemeranan, antara lain :

  • Cerita atau naskah yang dibawakannya harus mengandung konflik atau kontradiksi antar tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnnya. Dapat pula pertentang tokoh dongeng dengan lingkungan, dengan dirinya sendiri (keyakinannya).
  • Adanya kerjasama dan kerja bersama yang baik antar pemain dan sutradara dalam membangun irama permainan seni peran, dengan beberapa unsur artistik pentas yang hadir melingkupi tokoh dalam suatu adegan, babak atau disebut dengan kepekaan ruang dalam membangun atmosfir pertunjukan.
  • Menghindari terjadinya kesalahan pemilihan tokoh atau miss casting dalam pemeranan,
    Istilah pemeranan atau disebut juga dengan seni tugas Pengertian Pemeranan Dalam Teater
    sehingga terjadi over acting (akting yang berlebihan) atau under acting (akting di bawah standar, kurang ekspresif dari tuntutan tugas yang dibawakan).
  • Adanya keberanian untuk mencoba dan gagal (trial and error). Pada dasarnya suatu keberhasilan, kau harus meyakini dari kegagalan. 
  • Memiliki wawasan dan suka bergaul, alasannya yakni itu disyaratkan untuk gemar membaca, menonton pertunjukan dan harus peka terhadap kejadian sekitar dan isu-isu yang faktual untuk melatih ingatan dan emosi pemeran sekaligus sebagai materi apa yang akan dibicarakan secara tematik.
  • Harus percaya diri, mempunyai kesadaran potensi atas kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Tidak sedikit orang di sekitar kita memiliki; kecantikan, ketampanan, jelek, pendek, jangkung atau postur badan tidak ideal, tidak menarik dan menjadi sentra perhatian orang lain. Tetapi dengan ketampanan, kecantikan di atas rata-rata atau di bawah rata-rata dan ditunjang dengan kemampuan lebih dari dirinya menjadi luar biasa dalam bidang pemeranan.

Pemeranan dalam Teater Tradisional dan Non Tradisidional
Jenis dan bentuk teater yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat pedesaan dan perkotaan di Indonesia, pengungkapannya sanggup dibedakan menjadi teater tradisional (teater rakyat dan teater klasik) dan non tradisional (teater modern dan sinematografi/film). Berdasarkan jenis dan bentuk teater tersebut sangat mensugesti ciri atau identitas pembentuk seninya, termasuk di dalam hal pemeranan. Terkait dengan pemeranan yang dibawakan para aktor, aktris atau pemeran, pemain dalam teater tradisional dan non tradisional perbedaannya yakni sebagai berikut :

Teater TradisionalTeater Non Tradisional/ModernSinematografi/film
  • Tidak ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk bedrip atau garis besar cerita,
  • Ada naskah baku atau naskah tertulis dalam bentuk naskah teater panggung
  • Ada naskah bakuatau naskah tertulis dalam bentuk skenario.
  • Pemeranannya bersifat impulsif tanpa latihan alasannya yakni bersifat tipe casting atau penokohan yang sudah terbina secara lama, alami dan multi bakat atau multi tugas bisa: menari, menyanyi, melawak dan bermain seni drama.
  • Pemeranannya direncanakan dengan matang dan dilakukan melalui proses latihan. Biasanya terbatas pada satuperan dengan tabiat penokohan tertentu.
  • Pertunjukan direncanakan dengan matang dan atau tidak dilakukan melalui proses latihan dan sanggup diulang sesuai kebutuhan pemeranan yang diharapkan.
  • Pertunjukan lebih mengutamakan isi seni (nilai pesan) dari pada bentuk seni (estetis).
  • Pertunjukan lebih beragaman tergantung style senimannya; apakah mengutamakan isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya.
  • Pertunjukan lebih beragaman tergantung style senimannya; mengutamakan isi seni, atau mengutamakan bentuk seni atau menghadirkan keduanya sesuai dengan tuntutan naskah skenario.
  • Peralatan pentasnya lebih sederhana.
  • Peralatan pentasnya lebih modern dan lengkap dengan beberapa unsur artistik penunjangnya.
  • Peralatan pentasnya lebih natural, alami dan masuk akal sesuai dengan kebutuhan pengambilan gambarnya.
  • Peristiwa pertunjukan dibangun penuh keakraban dan tanpa jarak dengan penontonnya.
  • Peristiwa pertunjukan sanggup dilakukan dengan kecenderungan adanya jarak estetis dan atau lebur menjadi satu(tanpa jarak) dengan penontonnya.
  • Peristiwa pertunjukan dilakukan secara tidak langsung, dengan kecenderungan adanya jarak estetis dibatasi dengan prime kamera atau media televisi dengan penontonnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel